NovelToon NovelToon
Mythic Miracles

Mythic Miracles

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Spiritual / Teen School/College / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:631
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.

Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.

mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks

Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9

Dua hari kemudian, “brrm,” sebuah motor besar masuk ke dalam gerbang sekolah, para siswa dan siswi yang berjalan masuk ke dalam langsung menyingkir memberi motor itu lewat. Mereka melihat motor di kendarai oleh seorang siswa yang memboncengi seorang siswi, wajah mereka tidak terlihat karena memakai helm full face.

“Siapa ?” tanya seorang siswa.

“Mukanya ga keliatan,” jawab siswa di sebelahnya.

“Motornya sih keren, tapi kayaknya kok gue pernah liat motor itu ya,” ujar seorang siswi.

“Lo gimana sih, motor itu sering kok masuk ke sini, yang punya kalau ga salah anak kelas 11, tapi yang jadi pertanyaan siapa yang dibonceng ya ?” tanya siswi di sebelahnya.

Setelah parkir, keduanya turun dari motor, ketika membuka helm ternyata mereka adalah Rio dan Sarah yang langsung mengibaskan rambutnya agar turun ke bawah. Setelah menaruh helm nya di motor, Rio berjalan menuju pintu masuk gedung sekolah bersama Sarah yang menggandeng lengannya,

“Oi ga apa apa lo gandeng gue nih ? ntar kalau banyak yang salah sangka gimana ?” tanya Rio.

“Justru gue seneng kalau pada salah sangka,” jawab Sarah.

“Hmm bener juga, lo jadi aman ya,” balas Rio.

“Salah satunya itu, tapi bukan itu inti poin nya,” balas Sarah.

“Apa dong ?” tanya Rio.

“Sori, rahasia hehe,” jawab Sarah.

Tiba tiba lengan Sarah di tarik dari belakang sampai Sarah sedikit terjengkang, Rio berhenti dan menoleh, ternyata yang menarik lengan Sarah adalah Yuli yang terlihat memiliki segudang pertanyaan. Yuli melihat Rio yang menoleh dan langsung tersenyum,

“Rio, gue pinjem Sarah bentar ya, (menoleh melihat Sarah) ikut gue lo,” ujar Yuli menarik Sarah.

“Eh...mau kemana ?” tanya Sarah bingung.

“Ikut sini, gue mau ngomong,” jawab Yuli.

Rio berdiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung sambil melihat Yuli yang menarik Sarah menjauh dari dirinya,

“Dah lah, gue ke kelas aja dulu, kenapa dia ijin ama gue ya, aneh,” ujar Rio.

Dia berbalik dan meneruskan berjalan ke kelas dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana panjangnya. Beberapa saat kemudian, di sebuah gazebo yang berada di taman samping sekolah,

“Apaan sih Yul,” ujar Sarah yang tangannya di tarik.

“Diem sih, ikut dulu bentar napa,” balas Yuli.

“Tapi ntar Rio nungguin,” balas Sarah.

“Gue udah ijin kan, lagian udeh sih, ntar juga ampe dalem misah, Rio ke kelas gue dan lo ke kelas 10,” balas Yuli.

“Iya sih,” balas Sarah.

Keduanya duduk di kursi yang di sediakan di dalam gazebo, Yuli langsung menatap wajah Sarah dari dekat sampai Sarah mundur sedikit dan menaikkan kedua telapaknya,

“Apaan sih lo ? kenapa sih ?” tanya Sarah.

“Pertanyaan pertama, bener lo kenal Rio baru empat hari ama hari ini ?” tanya Yuli.

“Bener, kenapa emang ?” tanya Sarah.

“Kok lo udah kayak orang pacaran gitu, lo diapain ama dia sampe nempel gitu,” ujar Yuli.

“Ga di apa apain, aneh ah pertanyaan nya,” balas Sarah.

“Pertanyaan kedua, lo pacaran ama Rio ?” tanya Yuli.

“Um...em....belom,” jawab Sarah.

“Trus lo udah nempel gitu ? ga kapok lo ya, dulu kan gara gara lo sering nempel dan ga jaga jarak jadinya pada salah sangka,” balas Yuli.

‘Tapi Rio lain,” balas Sarah.

“Kalo gitu jelasin, laennya dimana ? setau gue dia juga cowo,” balas Yuli.

“Hmm apa ya....dia baik, emang sih awalnya dia kayaknya cuek ama gue, tapi belakangan dia perhatiin gue, trus dia juga orangnya rajin, rumah gue di beresin ampe bersih trus masak lagi buat makan kita berdua, trus dia dengerin cerita gue walau setengah percaya, nah sisanya, dia ganteng, bodinya keren dan darahnya enak hehe,” balas Sarah.

“Yang tiga terakhir gue kaga peduli, tapi masa iya dia beresin rumah lo dan masak buat lo berdua hanya dalam waktu dua hari ? ada mau nya ga tuh ?” tanya Yuli.

“Hehe gue yakin ga ada, alasannya karena dia bertindak sesuai buku dan apa yang dia lakukan semua ada di buku tulisnya, dia polos banget tau, trus pas gue ceritain soal kondisi nyokap gue, dia langsung mau ke rumah gue dan berberes, lucunya tujuan utama dia bukan gue tapi nyokap gue, trus waktu gue ketiduran di sebelah dia, dia ga gerak loh takut bangunin gue sampe pagi, hebat kan,” jawab Sarah dengan wajah sedikit memerah.

“Hmmm.....ini sih kayaknya lo yang kesem sem ya ?” tanya Yuli.

“Ga ngerti juga, tapi entah kenapa, pikiran dan hati gue mengatakan kalau gue lepasin dia rugi, lagipula ga ada lagi cowo kayak dia, udah ganteng, bodinya keren trus bisa apa aja lagi, kurang apa coba,” jawab Sarah.

“Ok fix lo kesem sem,” ujar Yuli sambil memegang kening dan menggelengkan kepalanya.

“Boleh dong, gue kan udah 17 tahun, seumuran lo....oh ya, dia umurnya 18 tahun loh, dia juga pernah kelewat setahun sama kayak gue, beneran deh, gue juga kaget, trus semalem gue tidur di tempat dia karena dia juga sendirian di rumah, bonyoknya di luar negeri dan ruang tengahnya penuh barang antik, keren loh,” ujar Sarah.

“Ya ya emang celoteh cewe kalau lagi kesem sem ya gini,” balas Yuli.

“Ih apa sih lo, siapa yang kesem sem,” ujar Sarah mendorong Yuli.

“Ya udeh kalau lo ga kesem sem, Rio buat gue,” balas Yuli.

“Langkahin dulu mayat gue,” balas Sarah langsung.

“Nah itu artinya lo kesem sem, pea,” balas Yuli.

“Au ah,” balas Sarah ngambek.

“Ya udah, gue ngerti sekarang, tapi sumpah prosesnya cepet amat, cuma empat hari bo,” ujar Yuli.

“Daripada lama lama ujung ujung nya kusut,” balas Sarah.

“Oh lo ternyata di sini,”

Sarah dan Yuli menoleh, mereka melihat Rio di samping mereka, Yuli terlihat sedikit kaget tapi Sarah terlihat biasa saja dan berdiri,

“Ada apa ?” tanya Sarah.

“Ini, bekal lo kebawa gue,” jawab Rio sambil memberikan bungkusan bekal kepada Sarah.

“Oh thanks,” balas Sarah.

“Tadi gue ke kelas lo, lo ga ada jadi gue cari,” balas Rio.

“Sori ya, si Yuli lama,” balas Sarah melirik Yuli dengan sinis.

“Iye iye gue jadinya yang jahat di sini,” balas Yuli.

“Kaga jahat lah, biasa aja, dah ya, gue masuk duluan (menoleh kepada Sarah) makan dulu sekarang, lo ga sarapan tadi dan ntar istirahat gue ke kelas lo ya,” ujar Rio.

“Iyaaa,” balas Sarah ceria.

Rio berbalik dan berjalan sesuai dengan gayanya yaitu kedua tangan masuk ke saku, setelah Rio sudah jauh dan sudah berbelok, Sarah kembali duduk memegang bekalnya, dia menoleh melihat Yuli yang tersenyum senyum melihatnya.

“Napa lo ?” tanya Sarah.

“Dia perhatian ya ama lo, jadi ngiri gue,” jawab Yuli.

“Hehe dah gue bilang kan, ga percaya sih,” balas Sarah bangga.

“Tapi ngapain dia mau ke kelas lo ?” tanya Yuli.

“Ah itu karena waktu gue belanja di supermarket ama dia, gue ketemu sama si Sofi dan geng nya, awalnya dia nyuruh gue ke kelas dia tapi karena Sofi dan lainnya seangkatan ama dia, jadi dia yang mau ke kelas gue,” jawab Sarah.

“Si Sofi ketemu lo ketika lo lagi ama dia ?” tanya Yuli.

“Iya, gue ngumpet di belakang dia,” jawab Sarah.

“Si Sofi ngomong apa ? jelek jelekin lo ya ? dia tau lo sering di bully ama Sofi ?” tanya Yuli.

“Iya tau, Sofi jelek jelekin gue di depan dia, si Sofi juga ngajak Rio jalan bareng mereka, tapi Rio ga mau dan bilang mau jalan ama gue, Rio juga bilang ga suka mereka secara terang terangan, sampai Sofi mukanya mateng kayak udang rebus, lucu,” jawab Sarah.

“Cieeeh, keren juga dia, emang sih gue perhatiin di kelas, dia keren dan ganteng tapi gue pikir dia tipe serius soalnya keseringan diem kalo di kelas dan ngirit banget senyum,” balas Yuli.

“Emang gitu ?” tanya Sarah.

“Dia ga ada temen tau di kelas, tapi kayaknya bukan karena dia ga bisa bertemen, banyak yang nyapa dia tapi dia jawab seadanya aja dan kalau pulang ngeloyor sendirian aja gitu, kayaknya emang dia ga mau bertemen,” jawab Yuli.

“Oh gitu ya, gue baru tau,” balas Sarah.

“Jelas aja lo baru tau, lo baru empat hari kenal dia, gue kenal dia udah ampir setahun soalnya baru sekelas dia di kelas 11, jelas gue lebih lama kenal dia di banding lo,” balas Yuli.

“Ceritain tentang dia kalau di kelas dong,” ujar Sarah.

“Hehe sip, jadi dia tuh,”

Yuli menceritakan semua tentang Rio di kelas kepada Sarah yang memang tidak tahu dan baru mengenal Rio.

1
Delita bae
mangat 💪💪💪🙏
Delita bae: dukung terus ya karya saya😁biar seru
DEE GUNZ: Siap makasih
total 2 replies
Delita bae
bagus semangat ya😁👍🙏
Delita bae: wih hebat makin semangat up🤣😊😇
DEE GUNZ: siap kak
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!