Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Arsyilla membuka matanya perlahan, saat melihat ruangan tempatnya serba putih. Arsyilla langsung bangun dan melihat sekitarnya. Saat menyadari dia sudah mengambil alih ranjang tempat Rivandra sakit. Arsyilla segera turun.
"Kamu sudah bangun, Syilla." kata Shayna yang baru keluar dari kamar mandi.
"Ehmm,, maaf aku ketiduran, Shay. Ehhmmm,,, Pak Rivandra..."
Shayna tertawa melihat ekspresi takut Arsyilla. Membuat Arsyilla makin tidak enak hati.
"Si Rivan itu, pemulihan tubuhnya dari sakit lebih cepat dari yang kamu kira. Sudah aku bilang, kalau ada yang tahu dia sakit, pasti dia akan kabur dari rumah sakit. Seperti yang kamu lihat sendiri."
"Kabur? Lalu yang memindahkan aku ke atas ranjang siapa?"
"Tentu saja si Rivan." jawab Shayna lucu karena teringat saat Rivandra memindahkan tubuh Arsyilla ke atas ranjang dan mencuri ciuman dari Arsyilla.
"Apa aku bilang, si Rivan itu suka padamu, Syilla." goda Shayna sembari menggandeng lengan Arsyilla.
"Shay,, kita sudah berkali-kali membahasnya. Dan sudah berkali-kali juga aku tekankan, aku dan kakakmu itu jaauuuuhhh berbeda."
"Memang apa salahnya sih?! Pacaran dulu, toh untuk menikah kan butuh waktu yang lama." gerutu Shayna sambil duduk di ranjang rumah sakit.
"Iya gak ada salahnya memang. Tapi, memangnya kamu gak berharap pacaran kamu itu akhirnya berakhir dengan pernikahan?"
"Sangat berharaplah!"
"Itu tahu!"
"Lalu, kenapa dengan si Rivan? Apa kamu sedemikian gak sukanya ya dengan si Rivan sampai gak pernah bisa tersenyum di dekat si Rivan."
"Bukannya begitu, Shay. Siapapun wanita yang dekat dengan Pak Rivandra pasti akan bisa dengan mudah menyukai Pak Rivandra."
"Tapi, buktinya kamu gak suka kan?!" potong Shayna kesal.
"Semisalnya pun aku nanti menyukai Pak Rivandra,,"
"Ammmiiinnn. I hope so!!" sahut Shayna mengamini.
"Dengerin dulu!!" hardik Arsyilla kesal. Enak aja main amin aja. Batin Arsyilla.
"Kalaupun nanti aku menyukai Pak Rivandra, lalu apa yang bisa aku lakukan?"
"Maksud kamu?"
"Pak Rivandra sudah punya tunangan, Shayna. Apa kamu lupa? Ada Bu Katty yang sangat cantik. Aku gak bisa bersaing dengan wanita secantik beliau. Buat apa menyukai orang yang sudah punya tunangan? Hanya akan saling menyakiti nantinya."
"Gak usah panggil Katty dengan sebutan bu. Kamu terlalu berlebihan memujinya. Bagiku, kamu lebih cantik dibandingkan dia." elak Shayna sambil berdiri. "Aku mau pulang!" hentaknya kesal.
Arsyilla menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Benar-benar bingung dengan sikap Shayna yang makin semangat menjodohkannya dengan Rivandra. Padahal jelas-jelas Rivandra sudah punya calon tunangan.
****
Sudah satu minggu, Arsyilla tidak bertemu Shayna ataupun berpapasan dengan Rivandra. Entah apa yang akan dilakukan Arsyilla saat nanti bertemu dengan Rivandra. Bisa-bisanya ketiduran saat menunggu Rivandra yang sedang sakit.
"Syilla, bisa bantu aku." kata Zaen sambil mendekat ke arah Nadine dan Arsyilla.
"Bantu apa, Pak?" tanya Arsyilla bingung.
"Model kita untuk fashion show hari ini mengalami kecelakaan. Tolong bantu aku untuk menggantikannya."
"Apa?! Pak Zaen gak salah?!" seru Arsyilla kaget sampai berdiri membuat Nadine tertawa melihatnya.
"Apa harus sehisteris itu, Syilla?" gurau Zaen heran.
"Karena permintaan Pak Zaen itu selalu aneh."
"Aneh bagaimana? Aku hanya memintamu menggantikan model kita." kata Zaen sambil tersenyum.
"Kan ada Nadine, Pak." seru Arsyilla yang membuat tawa di wajah Nadine hilang seketika.
"Kamu mau mempermalukan Pak Zaen, Syilla? Mana ada model fashion show memiliki cara jalan tomboy sepertiku." protes Nadine.
" Betul! Dan tentu saja aku gak bisa meminta Cindy yang sedang hamil atau Ririn yang sudah sesepuh itu." gurau Zaen.
Mau tidak mau Arsyilla ikut tersenyum mendengar candaan Zaen.
"Gitu dong, senyum!"
"Tapi... Minta orang lain sajalah, Pak. Shayna,, Shayna pasti cocok, Pak." usul Arsyilla senang.
"Masalahnya, gaun yang akan di pertunjukkan. Gaun pernikahan syar'i. Masa iyo cindo seperti Shayna yang memakainya."
"Makin mendukung kan Pak."
"Designernya yang memilih sendiri model kita. Dia bersedia kita yang carikan pengganti modelnya yang kecelakaan, asalkan dia terlihat natural. Agar gaunnya bisa menyatu dengan aura modelnya."
"Itu hanya alasan Pak Zaen kan."
"Kamu mau bicara dengan designernya sendiri. Sebentar, aku akan menelponnya."
Arsyilla menggeleng cepat saat Zaen mengeluarkan ponselnya.
"Hanya fashion show malam ini, Syilla. Aku mohon. Atau, kamu mau mentor favoritmu yang memintanya langsung?"
"Kalau membahas soal itu lagi, aku pastikan tidak akan pernah bersedia! " tegas Arsyilla
"Oke... Oke...!! Deal?!"
"Apa tidak bisa Kayla atau Vivian saja Pak?"
Tangan Zaen bersedekap, " Rupanya teman kamu ini masih ingin bernegosiasi denganku, Nadine." kata Zaen pura-pura marah.
"Bukan begitu, Pak. Aku... Benar-benar tidak pernah melakukan fashion show sama sekali. Aku takut akan mengecewakan Pak Zaen."
" I trust you, Syilla!! Selama ini kamu gak pernah mengecewakanku, jadi, tolong, jangan jadikan ini sebagai yang pertama kalinya." pinta Zaen
"Sudahlah, Syilla. It's okey. Toh, fashion show ini hanya untuk kalangan perusahaan saja. Tidak untuk standart nasional." hibur Nadine.
Arsyilla masih terdiam bingung.
"Aku anggap diammu setuju, Syilla. Aku akan mengabarkan designernya kalau aku sudah menemukan modelnya." kata Zaen sembari beranjak menuju kantornya.
"Tapi, Pak. Aku belum... "
"Kamu pasti bisa, Syilla. Aku percaya." hibur Nadine.
****
"Pak Rivan, ini bucket bunga yang bisa Pak Rivan berikan pada pemenang gaun pernikahan karya designer perusahaan nanti Pak." kata Shayna saat Rivandra duduk di sampingnya sebagai juri.
"Simpan saja bunga itu untuk nanti. Kenapa Zaen belum datang?"
"Pak Zaen sedang ada urusan sebentar, Pak."
"Urusan? Urusan apa yang membuatnya sampai telat di fashion show usulannya ini." gerutu Rivandra.
"Dari apa yang aku dengar, salah satu model yang di pilih designer mengalami kecelakaan. Pak Zaen sedang mempersiapkan penggantinya."
"Aku harap acara ini sukses seperti yang selalu dia katakan."
"Pasti, Pak!"
"Kamu bilang begitu karena dia tunanganmu!" sindir Rivandra setengah berbisik.
"Apa aku harus mengabari Katty untuk datang kesini?"
Rivandra tersenyum sinis, "Aku yakin kamu akan sangat menantikan kedatangannya." sahut Rivandra sambil tertawa lirih karena melihat Shayna cemberut dengan jawaban Rivandra.
"Maaf aku telat." kata Zaen sambil duduk di samping Rivandra.
"Darimana saja sih?!" seru Shayna kesal.
"Maafkan aku. Ada sedikit urusan. Menyiapkan sedikit surprise untuk kalian berdua."
"Aku harap kamu tidak mengacaukan acara ini, Zaen!" hardik Rivandra kesal.
"Justru aku yakin kalau kamu akan berterima kasih nantinya. Lihat saja nanti. Hahaha.. " jawab Zaen senang.
Ada sekitar dua puluh designer yang sudah menunjukkan hasil rancangan gaun pernikahannya. Hanya tinggal satu designer yang tengah menggandeng modelnya dengan telaten.
Zaen hanya tertawa saat melihat Rivandra menatap model itu tidak berkedip. Mulutnya pun sampai menganga karena shock. Shayna menatap Zaen penasaran.
"Kamu tidak mengenali sahabatmu?" sindir Zaen sambil mengerlingkan matanya.
Shayna menatap model itu dan Zaen bergantian lalu melihat ekspresi Rivandra. Berganti menatap model itu lagi.
"Syilla?" tanya Shayna memastikan. Zaen hanya mengangguk pasti meski tidak bisa menyembunyikan perasaan puas melihat Rivandra begitu terpesona dengan kecantikan natural Arsyilla yang menyatu dengan gaun pengantinnya.
Rivandra menunduk dan berdehem sebentar saat tahu Zaen sedari tadi menertawakannya. Saatnya memberikan vote pada kesemua peserta.
Permintaan dari MC, Rivandra harus naik ke atas panggung untuk memberikan satu bucket bunga kepada model dan juga designernya yang akan menjadi pemenangnya.
Rivandra dan Shayna langsung berdiri dengan semangat saat nama designer yang menjadikan Arsyilla sebagai modelnya keluar sebagai pemenangnya. Merekapun naik ke atas panggung. Zaen mendekat ke arah MCnya.
"Minta Pak Rivandra berfoto dengan modelnya sebagai dokumentasi."
" Baik, Pak."
Zaen tersenyum smirk karena puas membuat senyum di wajah Rivandra awet disana. Seperti permintaan Syilla.
Arsyilla tersenyum keki saat menerima bunga dari Rivandra sebagai pemenang gaun dan model ternatural.
"Silahkan Pak Rivandra berfoto dengan modelnya sebagai dokumentasi." kata MC yang membuat keduanya bertatapan sejenak.
Designernya bahkan mengarahkan tangan kanan Rivandra untuk berada di pundak kiri Arsyilla agar fotonya terlihat natural.
"Kamu cantik, Syilla. Sangat cantik." puji Rivandra pelan.
"Terima kasih Pak Rivandra." jawab Arsyilla keki.
Setelah berfoto, Shayna memeluk Arsyilla senang. "Cantik sekali, Syilla!" pujinya.
"Terima kasih."