Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDesa Batu Chadas yang terletak diHolland Tengah. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja. Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan. Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja. Melainkan bisa menghubungkan dunia lain. yaitu Dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. nantikan kelanjutan nya..
pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16.TEROR MIMPI
Hari-hari setelah penghancuran altar terasa berat bagi Alexa, Maxim, dan Leo. Meski rumah tua itu kini tak lagi memancarkan aura mencekam, Alexa masih merasakan keberadaan sesuatu yang tak terlihat sebuah bayangan gelap yang seolah enggan lenyap sepenuhnya.
Pada malam pertama setelah kembali ke desa, Alexa dihantui mimpi buruk. Dalam tidurnya, ia mendapati dirinya berada di tengah hutan gelap, dikelilingi bisikan-bisikan aneh dalam bahasa yang tak ia pahami. Dari balik kegelapan itu, Hiltja muncul, kini berwujud lebih besar dan jauh lebih menyeramkan. Dibelakang dirinya banyak tampak makhluk aneh mengiringi nya. Seperti roh roh yang siap ia perintah kan. Bahkan diatas kepala nya gagak banyak bertebanagan.
"Kuaaakkk.. kuaaakkk... kuaakk (suara gagak)
"Lexaaa... Alexaa... Lexaaa... roh roh itu jelas memanggil namanya beriringan.
“Kalian pikir ini sudah selesai?” bisiknya, dingin dan menusuk, diikuti tawa menyeramkan yang menggema di udara. “Aku tidak bisa dihancurkan. Aku akan kembali.” Aku akan kembali. Hihihihi... suara tawa mengilai.
Suara gagak itu nyata, masih terdengar seperti didepan rumah saja. dlDengan tawa Hiltja pun masih terasa jelas. ehhmmm... ternyata aku hanya mimpi. "ucap Lexa.
Alexa pun terbangun dengan napas memburu. Keringat dingin membasahi tubuhnya, sementara tangannya mencengkeram dadanya, mencoba menenangkan detak jantung yang berpacu. Tetapi rasa takut itu terlalu nyata untuk diabaikan.
Alexa terduduk di tempat tidurnya, tubuhnya masih gemetar. Bayangan Hiltja, makhluk jahat yang mereka pikir telah mereka kalahkan bersama altar yang dihancurkan, terus menghantui pikirannya. Kamar itu terasa terlalu sunyi, terlalu gelap. Nafasnya tersengal-sengal saat ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanya mimpi.
Tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Mimpi itu terasa terlalu nyata. Bahkan setelah ia terbangun, suara tawa Hiltja masih terngiang-ngiang di telinganya, seperti gema yang menolak hilang.
Keesokan paginya, Alexa menemui Maxim dan Leo di pondok markas tempat mereka berkumpul. Maxim sibuk meneliti peta kuno yang terbentang di atas meja, sementara Leo, dengan ekspresi serius, sedang mengasah belati kecilnya mungkin sekadar untuk mengalihkan pikirannya dari kecemasan dan perasaan takut.
“Aku bermimpi lagi,” kata Alexa, langsung tanpa banyak basa-basi. Maxim dan Leo menoleh dengan cemas.
“Mimpi buruk lagi?” tanya Leo, meletakkan belatinya dan menatapnya dengan penuh perhatian.
"Masih mimpi yang sama??? " tanya maxim pulak.
Alexa mengangguk pelan. “Hiltja masih ada. Dia bilang dia akan kembali.” Dia bilang dia tidak akan bisa dihancurkan bahkan dikalahkan. Kita hanya membuang waktu saja katanya. Bahakan dia mau bermain main dengan kita."ucap Lexa.
Maxim menarik kursi dari sudut dan duduk di dekat Alexa. "Kita sudah menghancurkan altar itu. Tidak ada lagi tempat baginya untuk bersemayam. Dia hanya memanipulasi pikiranmu," ujarnya, meskipun dalam hatinya sendiri ada keraguan.
"Tapi mungkin juga Altar itu hancur namun kekuatan nya masih ada. Mungkin ada sesuatu lagi yang menghubungkan nya dengan dunia kita?? "ucap maxim lagi.
"Aku juga merasa ini belum benar-benar selesai. Altar itu memang sudah hancur, tapi... mungkin ada sesuatu yang lain, semacam koneksi yang masih mengikatnya dunia dia ke dunia ini.” ucap nya lagi.
Leo mengernyit. “Jadi kita harus kembali ke sana? Setelah hampir mati di sana?” eehhmmm... menghela nafas.
"Apakah hidup kita sekarang hanya untuk mengurusi roh Hiltja saja setiap hari??? " tanya Leo lagi.
Alexa menatap Maxim dengan penuh harap, berharap temannya punya solusi. Maxim memandangi peta di depannya, lalu menunjuk pada simbol yang tampak mencurigakan.
"Lihat aku teliti pun masih belum menemukan celah kekuatan dia dalam peta. "ucap Maxim.
"Tapi ini bukan sekadar mimpi, Maxim. Aku tahu apa yang aku rasakan. Ancaman itu nyata. Hiltja tidak sepenuhnya lenyap. Aku yakin dia mencari cara untuk kembali." Dia itu bukan hanya roh seorang penyihir tetapi dia itu iblis. "jawap Lexa.
Maxim menghela napas berat. Ia tahu Alexa bukan orang yang mudah merasa takut, apalagi percaya pada hal-hal tanpa dasar.
"Baiklah," katanya akhirnya. Aku percaya Lexa. Memang Hiltja sulit untuk kita musnahkan. Tapi pasti ada caranya. "jawap Maxim.
Leo, yang sejak tadi mendengarkan dengan serius, menatap mereka dengan ekspresi gelisah.
Maxim menepuk pundak Alexa dengan lembut. "Tenanglah, Alexa. Kita sudah menghancurkan altarnya. Kekuatannya pasti melemah."Namun, raut wajahnya tak sepenuhnya meyakinkan. Ia sendiri merasakan kegelisahan yang sama. Penghancuran altar memang telah melemahkan Hiltja, tetapi belum tentu menghancurkannya sepenuhnya.
Leo, yang biasanya ceria, tampak murung. "Tapi bisikan-bisikan itu... apa artinya?" tanyanya, jari-jarinya masih sibuk mengasah belati. "Bahasa apa itu? Aku belum pernah mendengarnya sebelumnya."
Maxim menghela nafas.
"Ehhmmm... Bagaimana pun cara nya kita harus mencari tahu. Mungkin ada sesuatu yang kita belum pelajari sepenuhnya. Tentang ritual itu misalnya.
Mungkin ada yang menjelaskan tentang Hiltja dalam ritual, tapi kita yang belum memahaminya. "ucap Maxim.
Ketiganya sepakat mencari tahu lagi lebih dalam tentang Hiltja. Mungkin memang mereka ada yang tidak mengerti. Mungkin betul mereka hanya mengusir Hiltja buat sementara tapi mungkin hanya mengusir saja. Bukan betul-betul menghancurkan nya apakah memusnahkan kekuatan kekuatan nya.
Mereka mulai mencari dari sumber perpustakaan, Mungkin disana ada buku tentang kisah asal muasal. Dengan semangat mereka mencari. Apapun itu mereka harus menemukan nya. Karena ini tidak bisa dibiarkan berlarut larut. Takutnya bisa berakibat fatal dan bertambah bahaya.
Mereka mulai menyadari mungkin bisikan-bisikan itu adalah sebagian dari mantra kini yang digunakan Hiltja untuk memanggil roh roh jahat. Kerean dulu nya dia kan manusia juga. Yang mempunyai ilmu sihir seperti ilmu ilmu hitam.
Kerena keserakahan nya untuk menguasai dunia kegelapan dunia tempat roh roh. Makanya warga penduduk desa membantainya.
Dan para leluhur mengutuk nya dan rumah tua itu.
Hingga dia tetap mencari celah untuk keluar dan menguasai dunia manusia.
Ketiganya Maxim, Leo dan Alexa saling berpandangan. Mereka menyadari bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Mereka harus menemukan dan menghancurkan altar-altar Hiltja yang lain. Dan mungkin mereka juga harus bertanya kepada yang sedikit tau tentang roh Hiltja.
Apakah pak Adward mengetahui hal tetap Hiltja??? "tanya Alexa.
"Yah bisa jadi. Dia kan merupaka tetua didesa ini pasti dia tau sedikit tentang kisah Hiltja kan?? "ucap Leo pulak.
"Apakah tidak sebaik nya kita pun bertanya tentang hal ini kepada nya. "ucap Alexa.
"Karena kita kan pendatang baru didesa ini. kalau pun kita bertanya kepada kedua orang tua kita. Mereka tau apa. Yang ada mereka hanya menasehati kita jangan terlalu mau tau urusan ini. Pasti itu yang akan mereka katakan kepada kita. Betul gak??? ucap Leo lagi.
"Baiklah demi desa kita tercinta. kita harus usut sampai tuntas. "jawap Maxim.
"Ok... baik(Alexa Dan Leo pun sepakat)
Dan mereka pun sepakat untuk mencari tau Dan bertanya kepada Pak Adward tetua didesa itu.
(Apakah yang akan terjadi selanjutnya ???)
BERSAMBUNG...