Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.
Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.
"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."
Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.
Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.
Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~32
Sudah beberapa hari ini Demian sama sekali tak datang menjenguk Ricko dan setelah hampir satu bulan menjalani perawatan Ricko sudah boleh kembali ke rumahnya.
Ricko terlihat sudah sangat sehat berkat perawatan maksimal dari dokter suruhan Demian.
"Buk, apa Ayah hari ini tidak datang ?" Ricko duduk di sofa sembari menunggu ibunya berkemas-kemas.
Mendengar ucapan sang putra, Ariana nampak menghela napasnya berat. Hampir satu minggu ini, Demian sama sekali tak datang.
Apa laki-laki itu baik-baik saja, andai ia punya ponsel pasti akan menghubunginya. Namun lagi-lagi ia mengenyahkan pikirannya tersebut, karena bagaimana pun juga Demian sudah berkeluarga dan ia tak boleh berharap lebih.
"Mungkin ayahmu sedang sibuk, sayang. Nanti pasti akan datang menjenguk kamu kok." bujuk Ariana.
"Hmm." Ricko hanya berdehem pelan.
Beberapa saat kemudian, Widya beserta Herman masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Sayang, akhirnya kita pulang." Widya terlihat gemas melihat Ricko.
"Loh mas Herman ikut juga ?" Ariana nampak heran melihat Herman padahal masih jam kantor.
"Kebetulan boss masih di luar negeri, jadi berani ijin. Ayo sini biar aku yang bawa barang-barangnya." sahut Herman.
"Luar negeri ?" gumam Ariana tapi masih terdengar oleh Herman.
"Biasa, boss itu sering banget liburan keluar negeri." timpal Herman.
Mendengar ucapan Herman, Ricko dan Ariana nampak saling memandang. Ya mereka sepakat untuk tidak memberitahukan dulu pada Widya dan Herman tentang Demian.
"Apa kamu ada perlu dengan pak Demian ?" imbuh Herman.
"Eh tidak, hanya ingin mengucapkan terima kasih saja karena sudah membantu perawatan Ricko." sahut Ariana.
"Pak Demian itu orangnya sangat dermawan, beliau banyak membantu setiap karyawannya yang kesusahan. Apalagi Ricko adalah teman dari putrinya." ujar Herman mengingat kebaikan Demian.
Sedangkan Ricko nampak bersedih, ternyata ayahnya itu tidak datang beberapa hari ini karena sedang liburan. Padahal dia sangat merindukannya dan mau mengatakan kalau dia sudah memaafkan ayahnya itu.
"Ayo, sayang kita pulang." ajak Ariana pada Ricko.
"Iya." Ricko nampak mengulas senyumnya meski terpaksa dan Ariana menyadari akan hal itu.
Semoga saja putranya tersebut akan terbiasa dengan keadaan ayahnya, bahwa laki-laki itu tidak hanya milik sang putra tapi juga ada orang lain yang perlu perhatiannya.
Sesampainya di lobby rumah sakit, Ariana yang berjalan sembari melamun nampak menabrak seseorang.
"Ah maaf, saya tidak sengaja." ucapnya.
"Tidak apa-apa, mungkin saya yang terlalu terburu-buru." sahut laki-laki tersebut.
"Eh, bukannya kamu temannya kak Demian ya ?" imbuh laki-laki itu seraya menatap Ariana lekat.
"Siapa ya ?" Ariana sepertinya masih belum mengingat siapa laki-laki tampan berparas bule di hadapannya tersebut.
"Aku Edgar, teman kak Demian. Beberapa tahun yang lalu bukannya kita pernah bertemu di acaranya kakakku." sahut Edgar.
Edgar adalah adik dari Kristal Bryan, istri dari Gilang Adithama.
Ariana nampak mengingat-ingat, kemudian ia langsung tersenyum kecut. Ia ingat waktu itu Ariana yang di ajak Demian ke acara tujuh bulanan sahabatnya ternyata setelah sampai di sana laki-laki itu justru meninggalkannya dan justru asyik bercumbuh mesra dengan Monica.
"Oh ya waktu itu ya." ucap Ariana.
"Nama kamu kalau tidak salah Ariana kan ?" Edgar nampak tersenyum ramah dan itu membuat Ariana sedikit kagum dengan ketampanan laki-laki blesteran tersebut.
Sepertinya daya ingat Edgar sangat bagus pikir Ariana, padahal dirinya saja sudah lupa.
"Kamu ngapain di sini ?" tanya Edgar kemudian.
"Anakku baru saja di rawat karena kecelakaan." Ariana nampak merengkuh putranya tersebut.
Sedangkan Widya dan Herman sudah pulang terlebih dahulu membawakan barang-barang mereka.
"Dia anak kamu ?" Edgar nampak terkejut.
"Iya, kenalkan namanya Ricko. Ayo sapa Om nya nak." ujar Ariana.
Dengan takzim Ricko langsung mencium tangan Edgar.
"Dia...." Edgar menjeda perkataannya sembari menatap Ricko lekat.
Meski wajah Ricko sangat mirip dengan Ariana, tapi mata Ricko mirip sekali dengan Demian dan wajah anak itu juga sekilas mirip Demian.
"Jadi kamu sudah menikah ?" tanya Edgar penasaran.
Ariana yang mengerti kecurigaan Edgar, nampak menggelengkan kepalanya. Percuma juga ia berbohong cepat atau lambat laki-laki itu pasti akan tahu.
Apalagi Demian dan keluarga laki-laki itu sangat akrab, terutama dengan Gilang kakak ipar Edgar.
"Jadi dia...." lagi-lagi Edgar menjeda perkataannya, ia takut salah bicara namun ketika melihat Ariana sedikit mengangguk, ia yakin Ricko adalah anak Demian.
"Apa kak Demian tahu ?" tanya Edgar ragu-ragu, karena setahu dia Demian sudah menikah dengan Monica yang juga sahabat kakaknya dulu.
"Iya." sahut Ariana.
"Jadi kalian ?"
"Saat ini kami hanya berteman." sahut Ariana, nampak raut kesedihan di wajahnya dan Edgar bisa menangkap hal itu.
"Baiklah, apa kalian akan pulang ?" tanya Edgar mengalihkan pembicaraan.
"Iya, kami akan mencari angkot di depan."
"Sebaiknya aku akan mengantar kalian." tegas Edgar.
"Tidak usah Ed, tadi katanya kamu terburu-buru kan." tolak Ariana.
"Aku tidak suka penolakan Rin." tegas Edgar seraya menatap lekat Ariana
"Ayo Ricko pulang bersama Om." Edgar langsung saja menggandeng tangan Ricko sebelum Ariana bisa menolaknya lagi.
"Astaga orang kaya memang sukanya memaksa." gerutu Ariana sembari mengikuti langkah Edgar yang sudah berjalan di depan bersama sang putra.
Melihat Edgar yang terlihat akrab dengan Ricko, seketika Ariana langsung mengingat Demian. Sungguh ia sangat merindukan laki-laki itu, meski perasaannya salah tapi ia tidak bisa memungkiri hatinya yang masih sangat mencintai laki-laki itu.
"Kamu tinggal di sini ?" Edgar melihat gang kecil ke arah rumah Ariana.
"Iya, terima kasih ya." sahut Ariana seraya membuka pintu mobil tersebut.
Ariana nampak terkejut ketika melihat Edgar juga ikut keluar dari dalam mobilnya.
"Di mana rumahmu ?" tanya Edgar penasaran.
"Di dalam sana, sebaiknya kamu sampai sini saja. Jalannya sangat sempit dan sedikit.....kumuh." Ariana khawatir Edgar tidak nyaman dengan lingkungan rumahnya yang sangat padat penduduk.
"Tidak apa-apa santai aja." sahut Edgar.
"Sejak kapan kamu tinggal di sini ?" imbuhnya lagi seraya melangkahkan kakinya beriringan dengan Ariana.
"Baru beberapa bulan."
"Lalu sebelumnya ?"
"Sudah beberapa tahun terakhir ini aku tinggal di kampung."
"Oh pantas." sahut Edgar.
"Kenapa ?" Ariana nampak menoleh menatap Edgar.
"Tidak apa-apa." sahut Edgar.
Sebenarnya sejak pertama kali melihat Ariana 8 tahun yang lalu, Edgar sempat tertarik dengan wanita itu. Namun karena harus melanjutkan kuliahnya di luar negeri, ia melupakan Ariana begitu saja.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Edgar sempat mencari Ariana melalui Demian yang saat itu sudah menikah dengan Monica. Namun Ariana seakan menghilang di telan bumi.
"Kamu mau masuk ?" tawar Ariana setelah sampai di depan rumahnya.
"Ini rumahmu ?" Edgar mengedarkan pandangannya melihat rumah kecil Ariana dengan etalase untuk jualan di teras tersebut.
"Iya, lebih tepatnya rumah sewa." sahut Ariana.
"Sepertinya lain kali saja, aku harus kembali ke kantor." sahut Edgar.
"Ricko, Om pulang dulu ya. Kapan-kapan kita jalan-jalan lagi." imbuhnya sembari memandang Ricko.
Ricko yang melihat keramahan Edgar, sepertinya langsung menyukai laki-laki itu.
"Terima kasih, Om." sahutnya.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu ya." Edgar nampak menatap lekat Ariana, kemudian ia segera meninggalkan tempat tersebut.
"Siapa laki-laki tampan itu, Rin ?" tanya Widya yang baru keluar dari rumah Ariana.
"Bukan siapa-siapa, mbak."
"Yang benar? tapi di lihat dari caranya menatapmu dia sepertinya menyukai mu." ledek Widya.
"Apaan sih mbak ini, kayak paranormal saja." gerutu Ariana sembari melangkahkan kakinya masuk.
.
Hai kakak-kakak n adik-adik online kesayangan Othor di manapun berada, bagaimana kabarnya? semoga selalu sehat ya. Mulai hari ini Othor up nya tidak tentu ya jamnya, jadi jangan di tungguin seperti kemarin-kemarin di jam kunti. Tapi Othor usahakan kok buat up setiap hari.