NovelToon NovelToon
REINKARNASI

REINKARNASI

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Perperangan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora79

Damarius Argus Eugene (22 tahun), seorang Ilmuwan Jenius asli Roma-Italia pada tahun 2030, meledak bersama Laboratorium pribadinya, pada saat mengembangkan sebuah 'Bom Nano' yang berkekuatan dasyat untuk sebuah organisasi rahasia di sana.

Bukannya kembali pada Sang Pencipta, jiwanya malah berkelana ke masa tahun 317 sebelum masehi dan masuk ke dalam tubuh seorang prajurit Roma yang terlihat lemah dan namanya sama dengannya. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sistem bernama "The Kill System", yang mana untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan uang nyata, dia harus....MEMBUNUH!

Bagaimanakah nasib Damarius di dalam kisah ini?

Apakah dia akan berhasil memenangkan peperangan bersama prajurit di jaman itu?

Ikuti kisahnya hanya di NT....

FYI:

Cerita ini hanyalah imajinasi Author.... Jangan dibully yak...😀✌

LIKE-KOMEN-GIFT-RATE

Jika berkenan... Dan JANGAN memberikan RATE BURUK, oke? Terima kasih...🙏🤗🌺

🌺 Aurora79 🌺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

R.K.N-20 : PERBINCANGAN 1 MALAM...

...----------------...

Sekembalinya Damarius dari rumah sakit, dia melihat Gildas yang sedang duduk di pinggir dipan. Matanya menatap lurus ke depan. Rambutnya yang berwarna merah terlihat berantakan, seperti bulu burung yang tertiup angin dari belakang.Wajahnya terlihat lelah, pucat, dan emosi.

TAP!

TAP!

TAP!

Gildas mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara langkah kaki Damarius, lalu Gildas menyentakkan kepalanya ke arah tumpukkan peti-peti berisi pakaian.

"Sepertinya, hanya sampai di sini..." ujar Gildas.

Damarius hanya menganggukkan kepalanya.

"Tadinya aku berani mempertaruhkan semua uangku, bahwa Kaisar Carausius akan menyelenggarakan sebuah pengadilan yang jujur untuk kita..." keluh Gildas tidak bersemangat.

"Aku rasa, karena orang itu muncul dari langit yang cerah-(Orang yang berasal dari keluarga terpandang)...akan sangat sulit untuk mempercayai jika orang terdekatmu bisa mengkhianatimu.." jawab Damarius.

"Itu seharusnya tidak berlaku untuk Kaisar Carausius! Dia bukan tipe orang yang akan percaya begitu saja..." ujar Gildas.

"Bagaimana kamu bisa tahu dalamnya hati Kaisar Carausius? Kamu hanya melihat dari bagian luarnya saja!" jawab Damarius.

"Aku mempercayai bahwa Kaisar Carausius adalah seorang Kaisar yang bijaksana..." jawab Gildas.

"Buktinya....sekarang dia tidak melakukan apa-apa, malah mengirim kita ke Perbatasan!" ujar Damarius geram.

"Entahlah...." ujar Gildas, bingung.

"Hah!... Seandainya saja Sea Witch kembali memasuki pelabuhan untuk menjemput orang Saxon itu, mungkin kapal-kapal perang milik kita bisa menangkapnya. Dan kebenaran akan terkuak dengan cara itu!" ujar Damarius dengan nada frustasi.

Gildas menggelengkan kepalnya tanda tidak tahu.

"Dorymene pasti akan menemukan cara untuk memperingatkan kapal itu, agar tidak datang..." jawab Gildas.

Lalu Gildas menggeliatkan tubuhnya sambil tertawa marah bercampur sedih.

"Hahahahahaha...."

"Tidak ada gunanya kita membahas semua itu, karena Kaisar Carausius tidak mempercayai kita! Kita sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik, dan sekarang tidak ada lagi yang bisa kita lakukan!" ujar Gildas dengan nada putus-asa.

"Jika suatu saat nanti, saat kita sedang berjaga di pos penjagaan yang berada di daerah terpencil Perbatasan...kita mendengar bahwa Dorymene terlah memimpin penyerbuan orang Saxon dan menjadikan dirinya Kaisar, aku harap kita berdua akan terhibur saat mendengarnya!" ujar Gildas dengan nada kesal.

SREET!

Gildas bangkit berdiri sambil menggeliat.

"Kaisar sudah selesai dengan kita. Kita hancur, Saudaraku....hancur...untuk sesuatu hal yang tidak berguna! Sekarang menyingkirlah dari peti-peti pakaian itu, aku mau mulai berkemas!" ujar Gildas pada Damarius.

Bilik kamar tidur terlihat seperti habis dilanda angin topan. Beberapa saat kemudian, terdengar suara hentakkan kaki yang menaiki tangga...dan terdengar suara ketukan di pintu.

TAP!

TAP!

TAP!

TOK...TOK...TOK...!

Damarius yang saat itu berdiri paling dekat dengan pintu, membukanya.

CEKLEK!

KRIEET!

Damarius mendapati seorang utusan Komandan Pasukan yang berdiri di sana.

"Kebetulan kamu berada di sini! Ini ada perintah dari Komandan untuk Senturion Gildas dan kamu juga!" ujar utusan itu dengan nada datar.

Setelah memberikan sebuah lempengan batu bersegel itu kepada Damarius, utusan itu segera membalikkan badannya dan berlalu pergi.

TAP!

TAP!

TAP!

BRAK!

Damarius langsung menutup pintu kamar Gildas.

Mereka terpaku dan saling berpandangan dengan batu lempeng bersegel yang ada di tangan mereka.

"Dia bahkan tidak bisa menunggu sampai besok, memberikan kita perintah untuk bergerak..." ujar Gildas dengan nada suara getir.

Mereka langsung memutuskan tali merah tua dibawah segel tersebut, lalu dengan cepat melihat beberapa baris tulisan yang digoreskan di atas lilin di dalamnya.

"Aaakkkhhh...!"

Seruan tertahan dari mulut Gildas, membuat Damarius mendongakkan kepalanya sambil bertanya-tanya.

"..... ???"

Genevieve Gildas Galatea, membaca tulisan itu dengan perlahan.

"Perintah untuk langsung berangkat ke Tembok Perbatasan Magnis, mengambil alih pimpinan Kohort Kedelapan dari Legiun Augustan Kedua!" ujar Gildas dengan nada hati-hati.

"Berarti kita ditugaskan bersama-sama kesana. Aku harus melapor sebagai Ahli Medis kepada Kohort yang sama..." jawab Damarius pada Gildas.

BRUUK!

"Kohort Kedelapan...! Aku tidak mengerti....aku benar-benar...tidak mengerti!" ujar Gildas sambil mendudukkan tubuhnya di atas dipan.

Damarius langsung paham dengan apa yang dimaksud oleh sepupunya itu.

Tampaknya ini bukan saatnya untuk memperoleh kenaikan jabatan, akan tetapi penugasan itu merupakan sebuah kenaikan jabatan bagi keduanya.

Tidak ada yang luar biasa dari hal ini...

Hanya satu langkah ke atas...

Dan yang pasti...mereka akan segera memperolehnya dengan cara yang normal.

Akan tetapi, biar bagaimanapun....ini bisa disebut sebagai kenaikan jabatan.

Damarius terlihat menyerah untuk dapat memahami semuanya. Laku dia berkata kepada Gildas.

"Aku mau ke kamarku dan tidur. Kita harus berangkat pagi-pagi sekali soalnya..." ujar Damarius sambil bangkit dari duduknya.

TAP!

TAP!

TAP!

Damarius berhenti di ambang pintu, dan berbalik.

"Apakah ada kemungkinan jika Kaisar Carausius tahu, bahwa Dorymene berada di sana? Dan dia di sana berdasarkan perintah dari Kaisar Carausius, untuk sebuah tujuan yang sebaiknya tidak diungkapkan?" tanya Damarius pada Gildas.

Gildas menggelengkan kepalanya.

"Itu tidak akan menjelaskan tentang kematian dari orang Saxon itu..." jawab Gildas.

Mereka terdiam dan saling berpandangan...

Kaisar bertubuh kekar mengerikan itu pasti tidak akan membiarkan seseorang, apalagi musuhnya untuk berada di antara dirinya dan rencana-rencananya.

Dia pasti akan mencari cara yang lainnya, bukan dengan racun!

Damarius berani mempertahankan hidupnya sendiri untuk hal itu, tanpa ragu.

"Mungkin dia akan menggunakan Dorymene untuk kepentingannya sendiri, tanpa disadari oleh Kepala Menterinya itu. Itu masih akan meninggalkan soal 'racun' di tempat yang dia yakini benar, yaitu di pintu Dorymene!" ujar Damarius dengan persepsinya.

"Aku benar-benar...tidak tahu!" jawab Gildas.

Lalu, tiba-tiba Gildas berteriak dengan lantang.

"AKU TIDAK TAHU....TIDAK MAU TAHU....DAN TIDAK PERDULI! SEKARANG, TIDURLAH!"

...****************...

Author VS Damarius.

"Thor, kenapa kematian teman-teman si Bas enggak dibahas?" tanya Damarius.

"Untuk apa, Dam-Dam? Kematian mereka tidak ada yang spesial soalnya. Mereka kan mati dalam tidurnya? Kenapa harus dibahas? Bikin kepala Author tambah pusing aja mikirin jalan ceritanya!... Huh!" jawab Author.

"Laaah! Terus mayat mereka bagaimana dah?" tanya Damarius.

"Intinya, mayat mereka ditemukan pada pagi harinya, terus langsung dikubur sama anggota tentara lainnya. Enggak pake ribet! Mereka juga hanya peran pendamping, agar kamu bisa mendapatkan poin, huh!" jawab Author dengan nada kesal.

"Ck...! Gosah esmosi gitu dong, Thor...! Aku kan hanya tanya saja...!" ujar Damarius sambil cemberut.

"Makanya, gosah banyak tanya! Cepat istirahat, besok udah mulai masuk dalam chapter baru, loh! Masih banyak tugas Author untuk menyusun cerita kamu dan Gildas itu!" seru Author kesal.

"Iya...iya...! Bye Author Esmosian...!" jawab Damarius sambil berlalu pergi.

"Haisssh...! Dasar MC cereweeet...!"

...😁😁😁...

1
ReogKhentir
Petualang segera dimulai raih poin yang banyak untuk keperluanmu juga nantinya........
🌺Zaura🌺: Baik Kak... Terima kasih masukannya...😊🙏🍻
ReogKhentir: Ya pembantaian nya dibuat secara implisit saja tak usah terlalu mendetail sekali kalau takut dengan kekejaman serta sadisme
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Arlingga Panega°°🕊️꧂
semangat,,, 💪💪💪
🌺Zaura🌺: Terima kasih Kak Ega supportnya...😘😘😘

#Sambil bungkusin cireng mbledos 😁
total 1 replies
Ana Jus
asik ada yang baru
🌺Zaura🌺: Hay Kak Ana... Terima kasih selaku support karya-karya aku....🙏😊😘❤
total 1 replies
Jihan Hwang
hai aku mampir...salam kenal
mampir juga ya dikarya aku jika berkenan/Smile//Pray/
🌺Zaura🌺: Okeee... meluncuuurrr....😁😁😁
Jihan Hwang: ayok😆🤗
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Siska Nazriel°°🕊️꧂
semangat bestiee.. aku baca q dulu.. mau kerja.. nnti lanjut lagi
🌺Zaura🌺: Thank you supportnya bestieee...🙏😘. Selamat bekerja, semoga harimu penuh dengan keberkahan...Aamiin Yaa Rabb...❤
total 1 replies
ReogKhentir
Kelihatannya menarik kesahnya coba memantau serta menyimak dahulu disini........... lanjutkan tetap semangat untuk berkarya semoga sukses selalu
🌺Zaura🌺: Terima kasih supportnya kak...😊🤗🌺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!