Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menanti
"Tante , bagaimana keadaan Nana?" dengan wajah yang khawatir. Mama Lana menjelaskan kepadanya memang lagi sakit, selain perjalanan ke lokasi jauh , Nana juga akhir-akhir ini sangat giat belajar, agar bisa lulus dengan nilai terbaik untuk bisa ikut seleksi beasiswa.
Mendengar penjelasan itu , Belsazar semakin merindukan Nana, tapi dia harus berjuang memulihkan kesehatannya setelah melalui beberapa operasi. Percakapan itupun selesai mama Lana sesekali menarik nafas berat.
"TUHAN, apa yang akan terjadi jika hubungan mereka berdua diteruskan." nada lirih dalam hati mama Lana dan meneteskan airmata. Tak lama kemudian Nana bangun dan tersenyum kepada mamanya. Mamapun mendekati anak gadis yang sangat dia sayang.
"Nana, apakah sudah merasa baikkan?"
"Sudah Ma, ayo kita pulang."
Baiklah, mama akan mengurus proses administrasinya. Nana sendirian di ruang. Diapun menguatkan tekadnya agar secepat mungkin sukses, selain untuk keluarganya juga bisa layak berada disamping Belsazar.
"Bagaimana keadaanmu ?" suara lembut dr. Nathan memecah lamunan Nana.
"Baik Ka." jawab Nana tapi masih lemah. Nathan duduk disamping tempat tidur Nana, seperti yang lalu juga, dia menatap Nana dengan seksama seakan melepas kerinduannya kepada Tabitha. Gadis yang pergi meninggalkan Nathan tanpa pesan apapun, menghilang bagaikan angin.
Dalam keheningan tatapan Nathan, membuat perasaan Nana tidak nyaman. Nanapun bingung harus melakukan apa untuk merubah suasana saat ini. Tiba-tiba terdengar suara kembung dari perut Nana yang membuat Nathan tertawa kemudian mengambil makanan untuk dia makan.
"Apakah aku bisa menyuapimu?" dengan tatapan kasih sayang. Nanapun mengangguk baginya dia hanya menghormati Nathan, kebaikan yang Nathan berikan seperti adanya kehadiran Ar. Rasa canggung dan kakupun hilang. Mereka berbicara akrab seperti kakak adik.
"Nana, cepatlah dewasa dan sukses. Aku sangat menantikan saat itu." pesan Nathan kemudian meninggalkan ruangan itu.
Tidak lama kemudian mama Lana masuk dan mengajak Nana untuk bersiap pulang. Mereka memesan taxi online dan meninggalkan rumah sakit.
Dalam perjalanan pulang, Nana memandang langit yang penuh bintang, Awan dan bulan yang bersinar penuh.
"Mr. B , aku akan menjaga hatimu, kita akan bertemu ketika aku dewasa dan sepadan denganmu. Cepat pulih dan kembali." suara hati Nana. Sementara seorang pria tampan yang sudah mampu berdiri walaupun masih menggunakan tongkat sedang menikmati keindahan langit juga menikmati alunan seruling bambu.
"Tunggu aku hatiku."
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzx
Empat tahun kemudian
Seorang wanita dengan blezer putih, rambut hitam lurus sebahu menggunakan kacamata sedang melayani pasien anak kecil yang mengalami trauma kematian ibunya.
Ahli jiwa yang cantik ini sudah sangat dikenal di Singapura karena penangannya kepada anak-anak yang mengalami trauma. Nana Martir , M.Psy, Ph.D
Walaupun.dia lulusan dalam negeri tapi , dia diterima bekerja di Singapure khusus rumah sakit anak. Usia yang menjanjikan 20 tahun tapi sudah mencapai itu semua. Dan sementara melanjutkan untuk mengambil program S3.
Penanganan Nana sangat baik, bahkan rumah sakit ini membuat perjanjian kerja sepuluh tahun dengannya. Kesuksesan Nana juga membawa dampak besar bagi keluarganya.
Kedai mereka telah direnovasi menjadi lebih modern begitu juga rumah yang sudah berada dilantai dua. Joshuapun sudah memiliki dua toko , selain jualan tas anyaman , disana tersedia berbagai kebutuhan modis baik laki-laki dan perempuan. Jualan onlinenya tetap jalan.
Sambil berbinis Joshua juga mengambil sekolah kejaksaan Indonesia dan menjadi lulusan terbaik. Sekarang sedang bertugas di Manado. Tapi sebagai abdi negara dia harus siap ditempatkan dimana saja.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Suasana Cafe dekat rumah sakit tempat Nana bekerja. Nana asik menikmati secangkir teh dan roti sambil memandang taman yang indah. Ketika dia meneguk teh dan menikmati rasanya dia terkejut melihat sosok pria tampan yang berdiri didepannya dibatasi oleh kaca.
Nana berdiri dan tak mampu bersuara, menatap pria itu yang melangkah memasuki cafe dan menuju ke arahnya.
"Hatiku." suara kerinduan Belsazar. Nana terus menatap tanpa suara , terdiam.seakan waktu berhenti. Belsazar langsung memeluk Nana dengan erat, semakin memeluknya terdengar suara Nana menangis.
"Jodohku sudah menjadi wanita dewasa yang sangat cantik dan mempesona." ucap Belsazar dan tidak melepaskan pelukkannya.
Pertemuan yang sangat romantis. Mereka berdua mampu menjaga hati dan mencintai dalam diam.Sesekali Ar menatap wajah Nana kemudian memeluknya lagi. Pemandangan ini disaksikan Tuan Yehuda bersama Ny. Milkha dan Oma Hada.
Oma menepuk punggung Ar , memintanya melepaskan Nana. Nana kaget ada Oma Hada juga kedua orangtua Belsazar. Merekapun duduk bersama dan menikmati hidangan ringan disana Keakrabanpun tercpta .
"Nana, aku ingin melamarmu." ucapan Ar yang membuat Nana keselek dan batuk karena kaget.
'Ar, kau terlalu terburu-buru." sahut Oma Hada.
"Oma, aku tidak bisa menunggu lagi. Enam tahun oma, nanti Nana direbut orang. " Belsazar meyakinkan oma dan kedua orangtuanya.
"Ka, bolehkah menunggu sedikit lagi?". "Nana selesaikan S3 dulu baru kita menikah." ucap Nana sambil memegang tangan Ar.
Belsazar menatap sinis dan kecewa kearah Nana, untunglah dia seorang psycolog jadi langsung mengendalikan suasana hati Ar. Nana menjelaskan gelar itu harus dia ambil agar mereka berdua sepadan, sehingga dia bisa menjadi bagian keluarga yang hebat itu.
Nana berjanji akan menyelesaikannya dalam dua tahun. Mendengar itu Ny. Milkhapun memegang tangan Nana dan menyanjungnya serta meminta maaf dengan kejadian masa lalu. Nana tersenyum dan mencium tangannya.
Belsazar mengiyakan tapi kemudian diam. Ketiga orangtua inipun pamit kembali ke hotel agar kedua pasangan ini bisa diberi waktu. Nana terus membujuk Ar , semakin dilihat Ar semakin mencintai Nana dan agak protektif.
Nana menjelaska panjang lebar dengan penuh kesabaran, tiba-tiba terdiam.karena kecupan dibibirnya. Nana menjadi merah merona dan menutup matanya dengan kedua tangannya. Ar memeluk Nana kembali.
"Tunangan, kita bertunangan saja." dengan mata yang sayu dan memohon menambah ketampanannya.
"Baiklah." Nana tersenyum . Tapi kita pulang Indonesia dulu untuk izin ke mama dan papa disana. Jawaban Nana sambil memegang tangan Ar.
Suara panggilan telephone berbunyi dari rumah sakit, ada rapat dengan direktur. Nana berpamitan namun Ar menggenggam tangannya erat .
"Aku akan mengantarmu." tegas Ar.
Mereka berduapun beranjak ke rumah sakit, Nana tiba dan semua menatap Belsazar yang begitu berkharisma, merekapun mengerti jika ini adalah kekasihnya ibu Nana.
Gosippun menyebar dengan cepat , sementara Nana akan ke ruang rapat. Ar akan menunggu diruangannya. Ar mulai memeriksa dan terpesona melihat bingkai kecil dengan tulisan Mr.B disamping komputer kerja Nana.
"Ternyata dia memang menjaga hatiku."
Situasi di ruang rapat, Nana ikut menyumbangkan saran demi kenyamanan anak-anak. Direktur rumah sakitpun memberitahukan hari ini akan datang investor baru dan perusahaan mereka memiliki beberapa cabang rumah sakit di Indonesia.
Masuklah Nathan Andes ke ruangan itu. Matanya tidak bisa lepas dari Nana. Apalagi Nana sekarang telah tumbuh menjadi Wanita dewasa. Semua menyambutnya dan mulai berbicara dengan serius. Direkturpun mempersilahkan Nana menjelaskan semua usul yang dikatakan tadi, dari pihak Nathan sangat setuju ide yang begitu kreatif.
Pertemuan selesai, semuanya meninggalkan ruangan termasuk Nana, tapi dikejar Nathan. Dia langsung menggenggam tangan Nana dan menariknya ke tangga darurat.
"Nana, empat tahun kau menghilang, bahkan semua keluarga Andes juga keluargamu menyembunyikanmu begitu rapih. Kenapa kau menghindariku , bahkan kau sekarang semakin mirip dengan Tabitha." Ucapan Nathan yang membuat Nana ketakutan.
"Dulu kau masih gadis kecil, tapi sekarang kau sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan mandiri. Apakah sedikitpun tidak ada aku dihatimu?" Nathan mengintimidasi Nana, namun dengan cepat Nana mengambil langkah menuruni tangga dan keluar di lobby rumah sakit. Disana ramai, dia bisa lolos dari Nathan.
Kring...! Belsazar melihat nama dilayar (Hatiku). "Nana, kamu dimana?"
"Ka Ar, aku di parkiran, mobilku berwarna putih dekat patung hati. Suara dengannafas yang kacau
Mendengar suara Nana, Ar begitu gelisah diapun berjalan menyisir halaman parkir depan rumah sakit dan sudah bisa melihat mobil putih itu. Belsazar mengetuk kaca jendela mobil dan Nana membuka pintu. Dengan rasa ketakutan karena pertemuannya dengan Nathan.
Nana menjelaskan kondisi yang baru terjadi, dia memang ketakutan. Belsazar langsung memeluknya agar dia tenang. Namun disinjlah konflik antar Belsazar dan Nathan dimulai.
Belsazar ingin membuat perhitungan dengan kakak sepupunya itu, tapi Nana menahan dia dan memohon untuk mengantarnya pulang ke apartemennya. Merekapun langsung meninggalkan rumah sakit, tapi berpindah ke mobil Belsazar disana juga ada pengawalnya.
Ketakutan Nana membawa kecemasan yang besar bagi Belsazar, kenapa Nathan bisa berubah seperti ini ? Sedangkan dia tahu Nana adalah orang yang ada dihati Belsazar. Sesampainya di apartemen tangan Nana masih gemetaran, pelukan Ar membuat dia nyaman.
"Istirahatlah dulu, aku akan menjagamu."
"Jangan pergi, aku takut."
Belsazar merasa ada kejadian masa lalu antara Nathan dan Nana, sehingga Nana begitu ketakutan. Belsazar menyelimuti Nana dan dia menunggu diruang tamu. Diapun menghubungi papanya dan unclenya. Karena keadaan ini dia akan langsung menikahi Nana. Semua setuju dan meminta bertemu diindonesia.Tanpa Nana tahu, tiket pulang ke Indonesia sudah dibeli.
Ketika Nana bangun, dia mencoba berdiri tapi hilang kesimbangan, untunglah cepat dipeluk Belsazar.
"Aku mau minum." ucap Nana lemah.
"Aku ambilkan." sambil meletakkan Nana di tempat tidur.
"Menikahlah denganku." memandang Nana dengan penuh kasih. "Aku akan tetap mengizinkanmu untuk lanjut sekolah dan bekerja." membujuk Nana.
Nana terdiam dan berpikir dengan keputusan yang akan dia ambil. Pernikahan sekali seumur hidup, namun dia telah mengenal Belsazar sudah lama. Bahkan mereka berdua mampu menjaga hati walaupun tidak berpacaran.
"Iya , aku bersedia."
Mendengar itu Belsazar berterima kasih kepada TUHAN YESUS. Dia memeluk Nana dan mereka berdoa bersama.
TUHAN YESUS, hanya kepada-MU kami berserah
Berkatilah rencana mulia kami untuk menikah
Pimpin dan sertai kami pulang ke Indonesia
Besok pagi TUHAN
Tolonglah kami TUHAN
Haleluya
Amin
"Ka Ar, besok?"
"Iya, aku sudah memesan tiket disaat kamu tidur." menatap Nana.
Nanapun mengiyakan dan segera menelepon rumah sakit dan menjelaskan rencananya. Direktur mengucapkan selamat dan meminta Nana jangan berhenti bekerja.
Selesai menelepon, Ar langsung memeluk Nana dari belakang, dan terus memuji Nana juga bersyukur. Dia telah mengambil langkah yang tepat, menjaga jodohnya sejak dini.
Nanapun bersiap untuk masak makanan malam mereka, santap kasih bersama, Ar juga sudah meminta pengawalnya membereskan barang-barang miliknya. Dan membawa dua pasang pakaian ke apartemen Nana.
Sementara Nathan dengan kesal mengetahui keadaan disana, dia terlambat selangkah dari Belsazar. Bahkan seluruh keluarga mendukung sepupunya.
"Ya TUHAN kenapa aku ini?" "kenapa aku bahkan menyulitkan Ar.""Apakah aku benar-benar menyukai Nana atau hanya obsesiku kemiripannya dengan Tabitha?" kegundahan hati Nathan yang dia sendiripun tidak mengerti.
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzx
Selesai makan malam bersama, Belsazar dan Nana mulai berbincang pengalaman hidup yang dialami, dan bagamana cara mereka bertahan dan menjaga hati. Merekapun mengerti karena TUHAN. Dan hubungan ini ada campur tangan TUHAN.
Nanapun jujur kepada Belsazar , dimasa lalu ka Nathan perna menculiknya dan mengancam harus mau menjadi pacarnya. Ketika Nana lulus sekolah. Yang menolongnya ka Absalom dan Sadrakh.
Mendengar itu amarah Belsazar tak tertahankan dan memukul dinding yang mengakibatkan tangannya berdarah. Nana menenangkan Ar juga mengingatkan dia, Nathan pernah menyelamatkannya. Harus ingat kebaikannya dan Nana juga tidak disentuhnya. Dia hanya minta menggantikan Tabitha karena kami sangat mirip.
Menurut Nana dia hanya terobsesi karena kemiripannya dengan wanita itu yang merupakan cinta pertama Ka Nathan.
Luka ditangan Ar sudah diperban, Nanapun membelai pipi kekasih hatinya dan bersyukur karena kebaikan TUHAN mereka bisa bertemu. Dan sedikit bercanda mengatakan dia tak mampu lagi menunggu Ar lebih lama, jika tidak muncul hari ini.mungkin Nana akan dengan orang lain.
Apalagi disini banyak dokter dan pengusaha sukses yang mendekatinya. Mendengar itu Belsazar maju dan menggigit lengan Nana. Wanita cantik itu diam dan menutup matanya, menahan sakit gigitan Ar.
Ar mengamati Nana, yang hanya diam menahan sakit. Dia meminta maaf karena gemes katanya, Nana tersenyum dan langsung mengambil kotak P3K tetapi setelah diperiksa ternyata, Ar menggigit tidak serius, jadi hanya merah saja kulit Nana yang putih bersih dan menggoda.
Malam semakin larut , merekapun akan beristirahat, Nana tidur di kamar dan Ar di ruang tamu. Setiap beberapa jam Belsazar membuka pintu kamar untuk mengecek pujaan hatinya.
Belsazar senang bisa mendapatkan jodoh yang dijaganya dari SMU. Mulai mengingat masa pertama kali bertemu, memang sudah jatuh hati bahkan langsung memburu sosmed Nana dan meminta pertemanan, juga Follow di IGnya dan kecelakaan yang memisahkan mereka.
Belsazar mendekati balkon dan melihat pemandangan begitu indah, seberapa kuatkah Nana , wanita yang berani keluar Negeri untuk menggapai cita-citanya, mampu mempertahan diri dan menjaga nama baiknya. Tidak ada rasa takut hidup sendiri dalam kesepian.
"Ka, belum tidur ?" suara Nana menghampiri kekasihnya itu.
"Aku begitu gelisah, ingin cepat pagi dan segera ke bandara. Merangkul Nana.
Tiga jam lagi mereka akan ke bandara, Nana meminta Belsazar untuk tidur, tetapi dia menolak , Nanapun berbaring di sofa ruang tamu agar bisa menemaninya. Memandang Ar yang akan menjadi pendamping hidupnya hingga maut memisahkan.
Sambil tersenyum, Nana begitu terpesona kepada ciptaan TUHAN yang berdiri membelakanginya. Bersyukur juga karena kerinduan bertahun-tahun terbayar.
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜