"Menikah lah dengan saya Jeslyn! Ini perintah bukan penawaran!"
"A-pa!?"
Menikah dengan boss sendiri!? Jeslyn tak pernah berpikir bahwa Louis akan melamar nya secara tiba-tiba, padahal lelaki itu jelas tidak mecintai nya! Apa yang sebenar nya lelaki itu inginkan hingga memaksa Jeslyn untuk tidak menolak titahan tersebut? Apakah sebuah keterpaksaan dari seseorang? Balas dendam? Atau alasan lain nya? Cukup Tuhan dan Louis yang tau!
Jeslyn yang memang tidak memiliki power apapun pun terpaksa mengiyakan keinginan dari Louis tanpa tau alasan pria itu ingin menikahi nya.
Lalu, bagaimana kehidupan Jeslyn kelak? Akan kah ia mampu untuk meluluhkan hati Louis? Sedangkan lelaki itu memiliki sifat kaku, dingin tak tersentuh, dan temperamental!? Belum lagi, Louis yang masih terbayang-bayang oleh masa lalu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bertepuk12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Katakan pada ku, apa yang terjadi?!" Suara lelaki berparas tampan dengan setelan casual celana panjang hitam serta kemeja itu berseru dengan hembusan nafas berat.
Mendapati pertanyaan itu, membuat Louis menoleh dengan pelan, "Jangan membuat keributan! Silakan keluar dari sini jika ingin berteriak-teriak!" Ia berseru kasar.
Dareen mengeratkan rahang nya tak senang, menatap nyalang Louis, "Aku bertanya pada mu sialan! Mengapa kau mengenakan jas ini, kaparat!" Tanya nya dengan mata melotot bergetar.
Sejenak Louis menutup mata, ia benar-benar lelah jika harus berbicara panjang lebar menjelaskan apa yang terjadi. Bohong jika emosi nya tak terpancing saat Dareen memberi umpatan pada nya.
"Kau buta?" Louis menjawab santai, memberi seringai kecil, "Menurut mu ini adalah jas pemakaman?" Sarkas nya dengan memutar bola mata jengah.
Mengerutkan kening nya heran, Dareen menarik jas Louis kasar, menatap lelaki itu penuh permusuhan, tak senang akan jawaban yang lawan bicara nya itu lontarkan.
"Apa pertanyaan ku terdengar bercanda? Jawab dengan benar Louis! Jas apa ini?!" Tanya Dareen dengan deru nafas yang semakin memberat, jangan lupakan tangan itu yang sudah mengepal hingga menonjolkan otot.
Louis dengan kasar menghempaskan tangan Dareen, menatap nyalang lelaki itu, gemelatuk digigi nya terdengar memekik telinga, "Bajingan!"
Sadar bahwa keributan sebentar lagi akan terjadi, Jeslyn maju sembari mencincang gaun nya menuju kedua manusia yang tengah berseru itu, tak ingin Afnan terganggu.
"Kalian ini, berhenti!" Jeslyn menarik tangan Louis agar mundur, lalu mendorong bahu Dareen.
Dareen menatap Jeslyn tak percaya, lantas netra itu turun meneliti setiap menampilan wanita itu dengan geraman, "Jeslyn, jangan katakan pada ku bahwa kau yang menjadi pengantin wanita Louis?"
Diam sejenak, Jeslyn melengoskan wajah, demi Tuhan ia merasa benar-benar tak sanggup melihat wajah penuh guratan keputus-asaan milik Dareen, rasa bersalah menyelinap pada hati nya.
Namun sayang nya Louis berdecih mendengar pertanyaan tak bermutu dari Dareen, "Jika memang Jeslyn, kenapa? Kau tak suka, heh?" Beo nya dengan seringai setan, menatap rendah Dareen.
"Diam setan! Aku bertanya pada Jeslyn, bukan padaa mu!" Dareen membalas tatapan itu tak kalah sengit, lantas menarik tangan Jeslyn agar mendekat pada nya.
"Jawab pertanyaan ku Jeslyn!" Tegas Dareen dengan netra yang mulai bergetar hebat, apalagi saat ia melihat wajah pias milik Jeslyn, seolah-olah mendukung apa yang Louis ucapkan.
Menarik nafas nya, Jeslyn akhirnya memilih untuk mundur, mengenggam lengan Louis lalu mengangguk, "Ak-u, sudah menikah." Setelah menjawab, Jeslyn melengos.
Dareen speechless, bahkan ia sempat berpegangan pada Kendrick yang memang berada disamping tubuh nya, kabar ini? Mengapa sungguh mengejutkan bagi Dareen.
Pernikahan? Dalam satu malam? Ini cukup diluar nalar! Dareen menolak percaya akan pernyataan dari Jeslyn, tak mungkin apabila wanita yang ia cintai menikah mendadak dengan pria yang Jeslyn benci setengah mati.
"Aku tak percaya kau menikah dengan bajingan itu! Sekarang ayo kita pergi Jeslyn, kita pergi jauh dari sini, aku yang akan menikahi mu!" Dareen berseru cepat, menarik tangan Jeslyn.
Dengan sigap, Louis menampar tangan Dareen sebab berani menyentuh Jeslyn, lalu ia menatap lelaki itu datar, "Kau yang akan menikahi nya?" Ulang nya dengan kekehan kecil.
"Ka-u!" Dareen mengeram menahan kekesalan, namun tak lama ia malah berjalan kearah Louis, menarik kerah baju lelaki itu, "Seharusnya, aku yang menggunakan jas ini, kau tau!?"
"Stop! Apa-apaan kalian ini!" Bryan melerai dengan suara yang cukup melengking, dengan kasar ia menarik tangan Dareen, lalu menjauhkan tubuh itu dari jangkauan Louis.
Kendrick menepuk bahu Louis pelan, seolah-olah tengah menenangkan lelaki itu, karena diliat dari nafas Louis, ia dapat menyimpulkan bahwa lelaki itu tengah menahan emosi.
"Kau sialan! Lepaskan Jeslyn! Dia yang akan menjadi pengantin ku, ka-u, SAMA SEKALI TAK PANTAS!" Tuding Dareen dengan teriakan yang menggelegar membuat Louis mengepalkan tangan kuat.
"Apa ini? Kau mencintai Jeslyn?" Suara Celia langsung memecah perhatian Dareen, lelaki itu menoleh, lalu mengangguk dengan senyuman lebar.
"Benar, dan Jeslyn hanya pantas untuk ku, benar bukan?" Tanya Dareen bersama kekehan geli nya.
Perlahan Louis menyugar rambut nya, berjalan mendekat pada Dareen, tetapi Kendrick mencegah lebih dahulu.
"Tidak, aku hanya ingin keluar." Seolah paham akan kekhawatiran Kendrick, Louis menghempaskan perlahan tangan lelaki itu, dan kembali berjalan.
Kendrick pun hanya menurut, percaya akan ucapan dari teman nya itu, hingga tiba-tiba
BUGH.....
"Bajingan jahanam!"
Louis secara kasar memberi bogeman mentah pada Dareen hingga si lawan terjun kebawah sembari memegang pipi nya yang tertampar, bahwa dari sudut bibir nya, keluar cairan kental berwarna merah.
"Tuan!" Jeslyn berteriak kecil, ia segera menarik tangan Louis keluar ruangan, tak ingin kericuhan kembali berlanjut, sembari menenteng dua tato bag yang Han bawa.
Berjalan perlahan, sesekali Jeslyn melirik wajah muram nan datar milik suami nya itu, "Sudah seharusnya kita tidak membuat keributan, karena Afnan akan terganggu." Ia mencoba membuka pembicaraan.
Kening Louis terangkat tajam, "Jika begitu, suruh lelaki yang mencintai mu itu agar tak memancing keributan."
"Seharusnya anda diam saja tuan." Saran Jeslyn memutar bola mata nya jengah, lantas membawa langkah nya menuju kantin rumah sakit untuk membeli sabun serta sampo.
"Aku tidak akan kalah hanya karena bocah ingusan itu!" Telak Louis menatap Jeslyn tak terima, menghempaskan tarikan wanita itu, lalu berjalan lebih dahulu.
Melihat itupun Jeslyn hanya mampu menghela nafas, lalu mengikuti langkah Louis, entah akan kemana lelaki itu pergi, Jeslyn menurut saja, ia juga tak bersuara.
Akan tetapi setelah beberapa menit berjalan tanpa arah, akhirnya Louis berhenti, lalu menengok kebelakang dengan tatapan datar nya, "Kita akan kemana?"
"Kantin tuan." Jawab Jeslyn tersenyum manis, merasa puas sendiri karena Louis bertanya pada nya.
"Aku tidak lapar." Louis menjawab tegas.
Jeslyn mengangkat tato bag nya, "Untuk membeli perlengkapan mandi, Han tidak membawakan nya, memang nya anda ingin mandi dengan air saja?"
Kepala Louis menggeleng, "Tidak, di VVIP?" Tanya nya menggantung.
"Walaupun perlengkapan mandi lengkap, namun anda ingin kembali keruangan Afnan? Yang ada hanya akan bertengkar kembali dengan Dareen." Ejek Jeslyn terkekeh geli.
"Bodoh," Cibir Louis dengan bibir berdecak tak senang, "Baiklah." Setelah mengatakan kata itu, Louis kembali berjalan dengan cepat menuju kantin.
"Tuan, Nyonya!" Baru ingin melangkah, tiba-tiba suara lelaki berintonasi tinggi terdengar, ia berlari menuju kedua manusia tersebut dengan kewelahan sembari menyangking satu tato bag.
Atensi Jeslyn teralihkan, menatap Han heran, karena lelaki itu seperti tengah dikejar setan, "Han?"
"Saya lupa membawa alat mandi anda tuan nyonya, mohon maaf, saya siap diberi hukuman." Han menundukan kepala, merasa bersalah.
Jeslyn menatap Han kasian, pantas lelaki itu terburu-buru ingin kembali setelah mengantarkan ganti untuk nya dan Louis, ternyata ingin mengambil satu tato bag yang tertinggal berisi alat mandi.
"Tidak pa-"
"Pengurangan gaji 15%." Louis langsung menyambar begitu saja, menyahut tato bag yang berada ditangan Han lalu berlalu pergi.
Sedangkan Han meringis kecil, lagi-lagi ia mendapatkan potongan gaji.
"Terima kasih," Jeslyn berseru kecil, menepuk lengan Han, dan langsung berlalu mengikuti langkah Louis tak ingin kehilangan jejak, karena ia membawa tato bag berisi ganti lelaki itu.