NovelToon NovelToon
Antara Benar Dan Salah

Antara Benar Dan Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Debi Andriansah

Debi menuruni jalan setapak yang menuju rumahnya dengan langkah cepat. Matahari mulai tenggelam, memberi warna keemasan di langit dan menyinari tubuhnya yang lelah setelah perjalanan panjang dari Sarolangun. Hawa desa yang sejuk dan tenang membuatnya merasa sedikit lebih ringan, meskipun hatinya terasa berat. Liburan semester ini adalah kesempatan pertama baginya untuk pulang, dan meskipun ia merindukan rumah, ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan setiap kali memikirkan Ovil.

Debi sudah cukup lama tinggal di Sarolangun, bersekolah di sana sejak awal tahun ajaran baru. Sekolah di kota jauh berbeda dengan kehidupan di desa yang sudah dikenalnya. Di desa, segalanya terasa lebih sederhana. Namun, setelah dua tahun menjalani kehidupan kota, ia merasa bahwa dirinya sudah mulai terbiasa dengan keramaian dan rutinitas yang cepat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Debi Andriansah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keputusan yang berat

Debi memandang ke luar jendela, menikmati pemandangan senja yang perlahan menggelapkan langit. Matanya terasa berat, dan perasaannya lebih berat lagi. Setelah percakapan dengan Fauzan, ia merasa seolah dunia seketika berubah. Tidak ada lagi kebohongan yang menghalangi jalan, tetapi ia juga tahu bahwa keputusannya untuk mengejar Ovil membawa konsekuensi yang besar.

Semua perasaan yang semula terpendam kini kembali mengingatkan Debi pada kenyataan bahwa perasaan cinta yang ia miliki untuk Ovil adalah sesuatu yang sudah tak bisa lagi dipendam. Namun, dalam dirinya masih ada sedikit rasa bersalah karena telah menyakiti Fauzan, sahabat yang selama ini selalu ada untuknya. Walaupun ia tahu bahwa Fauzan akan mendukung apapun keputusannya, perasaan itu tetap menghantuinya.

Hari itu, setelah pertemuan dengan Fauzan, Debi memutuskan untuk mencari Ovil. Ia ingin berbicara dengan Ovil secara terbuka, untuk memastikan bahwa Ovil juga merasakan hal yang sama. Ia tidak ingin lagi hidup dalam ketidakpastian, tidak ingin lagi terjebak dalam hubungan yang berantakan, dan yang terpenting, ia ingin memperjuangkan cinta yang sudah lama ia pendam.

Langkah Debi terasa semakin mantap saat ia memasuki kedai kopi tempat biasa mereka bertemu. Ovil duduk di sudut ruangan, dengan ekspresi yang sepertinya menunggu. Ketika mata mereka bertemu, Ovil tersenyum tipis, meskipun ada keraguan yang terlihat jelas di matanya.

Debi mendekat dan duduk di hadapan Ovil, mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia bisa merasakan ketegangan di udara, meskipun mereka sudah sering bertemu sebelumnya.

"Ovil," Debi mulai berbicara dengan suara yang sedikit bergetar. "Aku nggak bisa terus begini. Aku sudah lama pendam perasaan ini, dan aku nggak mau lagi hidup dalam kebingungan. Aku... aku cinta sama kamu. Aku tahu ini mungkin terdengar tiba-tiba, tapi aku nggak bisa terus bersembunyi dari perasaan ini."

Ovil terdiam beberapa saat, matanya menatap Debi dengan intens. Ia tampak berpikir keras, mungkin mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk merespon pernyataan yang tak terduga ini.

Debi merasakan kegelisahan yang semakin besar, tetapi ia tidak bisa mundur. Ia sudah sampai pada titik ini, dan ia harus mendapatkan jawaban yang pasti.

Akhirnya, Ovil membuka mulutnya. "Debi, aku juga... aku juga merasa hal yang sama. Aku mencintaimu, tapi aku nggak bisa mudah begitu saja mengambil keputusan. Aku sudah punya Pandawa, dan hubungan kami... kami berjuang keras untuk bisa bersama. LDR itu nggak mudah, dan aku nggak bisa begitu saja meninggalkan dia."

Mendengar kata-kata Ovil, hati Debi terasa hancur. Meskipun ia sudah tahu tentang hubungan Ovil dengan Pandawa, mendengar pengakuan ini tetap membuatnya merasa tersayat. Tapi ia tidak bisa menyerah begitu saja.

"Aku nggak mau jadi orang ketiga dalam hubunganmu, Ovil," ujar Debi dengan suara lembut, meski hatinya sakit. "Aku nggak bisa terus berada di sini, berharap tanpa kepastian. Aku sudah cukup lama menunggu, dan aku tahu kita berdua sudah dewasa untuk mengambil keputusan ini."

Ovil menundukkan kepala, seolah merenung. "Debi, aku minta maaf kalau aku membuatmu merasa seperti ini. Tapi aku nggak bisa... Aku nggak bisa memilih antara kamu dan Pandawa begitu saja. Aku masih mencintai Pandawa, dan aku harus menghormati hubungan kami."

Debi merasa seperti ada beban berat yang menimpa dadanya. Walaupun ia tahu bahwa ini adalah keputusan yang sulit bagi Ovil, hatinya tetap hancur. Ia tahu, jika ia tetap mengejar Ovil, ia hanya akan membuat dirinya menderita lebih lama.

"Aku nggak bisa terus menunggu, Ovil," kata Debi dengan suara yang lebih tegas, meskipun ada air mata yang mulai menggenang di matanya. "Aku harus melanjutkan hidupku, walaupun itu artinya aku harus melepaskanmu."

Ovil terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Waktu seakan berhenti di antara mereka, hanya ada keheningan yang penuh dengan ketidakpastian. Debi merasa seolah-olah waktunya untuk berjuang sudah selesai, dan kini adalah waktunya untuk menerima kenyataan.

Namun, sebelum Debi bisa berdiri dan pergi, Ovil memegang tangannya dengan lembut. "Debi, jangan pergi. Aku tahu aku belum bisa memberimu jawaban sekarang, tapi aku ingin kamu tahu, aku akan berpikir tentang ini. Aku nggak ingin kehilangan kamu, tapi aku juga nggak bisa membiarkan Pandawa terluka."

Debi menghela napas panjang. Ia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya, tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak bisa terus menggantungkan dirinya pada ketidakpastian. "Aku nggak ingin jadi pilihan, Ovil. Aku ingin jadi keputusan yang pasti."

Setelah beberapa saat, Ovil mengangguk pelan. "Aku paham. Aku butuh waktu untuk berpikir."

Debi tersenyum tipis, walaupun hatinya terasa sangat sakit. "Aku akan memberi waktu itu, Ovil. Tapi aku juga nggak bisa menunggu selamanya."

Debi bangkit dari kursinya, meninggalkan kedai kopi itu dengan hati yang hancur namun penuh dengan tekad. Ia tahu bahwa apa yang ia lakukan bukanlah hal yang mudah, namun ia harus melangkah maju. Ia tidak bisa lagi menunggu tanpa kejelasan.

Perjalanan cinta Debi belum selesai. Ia harus belajar untuk menerima kenyataan, meskipun itu terasa sangat sulit. Namun, dengan setiap langkah yang ia ambil, ia semakin dekat untuk menemukan kebahagiaan yang sejati.

---

Bab ini mengisahkan tentang perasaan dan keputusan sulit yang harus dihadapi oleh Debi. Dalam pencariannya untuk cinta sejati, ia menyadari bahwa kebahagiaan tidak datang dengan mudah, dan kadang-kadang, melepaskan adalah langkah yang perlu diambil untuk menemukan kedamaian dalam hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!