Ketika dua insan penuh luka di pertemukan febian tereca gadis dengan senyum indah nya namun menyimpan luka di dalam hati nya dengan jonathan christian wijaya lelaki tegas berwibawa membawa kisah pilu di dalam hidup nya akankan mereka berakhir bahagia atau akan semakin terluka
"tata hanya ingin bahagia kenapa susah banget" Jonathan christian.
"aku juga berantakan tapi tidak pernah meminta orang lain untuk memahami ku" febian tereca.
"kita adalah dua luka yang berakhir duka" best x bad house
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsnotme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Setelah keluar dari kamar nenek nya dan mengabaikan keberadaan flora diruang tamu. Nathan keluar rumah mengambil motor nya melaju ke arah rumah Rasya.
Disana sudah ada teman teman nya sedang sibuk dengan diri mereka masing masing. Rasya sang pemilik rumah dan kamar ini tengah rebahan dikasur nya, Agam sibuk vc dengan ayang nya, Kevin main ps sendirian dan Bima jangan tanyakan teman nya yang satu itu jelas dia tengah bermain game online.
"Vin main sama gue ayo" Mendudukan dirinya disamping Kevin tanpa permisi.
"Ayo aja kalau gue mah kalah jangan nangis"
Fokus bermain membuat Nathan tidak menyadari bahwa kini sudah pukul 20.05, padahal dia janjian dengan Yura pukul 20.00 pas.
"Heh kata nya lu mau ketemu Yura"
Agam yang sudah selesai ber bucin dengan Gebby mengingatkan Nathan padahal hal itu.
"Iya nanti jam 8" Masih fokus dengan stik ps nya, Nathan tidak tau ini jam berapa.
"Heh goblok lihat jam sekarang" Dengan gaya santai nya Nathan melihat ke jam tangan nya yang membuat nya langsung berdiri dengan tergesa gesa.
"Shitt lah" Melangkah keluar kamar sebelum itu.
"Lu jangan cepu yah ke cewek lu awas aja kalau Febi sampai tau" Ancam nya kepada Agam.
"Bukan nya memang harus tau yah Febi biar ga salah faham" Entah kenapa setiap kali Bima berbicara tuh kesan nya paling benar.
"Kalau dia tau dari oleh lain itu yang justru jadi salah faham"
"Kalau dia tau sendiri itu akan jauh lebih fatal dari sekedar salah faham"
Tuh kan vabes paling benar emang Bima nih, tapi memang itu benar.
Daripada depat dengan teman nya lebih baik Nathan segera berangkat sana.
Diperjalanan menuju tempat tujuan banyak sekali pertanyaan di otak nya. Apakah Yura terpaksa? Apakah Yura memang tidak salah? Atau justru kalau Yura tidak salah apa bisa mereka kembali?.
Namun apabila mereka kembali, Bagaimana dengan Febi?
Sesampai nya ditempat tujuan Nathan bisa melihat Yura yang duduk di bangku samping gedung IHC tersebut.
"Nathan" Sapa Yura ketika melihat Nathan ada di sana.
"To the poin gue banyak urusan" Seakan engga mendengarkan penjelasan Yura padahal, ia ingin tau.
"Nathan sebenarnya waktu itu aku" Yura menundukkan kepala nya menahan air mata yang hendak keluar.
"Waktu itu aku dilecehkan Ntan, angga itu satu kampus sama aku satu kelas juga. Aku tau dia suka sama aku tapi, aku kan udah punya kamu makanya aku tolak dia"
"Aku kira dia bakal berhenti setelah aku tolak ternyata dia malah datang ke rumah, dia nawarin bantuan karna kamu tau hutang keluarga aku banyak. Dia bilang bakal bantuin asal aku sama dia tunangan, Maafin aku than aku tau aku salah tapi kamu kan juga ga mungkin bisa bantu. Lagi pula aku mikir nya cuma tunangan. Tapi setelah tunangan dia tau aku masih sama kamu dia" Tidak bisa melanjutkan cerita nya Yura menangis sesegukan. Nathan bimbang untuk menenangkan Yura akhir nya, Nathan memeluk Yura dan mengusap baju Yura.
Saat menenangkan Yura, ponsel Nathan berbunyi mengambil ponsel disaku nya melihat layar itu bertuliskan cacang🌹
Ini bukan saat yang tepat mikir nya, lalu membiarkan panggilan itu. Sebenarnya Yura melirik ke arah ponsel Nathan tersenyum dalam hati nya ketika Yura pikir Yura masih pemenang nya di hati Nathan orang baru akan kalah.
"Jangan nangis mulu ntar dikira gue ngapa ngapain elu lagi" Masih dengan posisi berpelukan dan Yura jelas masih menangis.
Panggilan itu masuk lagi dan sudah pasti itu panggilan dari Febi namun lagi lagi Nathan menghiraukan nya.
Setelah Yura sudah terlihat tenang Nathan melepaskan pelukan nya. Panggilan diponsel Nathan kembali masuk, dan masih Febi yang menelponnya. Karna tidak ingin Febi salah faham Nathan memutuskan menjawab panggilan itu kali ini.
Tutt.
"Iya cacang kenapa?" Tanpa bergeser aku berpindah tempat, Nathan mengangkat panggilan Febi tepat di depan Yura.
"Kamu ada di mana?" Mengerutkan alias nya, Tumben sekali Febi bertanya keberadaan nya.
"Tata lagi di Cafe sama Agam kenapa cacang"
Tanpa Nathan sadari dia telah membangun sekat yang tinggi di antara dia dan Febi. Bukan kan sudah pernah dikasih tau kalau Febi pernah merasakan di duakan itulah kenapa Febi memilih sendiri selama ini.
Febi fikir mereka bisa saling mengobati luka satu sama lain ternyata Febi salah. Nathan tidak lebih bagus dari masa lalu nya.
"ohh yah udah" Febi mematikan ponsel itu secara sepihak membuat Nathan resah akan hal itu.
Febi adalah gadis yang cuek karna itu mereka jarang berhubungan jika tidak Nathan sendiri yang memberi kabar duluan. Meski begitu Nathan tau dibalik sifat cuek nya Febi terdapat sifat yang setia karna itu Nathan mendekati Febi, Karna dia tau Febi tidak akan menduakan nya seperti yang dilakukan Yura.
Saat sibuk dengan fikiran nya ponsel Nathan kembali berdering kali ini panggilan dari Agam.
"Lu di depan gedung IHC sama Yura?" Baru mengangkat panggilan itu, Nathan sudah di sambut suara cemas dari Agam.
"Iya, Kenapa?" Tanya balik nya.
"HOLLY SHIT" Teriak Agam di sebrang sana.
"Kenapa sih njing tadi Febi nelpon gue ada dimana sekarang elu"
"Jelas cok Febi nanya elu ada dimana dia pasti liat elu disana sama Yura" Nathan tersedak ludah nya sendiri mendengar ucapan Agam.
"Febi dimana njing"
Nathan mengedarkan pandangan nya disana tidak ada Febi, dimana Febi?
"Yah mungkin udah balik ngapain juga dia lihatin lu sama Yura yang clbk"
"siapa sih njing yang clbk udah gue cari febi dulu"
Nathan beranjak menyalakan motor nya, saat menaiki nya tiba tiba tangan Yura mencegah nya.
"Than tadi aku udah berangkat sendiri masak aku pulang sendiri"
Nathan berfikir sejenak, kalah dia mengantarkan Yura pulang dia tidak akan bisa mencari Febi. Tetapi dia juga tidak bisa meninggalkan Yura sendirian ini sudah malam. Nathan harus bagaimana?
"Naik gue antar" Biarlah besok Nathan masih bisa kerumah Febi, dia yakin febi tidak melihat mereka kalau melihat bukankah harus nya Febi mendatangi mereka dengan marah marah atau setidak nya muncul saja kan itu wajar?.
Nathan mengantar Yura tidak didepan rumah Yura juga bagaimana nanti jika ada suami nya Yura? bisa repot nanti.
"Turun" Yura turun dari motor Nathan, dia hendak berterima kasih namun terkejut ketika Nathan melajukan motor nya dengan kencang, terdiam sebentar lalu tersenyum simpul Yura berjalan ke arah rumah nya.
Nathan tengah membawa motor nya menuju rumah Rasya.
Disisi lain, Febi tengah duduk sendirian bermain ayunan tanpa ada yang menemani.
Pikiran nya tengah kalut dan dia tidak mau bertindak ceroboh lagi itulah kenapa dia memilih untuk berdiam diri disini.
Tadi ia meminta Caleb untuk menurun kan ya di sini taman intan kan ada ayunan di sini.
Ingatan nya dipaksa mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu ketika dia terjebak hubungan toxic karna perselingkuhan.
Tangan Febi dengan lihai mencari kontak seseorang.
"Gue boleh ambil libur ga? 3 hari aja" Tanya nya kepada seseorang disebrang sana.
"Are you okey?" Tanya orang itu.
"Ini sakit puss hiks gue ga kuat" Febi paling tidak bisa dihadapkan pertanyaan itu lebih tepat nya orang yang bertanya.
"Siapa?" Tanya nya lagi.
"lu ga perlu tau" Febi takut teman nya ini akan memberi tahu Rama dan bakal berujung panjang nanti nya.
"GUE BILANG SIAPA" Sentak nya pada Febi.
"Kenapa hiks lu bentak hiks gue, hiks gue cuma hiks minta libur hiks janji deh ga libur lagi setelah ini"
Disebrang sana adalah pemilik toko sekaligus sahabat nya masa kecil.
"Okey lu boleh ambil libur tapi mau kemana?"
"Gue mau."