Arya, seorang pria yang memiliki istri yang sangat cantik dan juga memiliki seorang putera yang masih balita harus menelan pil pahit saat mengetahui sang istri dijodohkan oleh keluarganya dengan pria kaya raya.
Hal yang menyakitkannya, sang istri menerima perjodohan itu dan berniat melangsungkan pernikahan meskipun mereka belum sah bercerai.
Semua itu karena Arya dianggap pria miskin dan tak layak mendampingi Tafasya yang cantik dan memiliki body sempurna.
Bagaimana kisah selanjutnya, maka ikuti novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KSYT-8
Arya melihat jam didinding sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Ia sudah hampir selesai dengan pekerjaannya dan bersiap.akan berjualan keliling, karena anak sekolah akan segera keluar jam istirahat pertama.
"Fasya, tolong nanti jemput Rayan, ya." ia mengemasi barang dagangannya untuk dibawa ke motornya.
Sesaat ia merasa jika panggilannya tak mendapatkan sahutan. Lalu ia membawa barang dagangan menuju teras rumah untuk ia tata.
Sesampainya diteras, ia terkejut melihat motor yang baru ia beli sudah tidak ada ditempatnya. Ia menata barang dagangan, laku memeriksa kesalam kamar, akan tetapi tak menemukan Tafasya disana.
"Kemana dia? Mengapa beberapa hari ini sering keluar?" gumamnya dalam hati.
Ia mengambil ponselnya, lalu menghubungi nomor sang istri. Panggilannya terhubung,tetapi tidak diangkat, dan ia sudah berulang kali menghubunginya, tetapi tetap tidak diangkat, dan terakhir kalinya jika panggilannya direject dan Arya mulai merasakan firasat yang tidak enak.
Sssssshhhsss....
Sesaat ia mendengar suara desisan hewan melata didalam rumahnya. Ia merasa sangat khawatir dan saat ia akan keluar dari pintu kamar, seekor ular berwarna hitam keluar dari balik bantal yang masih bertumpuk dan metayap menuju jendela yang terbuka.
Deeeegh...
Jantungnya seolah berhenti berdegub. Ia mendengar petuah orang dahulu jika ada ular hitam menginap didalam kamar, maka itu pertanda jika ada pasangan kita yang berselingkuh.
Arya tak ingin mempercayai firasatnya, tetapi hatinya begitu sangat kuat jika itu akan terjadi.
Ia mencoba sedikit menahan rasa gundah yang bersemayam didalam hatinya. Ia tetap melanjutkan dagangannya dan keliling untuk menjajakannya.
Akan tetapi, perasaannya tidak begitu nyaman. Ia merasakan jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada sang istri.
Ditempat lain, Tafasya sudah tiba disebuah restaurant yang dijanjikan oleh Om Bondan. Ia pergi menuju tempat dimana pria paruh baya itu menunggunya. Keduanya saling sapa dengan senyum maksiat yang sangat menjijikkan.
"Wah, kamu sangat cantik sekali, Sayang," puji pria itu dengan begitu takjub.
Tafasya merasa begitu tersanjung dengan apa yang diucapkan oleh pria itu. Tentu saja ia sangat senang karena wanita pada dasarnya suka akan pujian.
Ia menghampiri sang pria. Baru saja ia duduk, Om Bondan sudah mengeluarkan kotak berwarna merah dan membukanya tepat dihadapan sang wanita.
"Apakah kamu menyukainya?" Pria itu memperlihat sebuah kalung dengan untaian berlian yang begitu indahnya.
Seketika ia terperangah. Bagaimana mungkin ia mendapatkan semua barang mewah itu dengan hanya berkenalan dua hari saja.
"Om, ini beneran untukku?" tanyanya dengan rasa tak percaya.
"Tentu, Sayang. Apapun akan Om berikan untukmu," sahut Bondan dengan sangat yakin.
Pria itu bangkit dari duduk, lalu memasangkan kalung berlian itu kepada wanitanya.
"Bagaiamana, kamu suka?" tanya sang pria dengan senyum yang begitu memuakkan.
Tentu saja wanita sangat suka. Bahkan ia berharap jika pria itu akan memberikannya lebih dari sekedar berlian, semisal rumah mewah.
"Suka dong, Om... Bahkan suka banget," Tafasya sangat bahagia hari ini.
Bondan mengulas senyum nakal. "Kalau begitu kamu faham haru melakukan apa agar om merasa senang dan puas?" tanyanya dengan tangan yang mulai bergerilya. Andai saja ini bukan tempat umim, mungkin ia akan membuat wanita itu melayang fantasinya.
"Ya tau dong, Om. Tapi gak disini juga kali," sahutnya dengan sangat senang.
Bondan faham apa yang dimaksud oleh wanitanya. Ia merangkul sang wanita. "Ayo, restauran ini juga menyediakan penginapan," sahut sang pria dan membimbing wanitanya untuk menuju kamar yang akan mereka gunakan sebagai tempat memadu kasih.
****
Arya berhenti disebuah sekolah dasar. Disana tempat ia sering mangkal saat jam istirahat pertama dimulai, dan anak-anak akan menyerbu dagangannya karena selain murah, rasa juga sangat juara.
Dalam hitungan menit anak-anak berkerumun untuk membeli dagangannya, dan ia menjualnya dengan perasaan yang sangat gundah, namun tetap profesional.
Setelah jam istirahat berakhir. Ia mencoba menuju sekolah SLTP yang berjarak 7 km dari tempat ia berdagang di SD. Ia harus memacu waktu, agar nanti tak terlambat menjemput Rayan yang pulang pukul 11.30 wib.
Saat melintasi sebuah restaurant yang terbilang cukup mewah didaerahnya, ia melihat jika sepeda motor yang ia beli untuk sang istri terparkir disana.
Ia menghentikan laju motornya. Ia mengamati apakah plat kendaraan itu benar miliknya atau hanya serupa saja.
Setelah memastikannya. Ia merasa semakin penasaran. Lalu mencoba menyeberangi jalan dan menuju ketempat tersebut.
Ia bertanya pada security yang bertugas disana apakah ada wanita yang membawa motor tersebut.
Security mengiyakan, dan deguban jantung Arya semakin tak menentu.
Ia memasuki restaurant, dan menyapu pandangannya untuk menemukan dimana sang istri. Ia masih mencoba berfikir positif, jika Tafasya marah padanya dan bekerja direstauran ini. Setelah beryanya pada staf yang ada disana, ternyata sang istri hanya sebentar saja berada dimeja restaurant.
Tak ingin kehabisan akal. Ia mencoba memberikan sejumlah uang kepada staf restauran untuk memeriksa CCTV, dimana ia beralasan jika Tafasya adalah adiknya yang sedang ia cari.
Dengan uang pelicin, ia akhirnya mendapatkan informasi tentang dimana sang istri saat ini.
Hatinya begitu hancur, saat menghadapi kenyataan jima istrinya sedang berada didalam kamar hotel bersama pria lain.
Ia menelan salivanya. Hatinya begitu hancur, tapi apakah ia harus bertahan?
Selama ini hinaan yang diberikan oleh sang istri tentang kemiskinannya tak membuat ia begitu perduli, bahkan sang ibu mertua juga adik iparnya yang ikut menghujatnya tak pernah ia hiraukan.
Tetapi untuk satu hal ini, maka ia tak ingin mentolerirnya. Ia melangkah pergi meninggalkan restauran. Tak lupa ia membawa motor yang baru ia beli dengan memperlihatkan surat-surat kepemilikannya dan menghubungi seseorang untuk membantunya.
Sementara itu, Tafasya dengan tanpa rasa malu melucuti pakaian pria yang sudah tampak tak sabar ingin menik-mati tubuhnya.
Keduanya membaringkan tubuh diranjang dengan sangat liar, lalu melakukan maksiat itu lagi demi sebuah kepuasan sesaat.
Suara lenguhan dari mulut sepasang pezinah itu keluar dengan tanpa rasa malu. Bahkan bagi keduanya ini adalah pengalaman yang begitu seru karena harus berselingkuh saat masih berstatus istri orang.
Arya telah tiba dirumahnya. Ia meletakkan dagangannya didepan rumah. Seperti biasa, para bocah yang berada disekitar komplek menyerbu dagangannya. Seandainya ia tak berjualan keliling, pasti dagangannya tetap laku terjual, akan tetapi Arya lebih suka melayani anak sekolah karena dapat sekaligus memberi jika ada anak yang tidak memiliki uang saku.
Ia terpaksa melayani pembeli, dan dagangannya sudah ludes dalam sekejap. Ia membereskan semuanya, lalu menghubungi seseorang, dan terlihat ia begitu sangat serius dalam pembicaraannya kali ini.
Ia mencoba untuk menahan air matanya yang akan tumpah, ia tak ingin terlihat rapuh, ia lelaki, seharusnya tak cengeng.
G MALU APA BILANG PERNAH.
KALAU PERNAH KAN SEKARANG UDAH GAK LAGI🤣🤣🤣🤣
dah g usah ditanggepin ar, tinggal pergi aja🏃♂️🏃♂️🏃♂️
DISINILAH LETAK DIMNA AKU GAK BEGITU SUKA DENGAN CERITA DRAMA KELUARGA.
KOMEN KU BERASA KAYAK EMAK EMAK KOMPLEK BLOK 69🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
SAYANG...
seribu kali SAYANG🤣
ni mulut tasya enaknya dikasih sambal bakso semangkok🏃♂️