Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Julya
Julya tiba dirumah, dan dengan tergesa-gesa dia masuk, lalu mencari keberadaan Junny sang adik.
Setelah memastikan Jika Junny tidak ada di lantai bawah, Julya bergegas menuju lantai dua, dimana kamar Junny berada.
tok tok tok. pintu kamar Junny diketuk. Karena tidak ada jawaban Julya memilih untuk langsung membuka pintu, karena berpikir jika Junny pasti sedang di kamar mandi, dan tebakannya benar.Junny memang sedang dikamar mandi.
Julya yang ingin segera bertanya pada Junny memilih menunggu dipinggir tempat tidur Junny, sambil memainkan ponselnya, dan setelah merasa bosan Julya yang kebetulan melihat ponsel Junny langsung meraihnya.
Entahlah padahal Julya biasanya sangat tidak suka mengutak ngetik ponsel milik sang adik, tapi kali ini berbeda. Entah karena bosan menunggu Junny yang dipastikan baru masuk kamar mandi saat dia datang, atau mungkin karena dorongan dari semesta jika dia harus mengetahui sesuatu.
Dengan mudah Julya membuka kunci layar ponsel Junny. Karena memang mudah hanya membuat huruf J dan terbuka.
Julya yang tahu Junny suka berfoto langsung masuk galeri untuk melihat foto-foto Junny, yang memang termasuk wanita yang jika di foto, hasil fotonya itu selalu bagus dan menarik, berbeda dengan Julya yang aslinya lebih menarik ketimbang didalam foto.
Satu persatu dia melihat hasil Foto Junny, ada yang sendiri, berdua dengan coky dan juga teman-teman Junny.
Julya terus tersenyum menatap satu persatu foto Junny yang memang bagus itu, ada rasa bangga dihatinya karena memiliki adik yang cantik pari purna. Namun setelah berpuluh-puluh foto dilewati, kini tibalah Julya di sebuah foto yang membuat matanya membola sempurna, dan bibir yang sejak tadi menipis karena tersenyum, langsung menebal kembali.
Aura tidak bersahabat mulai terpancar diwajah Julya dan tepat setelah itu Junny keluar dari kamar mandi.
Junny yang baru keluar dari kamar mandi langsung mendapat tatapan tidak bersahabat dari Julya sang kakak, dan hal itu sukses membuat Junny tak bisa berkata, Karena sudah bisa menebak apa yang membuat sang kakak seperti itu.
"Kak, aku bisa Jelaskan, tolong tenang." ucap Junny berucap dengan kegugupannya yang luar biasa, karena takut sang kakak akan meledak, karena amarah.
"Kak, aku minta maaf, karena sudah mengambil Foto kakak dengan orang gendut itu, sungguh aku minta maaf."
"Aku tidak butuh permintaan maaf mu, yang aku butuh penjelasan!!" ucap Julya tegas, pada sang adik yang menurutnya sudah diluar batas, orang waras.
"Aku, aku dan Coky-" Belum selesai Junny berucap Julya sudah memotong.
"Coky??? maksud kamu, kamu dibantu Coky?"
"I iya kak, kami bekerja sama membuat foto itu, agar kakak mau segera menikah."
"Maksud kamu apa? apa hubungannya foto-foto itu, dengan aku yang harus segera menikah? ucap Julya yang belum mengerti maksud Junny.
"Kami berniat mengancam kakak dengan menyebarkan foto itu, Andai kakak tidak mau segera menikah." Jelas Junny dan itu memang tujuannya juga Coky.
"JUNNY!!!" geram Julya sampai mengeratkan giginya saking kesal dan Junny yang melihat hal itu langsung berlutut karena takut pada Julya, yang memang selalu menakutkan saat marah. Mungkin karena jarang marah, jadi sekalinya marah seperti ingin menelan lawannya hidup-hidup.
"Aku minta maaf kak... aku tahu aku salah. terbukti sampai sekarang foto-foto itu tidak aku gunakan, aku juga sudah berniat menghapusnya, tapi karena kesibukan juga rasa lelah, aku terus melupakannya. Maaf maaf aku benar-benar minta Maaf." ucap Junny yang masih berlutut dengan kedua telapak tangan saling menempel didepan dada.
Julya yang melihat kesungguhan Junny langsung menghela nafasnya dan berkata dengan kata-kata yang mulai bersahabat. "Bangunlah! aku memaafkanmu!"
"Terimakasih Kak." ucap Junny senang. Berdiri dan langsung memeluk sang kakak.
"Junny, kamu jangan terlalu senang, karena ada masalah yang lebih serius dari kemarahan kakak tentang foto itu." ucap Julya berbicara dalam pelukan Juni yang tentu belum dia balas.
Junny melepaskan pelukannya dengan dahi mengkerut, jantung yang berdegup kencang, dan pikiran yang mulai menerka-nerka masalah apa yang akan datang padanya akibat foto-foto itu.
Junny yang ingin segera tahu apa yang lebih parah dari sebuah kemarahan sang Kakak. langsung menanyakannya pada sang kakak
Namun Julya yang ingin menyelidiki sesuatu terlebih dulu berkata "Kenapa kamu memilih laki-laki itu?"
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏