HATI YANG KAU SAKITI

  Selama masa persidangan Suasana menjadi sedikit riuh, beberapa anak magang di fakultas hukum melihat proses perceraian yang akan ditentukan oleh hakim.

 Mereka juga beberapa kali menyindir Surti secara terang terangan, padahal mereka tak mengenal Surti dan juga Sofia, tapi mereka tau bahwa perceraian terjadi pasti adanya pelakor.

  "Muka Tante nya kayak bete gitu ya?"

  "Bener, lucu banget lagi, ga tau malu pelakor jaman sekarang!"

 Sedangkan Sofia menahan tawa mendengar ucapan pedas dari mahasiswa dan mahasiswi itu yang tengah bergosip.

 Pengacara Dimas meminta hak asuh anak nya jatuh kepada nya, hal itu membuat Sofia terkekeh miris, kenapa dia bisa suka dengan laki laki bejat ini, apalagi dia merasa kasihan, dengan Fuji yang terlahir sebagai anak kandung Dimas, dia merasa sedih kalau mengingat tentang putri nya.

 "Hak asuh anak?" apakah tuan Dimas sehat sekarang?" tanya pengacara Sofia sambil terkekeh kecil.

 "Jangan main-main pak," kenapa anda malah tertawa, apa anda sedang menertawakan hal yang lucu, dan menganggap Persidangan ini hanya lelucon?" ucap pengacara Dimas dengan wajah kesal nya.

 Sedangkan Dimas merasa menang saat ini, pasti kalau menyangkut soal anak Sofia, tak akan tega, dia pasti akan kembali bersama nya lagi.

  "Pak, apakah saya boleh berbicara?" tanya Dimas yang mengangkat tangan nya untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan kepada Sofia.

  Susana menjadi sangat tegang saat ini, apalagi banyak pihak yang mendukung Sofia, karena wanita yang diselingkuhi tak pantas bersama dengan bajingan seperti Dimas, orang orang yang menjadi saksi di ruangan itu banyak yang simpati.

  "Silahkan!" ucap hakim yang memutuskan.

  "Sebenarnya saya," masih mencintai istri saya Pak," saya ingin kembali bersatu lagi, apalagi anak saya akan kehilangan sosok ayah nanti nya, jadi izinkan saya yang akan mengambil hak asuh anak saya!"

  Sofia yang mendengar ucapan suami nya, merasa malu, dan marah sekaligus, si brengsek ini semakin tak ingin berpisah pada nya, padahal dia ga tau kalau anak nya sudah meninggal dunia.

  "Silahkan nyonya Sofia," apakah anda ingin berbicara juga?" tanya Hakim yang ingin mendengar kan kedua bela pihak

 "Terima kasih atas kesempatan untuk berbicara ini pak Hakim," saya sebagai seorang ibu," tak akan rela apabila anak nya diurus oleh manusia sampah ini pak!"

 "Hei, jangan sembarangan kamu berbicara seperti itu ya!" ketus Beta.

 "Diam, jangan ada yang ribut, tenang selama proses perceraian, dan hak asuh anak nanti nya akan di tentukan oleh pihak yang lebih mendukung!"

 Beta seketika terdiam menahan kesal nya, dia tak suka dengan ucapan perempuan itu menghina anak nya.

  "Silahkan, lanjutkan Bu Sofia!"

  "Baik pak," terima kasih!"

 "Tidak perlu lama lama pak," hak asuh anak sekarang tak lagi berguna, karena putri ku sudah meninggal!'' teriak Sofia begitu keras.

 "Deg!"

 Para saksi yang tadi nya ribut kini hening seketika, mereka merasakan pasti menjadi Sofia akan terasa sangat sakit.

  "Meninggal?" ucap Dimas dengan tergagap.

  "Iya, Fuji ku sudah meninggal, dan itu karena kau brengsek!"

  "Tidak, jangan bercanda Sofia!" putri kita masih hidup kan!"

  "Nak, sudah ya, biar pengacara kita aja yang jelasin!" ucap Tina dengan mengusap bahu anak nya yang sudah Meneteskan air mata nya, dia hanya bisa memberikan support kepada anak nya itu

  "Gpp Bu, aku yang akan menjelaskan nya, anggap saja hari terakhir ku berbicara, dengan orang seperti Dimas!"

  "Fuji," ku telah tiada pak hakim, anak ku meninggal 1 Minggu yang lalu, hidup ku hancur saat dokter mengatakan bahwa putri ku sudah tiada, kalian sebagai wanita pasti tau, apa yang membuat seorang ibu bertahan, dengan pernikahan yang selalu di stir oleh mertua sendiri, kalian pasti tau kan, bagiamana salah nya aku menjadi menantu, padahal saat kedatangan nya kerumah, aku selalu baik kepada nya, tapi sejak beberapa tahun tinggal dengan ku dan mantan suami ku ini, dia seolah berkuasa, hidup ku," dan hidup anak ku," menjadi tak nyaman di rumah kami sendiri!"

 "Tidak, dia bohong, pak hakim!" ucap Beta yang tak terima dengan ucapan mantan menantu nya.

 "Bohong?" untuk apa aku berbohong bu Beta," apa kau tak ingat, saat aku memohon untuk biaya pengobatan putri ku yang sedang di operasi, kau bilang tak ingin membantu ku kan, padahal cucu mu, yang sedang berjuang hidup dan mati saat itu, apa kau tak merasa iba kepada ku dan putri ku!" bahkan binatang saja tau rasa sayang nya terhadap anak kandung nya, dan Fuji bukan orang lain bagi mu!"

 Meraka semua terdiam saat Sofia menangis tersedu seduh menceritakan kehidupan pahit nya saat tinggal bersama suami nya, bahkan beberapa orang meneteskan air mata nya, mereka begitu simpati dengan Sofia saat ini.

 Sedangkan Romlah dan juga Surti merasa kesal, apalagi dari tadi Sofia memojokkan kesalahan besan nya itu.

  "Hei sialan!" apa yang kau katakan ha!" teriak Beta yang protes.

 "Diam terlebih dahulu!" atau persidangan ini ditunda!" ancam hakim yang melihat tajam ke arah Beta.

Sedangkan Beta menatap kesal dengan hakim itu, seolah mendukung mantan menantu nya.

Dimas yang dari tadi tak bisa menahan tangis nya, dia begitu terpukul mendengar berita anak nya, ini memang salah nya, dia begitu menyayangi Fuji, tapi rasa sayang itu terlambat, karena anak nya sekarang sudah tiada.