NovelToon NovelToon
Pahlawan Tanpa Bakat

Pahlawan Tanpa Bakat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bayu Aji Saputra

Lahir di sebuah keluarga yang terkenal akan keahlian berpedangnya, Kaivorn tak memiliki bakat untuk bertarung sama sekali.

Suatu malam, saat sedang dalam pelarian dari sekelompok assassin yang mengincar nyawanya, Kaivorn terdesak hingga hampir mati.

Ketika dia akhirnya pasrah dan sudah menerima kematiannya, sebuah suara bersamaan dengan layar biru transparan tiba-tiba muncul di hadapannya.

[Ding..!! Sistem telah di bangkitkan!]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bayu Aji Saputra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dasar-dasar teknik pedang

Dua minggu telah berlalu sejak Kaivorn memulai pelatihan pertamanya di bawah bimbingan Amon, Sang Ksatria Suci.

Misi harian yang disiapkan—lari sejauh 20 kilometer, 100 push-up, 100 squats, plank selama 10 menit dalam empat set, dan 100 burpees—dijalani tanpa keluhan sedikit pun.

Dari perjuangan yang awalnya menguras tenaganya hingga membuatnya pingsan, kini latihan itu terasa seperti rutinitas yang remeh, seolah tingkat kesulitannya menurun drastis.

Hari Pertama...

[Karena Tuan Rumah gagal menyelesaikan misi harian, hukuman akan diberikan.]

[Memindahkan jiwa Tuan Rumah ke Dimensi Kalidron...]

Hari Kedua...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Ketiga...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Keempat...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Kelima...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Keenam...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Ketujuh...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Kedelapan...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Kesembilan...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Kesepuluh...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Kesebelas...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Kedua Belas...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Ketiga Belas...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Hari Keempat Belas...

[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]

[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]

Kaivorn kini berdiri megah di tengah lapangan luas, rambutnya yang cerah ditiup angin lembut, sementara matanya yang merah bercahaya dengan ketenangan.

Tubuh Kaivorn kini tampak kokoh dan terbentuk dengan sempurna, meski tetap ramping.

Bahunya lebar, setiap otot tampak terlatih, terlihat jelas di bawah kulit yang kencang.

Punggungnya tegap dan menonjol dengan garis-garis otot yang rapi, sementara pinggangnya tetap ramping, membentuk lekuk tubuh yang proporsional.

Perutnya terlihat keras dengan otot-otot perut yang jelas terdefinisi, bukan dalam volume besar, namun cukup menandakan ketahanan dan kekuatan.

Lengan dan kaki Kaivorn tampak panjang dan penuh kekuatan, tidak terlalu besar, namun padat.

Kaki-kakinya yang ramping dan otot betisnya terlihat kuat.

Kaivorn memandang layar biru holografis yang menampilkan 'Profil' dirinya.

...—————————————————————————...

...[Profil]...

...[Nama: Kaivorn Vraquos]...

...[Tittle: Talentless Vraquos—Pahlawan suci—Utusan Ilahi.]...

...[Usia: 15]...

...[Tinggi Badan: 1,80 Meter]...

...[Berat Badan: 65 Kilogram]...

...•••••••••••••••••••••••••••••••...

...[Kemampuan]...

...[Blitz (C), Divine Guardian (B), Ingenious Actor (D), Impeccable Manners (F), Charming Presence (D), The basic sword art of Vraquos (B).]...

...••••••••••••••••••••••••••••••••••...

...[Statistik]...

...[Kekuatan: 115]...

...[Konstitusi: 124]...

...[Kecekatan: 117]...

...[Kecerdasan: 46]...

...[Pesona: 54]...

...[Point keterampilan: 0]...

...—————————————————————————...

Sementara Kaivorn terfokus pada 'Profil' dirinya, Amon mengamatI dari kejauhan, tatapannya dipenuhi rasa hormat dan kekaguman.

"Perkembangannya dalam dua minggu ini sangatlah pesat..." pikir Amon, terpesona sekaligus bingung. "Apakah ini yang menjadi alasan entitas ilahi memilihnya? Atau justru karena dia terpilih oleh entitas ilahi yang mendorong kemajuan yang begitu cepat ini?"

Amon menarik napas dalam-dalam, menenangkan dirinya sebelum berseru dengan tenang namun penuh otoritas.

"Tuan Muda Kaivorn!" panggil Amon.

Kaivorn, yang berdiri tak jauh dari sana, menoleh cepat. “Iya?” sahutnya dengan suara datar.

Dengan gerakan anggun namun pasti, Amon mengangkat tangan kanannya, telapak terbuka, dan jari-jarinya menggoyang pelan, memanggil Kaivorn untuk mendekat.

Tatapannya tajam, tak membutuhkan kata-kata lebih. “Kemarilah,” perintahnya, suaranya rendah namun berisi wibawa yang tak bisa diabaikan.

Kaivorn, tanpa sedikit pun ragu, mengangguk.

Dengan langkah percaya diri, dia bergerak mendekat.

"Ada apa?" tanyanya, ekspresi wajahnya terlihat santai, namun ada kilasan rasa ingin tahu yang dalam di balik tatapannya.

Amon mengambil dua pedang kayu dari tanah, memegang salah satunya dengan ringan sebelum melemparkannya kepada Kaivorn.

"Tangkap," ucap Amon singkat.

Kaivorn menangkap pedang itu dengan mudah, gerakannya halus dan tanpa usaha berlebihan.

Tidak ada tanda-tanda kejutan—seakan ia telah memperkirakan gerakan Amon sebelumnya.

Matanya memeriksa pedang kayu tersebut sekilas sebelum kembali fokus pada Amon, senyum tipis menghiasi wajahnya.

Amon mengamati Kaivorn sejenak sebelum berbicara lagi, suaranya lebih rendah namun penuh makna.

“Fisikmu sekarang sudah lebih dari cukup untuk berlatih pedang.” Dia tersenyum tipis, memberikan pengakuan yang jarang ia tunjukkan. “Bahkan jauh lebih dari cukup.”

Wajah Kaivorn berbinar, ekspresi antusias yang biasanya jarang muncul terlihat jelas.

“Akhirnya,” bisik Kaivorn penuh antusias.

Amon mundur beberapa langkah, mengangkat pedang kayunya, bersiap memulai latihan.

"Mulai dari dasar," kata Amon, nada suaranya terdengar tegas.

Namun, saat pedang kayu Amon bergerak menyerang, Kaivorn sudah lebih dari siap.

Dengan ketenangan yang menakutkan, dia mengangkat pedangnya, menangkis serangan itu dengan sempurna.

Tidak ada getaran sedikit pun di tangannya, tidak ada kekakuan.

Gerakannya tidak hanya cekatan, tapi mendekati sempurna—seperti sudah ratusan kali dilakukan dengan akurasi yang tak terbantahkan.

"Apa?" batin Amon terkejut.

Amon mengerutkan dahi, kali ini ia menyerang lebih cepat, lebih kuat.

Namun, setiap serangannya dijawab dengan ketenangan yang sama.

Kaivorn bukan hanya menangkis, tetapi seolah telah memprediksi arah serangan Amon sebelum pedang itu bergerak.

"Dasar-dasarnya... sudah sempurna," pikir Amon, hampir tak percaya.

Amon melompat mundur, menurunkan pedangnya.

Matanya menyipit, menilai pemuda yang berdiri di depannya dengan kekaguman yang tersembunyi di balik ketegasannya.

"Kau sudah melampaui dasar-dasarnya, Kaivorn." Ucap Amon, penuh pengakuan. "Kau... sudah siap untuk lebih."

Kaivorn memberikan ekspresi tenangnya, matanya memancarkan kepercayaan diri yang tidak berlebihan.

"Aku sudah menunggu saat ini," jawabnya singkat, pedangnya tergenggam erat, seakan menantang Amon untuk langkah berikutnya.

"Dasar-dasar teknik pedang, ya?" Kaivorn mengulas kata-kata itu dalam pikirannya, bibirnya terangkat membentuk senyuman percaya diri. "Dasar dari seni pedang yang disebut terhebat di dunia—aku bahkan sudah menguasainya."

Aura tak terlihat mulai merembes keluar dari tubuhnya, memenuhi udara dengan tekanan yang menyesakkan.

Seketika, pandangannya menjadi tajam, fokus seperti mata elang yang siap memangsa.

[The Basic Sword Art of Vraquos (B) sedang diaktifkan.]

1
azizan zizan
di awal rasa sombong bila di beri latihan nah malah tak mampu...cieehhh sampah..
Igris: wkwkwk
total 1 replies
azizan zizan
lah mau tulis pengsan aja ayatnya bertele tele..iesshhh......
𝐉𝐚𝐬𝐦𝐢𝐧𝐞<𝟑
LUCU BNGTTT😭😭
Thinker: lucuan km g si?
total 1 replies
Callian
menurut gua kwsimpulannya gini, Kaivirn pura pura bodoh dari kecil karena dya gapunya bakat buat bertarung, lalu dya mendapatkan sistem yang bikin dya mikir klo dya gaperlu pura pura bodoh lgi(gua mikir gini karena dya nanya ke sistem dlu). ini juga terlihat di bab awal sekitar chptr 1-2 Kaivorn teelihat kek anak kecil polos yang penakut, tapi berubah ketika situasi genting(ketika dya lawan pembunuh—dya jdi bisa nguasain situasi dengan baik). trus kecerdasannya juga udh di tunjukkin di chpter "profil", yang jauh melampaui maid ama kakaknya.
Ray
lah bisa gitu
Ray
yahhhh tumbang
CBJ
BISA BISANYA?!!
Ray
awalannya udah cukup bagus, gatau lanjutannya kek mana, semoga bagus dah
CBJ
mau nanya, rata rata orang dewasa disana dapet stats berapa?
Callian: menurut gua antara 10 kalo ga 15, liat aja si pembunuh yang harusnya cukup terlatih kalah sama bocah statistik sekitaran 15
total 1 replies
Thinker
iyadeh si paling manusia yang di pilih oleh dewa, keren sih tpi
@...?????...@: buset...keren coy keren
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!