Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~
"Jadi apa yang ingin Mommy sampaikan?" tanya Jonathan. Saat ini, ia dan Mommy-nya tengah duduk santai di sofa.
"Nenekmu meminta agar kau segera menikah, karena kalau tidak, maka ia tidak akan segan memberikan perusahaan yang ada di New York pada Jordan. Karena kau 'pun tahu kalau Jordan akan segera melangsungkan lamaran pekan depan." jelas Nyonya Alice.
"Aku mengerti, Mom." angguk Jo paham.
"Jangan hanya mengerti-mengerti saja. Kau harus menikah sebelum pernikahan Jordan, karena kalau tidak maka hak waris milik Daddy-mu akan Nenekmu alihkan pada Jordan."
"Mommy tenang saja, aku akan mengajak Sherin menikah secepatnya. Kebetulan aku memang sudah memikirkan rencana untuk menikahi Sherin tepat di hari ulang tahunnya nanti."
"Baguslah kalau memang begitu. Mommy ikut senang mendengarnya. Kau segera bicarakan ini pada Sherin, Mommy ingin segera menimang cucu dari kalian secepatnya."
"Kami baru akan menikah, Mom. Kenapa Mommy sudah berpikir sejauh itu."
Bug! Mommy Alice memukul pelan bahu putranya. "Kau lihat dirimu ini, kau ini sudah tua, hampir kepala tiga, tetapi masih belum memiliki istri. Tentu saja Mommy sangat exited saat mendengar kau sudah merencanakan untuk menikah. Sudahlah, intinya Mommy sangat menunggu kabar baik darimu, kalau begitu Mommy istirahat dulu, bye Sayang." Mommy Alice berlalu menuju kamarnya.
"Menikah?" Jonathan terkekeh kecil. "Tuhan memang benar-benar mengerti situasi yang tepat. Aku sudah terlanjur deg-degan untuk menyampaikan niatku untuk menikahi Sherin, tapi ternyata Mommy justru memang menginginkanku untuk menikah secepatnya. Thanks God, kau memang tahu segalanya."
...•••***•••...
Mommy Alice sudah terlihat tampil mempesona dalam balutan baju mewah nan elegan miliknya. Jangan lupakan perhiasan mahal yang ia kenakan membuat tampilannya semakin terlihat wah. Mommy Alice mengetuk pintu kamar putranya, tetapi tidak ada sahutan sama sekali dari dalam sana.
"Nyonya besar, ada yang bisa saya bantu?" tanya Paulus.
"Paul, kebetulan sekali kau datang. Tolong bangunkan Jo sekarang, kita akan ibadah pagi."
"Baik, Nyonya."
Paulus membuka paksa pintu kamar tuannya, lalu membuka gorden dan jendela dengan lebar, hingga membuat angin pagi masuk ke kamar Jonathan. Bukannya bangun, Jo malah menarik selimut agar menutupi seluruh tubuhnya demi menghalau rasa dingin dari luar. Namun secepat kilat, Paulus menarik selimut tuannya.
"Kau berani padaku, ha?" pekik Jo.
"Tidak, Tuan Muda. Tapi, Nyonya besar sudah menunggu anda untuk melakukan ibadah pagi, pagi ini."
"Ibadah lagi," Jo menghela napas kasar, ia sangat malas untuk beribadah, apalagi di pagi hari seperti ini. Sebab, pagi adalah waktu tidur ternyaman menurutnya.
"Paul, balikkan kasurnya kalau dia tetap tidak mau bangun!" pekik Nyonya Alice dari luar.
"Baik, Nyonya bes—"
"Aku bangun sekarang," Secepat kilat Jo bangkit dari kasurnya. Ia melempar bantalnya ke arah Paulus dengan kesal karena asistennya itu menurut saja dengan ucapan Mommy-nya.
...•••***•••...
Ketika kuhadapi kehidupan ini
Jalan mana yang harus kupilih
Kutahu ku tak mampu
Kutahu ku tak sanggup
Hanya kau tuhan tempat jawabanku...
Nyanyian rohani menemani ibadah pagi Mommy Alice, Jonathan dan Paulus pagi ini. Nyonya Alice dan Paulus ikut bernyanyi penuh penghayatan pada lagu yang dibawakan pagi ini, tetapi tidak dengan Jonathan. Laki-laki yang hampir menyentuh kepala tiga itu hanya ikut bernyanyi sesekali, sebab rasa kantuk menyerangnya tanpa ampun hingga membuatnya sedikit kurang fokus.
Berkali-kali Nyonya Alice menyenggol lengan Jonathan agar Jonathan tetap sadar. Ya, Nyonya Alice melihat bagaimana kantuk menguasai mata putranya itu, oleh sebab itulah Nyonya Alice berusaha sebisa mungkin menjaga kesadaran Jonathan, sebab tidak baik jika tidur saat ibadah.
...****************...
Sebelum lanjut, aku mau minta maaf dulu sama teman-teman Muslim atupun Kristen yang mungkin membaca novel ini. Jujur, aku ngga begitu paham dengn ajaran kristen, dan aku juga ngga betul-betul paham dengan ajaran islam, intinya aku kebanyakan mencari tahu dari internet. Jadi, kalau nanti ada kekeliruan mohon ditegur, dan aku akan berusaha memperbaiki kekeliruan tersebut.
Salam toleransi semuanya.
See next part guys!
double up