Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12 Rumah Baru
PRANGGG...
Suara itu berasal dari kamar Nara.
"SIAL!!" umpat Nara.
"Kenapa malah Caca yang nikah sama Xanders sih, harusnya yang jadi istri Xanders itu gue bukan dia".
"Apapun caranya gue harus bikin mereka cerai secepatnya" Ujar Nara penuh tekad, tangannya mengepal erat ia tak terima dengan semua ini.
"Astaga Nara apa-apaan kamu hah" Murka Delon ketika melihat keadaan kamar Nara yang berantakan sekali.
Semua barang-barang berserakan bahkan terdapat pecahan kaca dimana-mana.
"Pa suruh Caca cerai sama Xanders sekarang juga" Nara menghampiri Delon.
"Kau sebegitu cintanya dengan Xanders?" Tanya Delon.
"Tiga tahun Pa Nara ngejar-ngejar Xanders, tapi kenapa malah Caca yang nikah sama Xanders. Harusnya Nara yang jadi istrinya bukan Caca" teriak Nara.
"Dia udah rebut Xanders dari Nara pa" lirih Nara, ia menangis tersedu-sedu.
Delon yang melihat itupun mengiba, anaknya benar-benar terlihat kacau sekali sekarang.
"Papa juga salah, kenapa dari awal papa gak bilang sama Nara kalau yang di jodohin sama Caca itu Xanders" kata Nara.
"Sekalipun papa bilang ke kamu mereka tetap akan menikah Nara. Karena syarat yang di ajukan Xanders adalah Caca harus menikah dengan dia, baru dia akan menyuntikkan dana nya ke Perusahaan Papa, kamu tau kan kemarin perusahaan papa benar-benar sudah diambang kehancuran".
"Sekarang perusahaan papa sudah berangsur membaik karena Xanders sudah menyuntikkan dananya. Kamu tenang saja setelah ini papa akan bantu kamu untuk mendapatkan Xanders kembali" sambung Delon.
"Bila perlu kita singkirkan anak sialan itu" Ujar Delon menyeringai.
"Papa serius?" tanya Nara berbinar.
"Of course sayang, demi putri papa tercinta apapun akan papa lakukan".
"Aaa thank you pa, papa emang paling the best".
"Lo liat aja Caca, kebahagiaan Lo ini gak akan bertahan lama" ujar Nara dalam hati.
Sedangkan di Mansion Smith Pengantin baru itu tengah bersiap pergi ke Rumah baru mereka.
"Yuk kita berangkat sekarang" ajak Xanders.
Tak lupa ia genggam tangan mungil Istrinya.
Caca menatap tangan mereka yang saling bertaut. Dia tersenyum, Xanders adalah orang yang selalu menjaganya dan menghargai kehadirannya.
Sesampainya dilantai bawah, mereka menghampiri Alex yang tampaknya tengah membaca koran.
"Loh kalian jadi pindah hari ini?" Tanya Alex.
"Jadi Dad" jawab Xanders.
Dari arah dapur terlihat Rere berjalan tergesa-gesa menghampiri mereka, di tangannya memegang sebuah spatula sepertinya ia sedang memasak.
"Loh kalian mau kemana, kok udah bawa-bawa koper?" Tanya Rere.
"Kita mau pulang mom" jawab Xanders.
"Pulang kemana?" Tanya Rere linglung.
"Pulang kerumah baru kita mommy" jawab Xanders dengan sabar.
"Oooo..." Rere manggut-manggut.
Tapi Sedetik kemudian Rere tersadar, matanya melotot dengan sempurna.
"Loh ya gak bisa gitu dong Xanders. Kamu gak liat apa tangan Caca masih sakit kaya gini" omel Rere.
"Mom, aku sama Caca itu cuma mau pulang ke rumah kita bukan main pergi kemana-mana, nanti sampe rumah juga Caca bisa istirahat lagi".
"Sudahlah sayang, biarkan Xanders dan Caca pulang. Nanti kita berkunjung ke rumah baru mereka" Alex memberikan pengertian pada sang istri.
"Gak bisa gitu dong Dad, ini pasti mantu mommy di paksa-paksa sama anak kamu" ujar Rere sewot.
"Anak kamu juga sayang" kata Alex.
Caca yang melihat keributan itu hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Mom Xanders gak maksa Caca kok" ujar Caca.
"Caca sayang mantu mommy yang paling cantikkk.... Kamu gak usah belain suami kamu ini" Rere menunjuk Xanders menggunakan spatula miliknya.
"Caca gak belain Xanders kok mom, emang kita yang udah sepakat mau belajar mandiri" kata Caca.
"Nanti Caca sama Xanders sering-sering main ke sini deh Mom, nanti mommy juga sering-sering main kerumah kita" Caca berusaha bernegosiasi dengan Rere.
"Oke deh, karena Caca yang minta" Ujar Rere pasrah.
Mereka berempat berjalan menuju kedepan mansion, Sean menghampiri Xanders.
"Tuan muda Semuanya sudah selesai" kata Sean.
"Hmm" jawab Xanders.
"Kalian bawa mobil sendiri atau mau diantar supir?" Tanya Rere.
"Bawa mobil sendiri aja mom" kata Xanders.
"Loh ini kok ada mobil pink disini, Ini kalian beliin mommy mobil baru?" Tanya Rere Antusias.
"Bukan mom, itu mobil Caca" Kata Xanders.
"OMG SO CUTE" Rere menatap penuh antusias pada mobil Caca.
"Dad nanti belikan Mommy mobil baru seperti yang punya Caca ya" ujar Rere pada sang suami.
Alex menggelangkan kepalanya melihat tingkah sang istri, istrinya ini akan selalu membeli barang-barang yang menurutnya lucu.
"Iya sayang, asalkan tambah durasi" Alex Menaik-turunkan alisnya menggoda sang istri.
Rere yang paham dengan maksut sang suami pun mengangguk semangat.
"Siap Dad, itu bisa di atur" Rere memberikan dua jempol tangannya.
"Ayo sayang kita berangkat, bisa gila lama-lama disini" ajak Xanders.
"Mommy, Daddy Caca Sama Xanders pamit ya" ujar Caca.
"Hati-hati ya mantu mommy".
"Dad sepertinya kehidupan Xanders yang monokrom ini akan mulai berwarna dengan kehadiran Caca" Ujar Rere terkikik.
"Bagus lah kalau begitu, ayo kita masuk". Ajak Alex.
*
*
Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit akhirnya Mereka sampai di sebuah rumah Mewah bergaya eropa.
Caca berdecak kagum melihat Rumah di hadapannya ini, bahkan rumah ini dua kali lipat lebih besar daripada mansion Anggara.
"Ayo sayang turun" Xanders membukakan pintu untuk istrinya.
"Xanders ini rumah kita?" Tanya Caca.
"Rumah kamu sayang" Ujar Xanders.
"Maksut kamu?" tanya Caca bingung.
"Aku beli rumah ini atas nama Istriku Caca Achantika Queenzy" Ucap Xanders, ia menatap Caca yang berdiri disampingnya.
"Kenapa atas nama aku, kan ini rumah kamu" kata Caca.
"Karena pengen aja beliin rumah buat istri tercinta" Xanders terkekeh yang mana itu terlihat sangat manis.
"Harusnya gak usah kamu atas namain punya aku".
"Gak papa sayang".
Caca benar-benar beruntung memiliki suami Seperti Xanders.
"Selamat Datang Tuan muda dan Nona Muda" sapa mang ujang, seorang petugas kebun di rumah Baru mereka.
"Iya mang, kenalin ini istri saya" kata Xanders.
"Salam kenal Non, saya mang Ujang".
"Iya mang Ujang, nama saya Caca" ujar Caca.
"Ayo sayang kita masuk" ajak Xanders.
Caca mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru rumah. Interior rumah ini benar-benar mewah dan mahal.
"Mau keliling liat rumah dulu atau mau langsung ke kamar"
"Ke kamar dulu deh, gak tau ini badanku kok rasanya lemes banget ya" ujar Caca.
Xanders yang mendengar keluhan Caca pun dengan sigap menggendong Caca.
"Xanders turunin gak, kenapa asal gendong aja sih" omel Caca.
Bersambung.....
udah kepo banget nih sama ceritanya
Nanti author kasi link
lanjut Thor jangann kasih kendor
dari kemarin ada niatan mau bikin tapi masih maju mundur😓😓
lanjutt lgi thorr
fiks orang-orang harus baca sih gila banget nih author nya bikin cerita sebagus itu