"Naura kamu itu ngapain aja sih dari pagi, kenapa belum ada makanan, ibu sudah lapar nih" ucap seorang wanita bertubuh gemuk yang marah marah kepada menantu nya
"iya bu ini Naura baru mau masak, tadi Naura cuci baju dulu makanya belum sempat masak" ucap Naura berlari menghampiri mertua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kyranachia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Bianca memutuskan untuk pergi menemui arif , dia sempat pergi menemui beni sebentar untuk memberitahukan semua yang terjadi tapi beni menyuruh Bianca untuk memaksa arif mendapatkan perusahaanya kembali yang sebenarnya bukan perusahaan dia tanpa Bianca ketahui
Bianca sudah sampai di kantor polisi, dia langsung masuk dan langsung bertemu arif fi ruang besuk, arif terlihat senang saat sang istri datang menemui nya
"sayang ternyata kamu ke sini lagi, aku sangat bahagia sekali" ucap arif langsung memeluk Bianca
"jadi bagaimana mas? aku tidak mau ya terus menerus seperti ini" ucap Bianca melepaskan pelukan arif
"sayang aku harus membayar semua uang yang aku gelapkan dari perusahaan untuk kita senang senang, apa kah kamu bisa membantu ku untuk mengeluarkan aku dari sini? aku janji akan secepatnya merebut kembali perusahaan itu " ucap arif mencoba membujuk Bianca
"memang nya berapa yang harus kamu bayar mas? " tanya Bianca kesal
"aku harus membayar total semua nya 2 miliyar sayang, apa kamu bisa membantu ku? " ucap arif dan Bianca sangat terkejut mendengar itu
"apa? ... kamu pikir uang segitu uang kecil mas? itu jumlah yang sangat banyak aku tidak mau membantu mu, menyusahkan saja" ucap Bianca ingin meninggalkan arif, tetapi arif segera menarik tangan Bianca
"tolong bantu aku sayang lagian itu semua uang yang aku keluarkan untuk kamu membeli tas , make-up, dan kasih ke orang tua mu " ucap arif memohon
"apa apaan kamu mas, kamu pikir aku akan menjual barang barang dari kamu lagi hanya untuk membebaskan kamu mas? mimpi kamu! aku akan menggugat cerai kamu mas! " ucap Bianca melepas kan tangan arif dan berlalu pergi
arif yang mendengar itu sedikit kecewa dan sedih, arif langsung ingat kepada Naura yang selalu membantu nya saat susah dulu
......................
di tempat lain Naura sedang sarapan di salah satu restauran, tapi tiba tiba ada laki laki yang menghampiri nya
"maaf apa saya boleh duduk di sini? " ucap laki laki itu
Naura pun melihat laki laki itu "loh kamu bukan nya zidan ya teman SMP ku? " ucap Naura terkejut saat melihat pria yang di hadapan nya adalah teman SMP nya dulu
"ternyata kamu masih ingat aku ya nau, oh iya aku boleh duduk di sini tidak ya? " ucap zidan tersenyum
"boleh kok dan, duduk saja " ucap Naura mempersilahkan zidan untuk duduk
"oh iya nau terimakasih" ucap zidan sambil duduk "oh iya bagaimana kabar mu? pasti kacau banget ya nau... kamu yang sabar ya nau" ucap zidan membuat Naura bingung
"apa maksud mu zidan? kenapa kamu berbicara seperti itu? memangnya aku kenapa? " tanya Naura tertawa
"aku tidak sengaja melihat video yang sedang viral itu nau, kamu melabrak suami mu menikah dengan wanita lain, yang sabar ya nau aku yakin pasti suatu saat kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari suami mu nanti "ucap zidan sedih
"oh soal itu... nggak apa apa kok dan justru aku senang bisa lepas dari laki laki seperti dia"ucap Naura tersenyum getir
"oh iya nau bagaimana kabar tante arini sama om bagas? " ucap zidan yang melihat Naura berubah sedih langsung mengalihkan obrolan
"mamah sama papah baik kok dan, bagaimana dengan om firman sama tante zahra "ucap Naura penasaran
"mamah sama papah ku juga baik, dia selalu menanyakan kamu"ucap zidan
"lagian kenapa kalian harus pindah ke Surabaya sih? padahal aku dulu sering berbicara sampai sore dengan tante zahra "ucap Naura cemberut
"hahaha nau kamu itu lucu sekali ekspresi mu, kita sekeluarga harus pindah karena pekerjaan papah, ya kamu tau sendiri kan papah itu kerja nya seperti apa "ucap zidan
orang tua zidan memiliki tiga perusahaan sekali gus satu di kota Naura sekarang dan dua lagi berada di surabaya
"oh iya dan, kamu kenapa ke sini, dan mana om dan tante "ucap Naura penasaran
"aku ke sini karena perusahaan papah yang ada di sini aku yang pimpin sekarang nau "ucap zidan tersenyum manis
"oh benarkah? " tanya Naura sedikit kurang percaya seorang zidan yang sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis tiba tiba saja dia mau memimpin perusahaan ayah nya
"apa aku terlihat berbohong? "ucap zidan cemberut
"tidak juga sih, bingung aja dulu kamu selalu bilang tidak tertarik pada bisnis tapi apa ini sekarang" ucap Naura langsung tertawa
zidan pun merasa malu, sebenarnya ada alasan tersendiri kenapa dia mau menggantikan sang ayah memimpin perusahaan nya yang di kota Naura itu, alasan nya adalah Naura...
......................
di tempat lain dinda terus marah marah kepada Marni, karena tempat tinggal mereka sekarang sangat jauh dari kata layak
saat dinda sedang duduk di teras rumah nya tiba tiba ada dua orang tetangga nya yang membicarakan arif
"lihat tuh bu Zainab, sudah enak tinggal di jakarta, tinggal di rumah mewah eh... malah berulah "ucap Ibu ibu bertubuh gemuk dengan gaya menggosip nya
"iya kan bu Romlah, benar benar tidak bersyukur"sahut bu Zainab dan mereka berdua pun tertawa
dinda yang mendengar itu langsung masuk ke rumah nya dan menemui sang ibu yang sedang memasak
"kenapa sih ibu sama bang arif bodoh sekali, sudah enak kita tinggal di rumah kak Naura malah memilih wanita murahan yang berujung kita menjadi miskin.... ibu kan tau sendiri aku dari kecil sudah tinggal di jakarta dan bahkan kuliah ku sekarang jadi berhenti karena ulah kalian, lagian rumah kita yang di jakarta kemana sih bu kenapa kita tidak tinggal di sana saja di sini kita di jadikan bahan tertawa oleh tetangga"ucap dinda panjang lebar
"rumah yang di jakarta sudah ibu jual untuk bayar hutang ibu dulu din, kalau masih ada ibu tidak akan mau tinggal di sini" ucap Marni yang masih fokus memasak
"lagian kenapa ibu harus berhutang sih, padahal dulu gaji abang itu lumayan besar, kemana semua uang itu bu? "ucap dinda kesal
tapi Marni sama sekali tidak menjawab pertanyaan dinda
dinda yang kesal pun langsung masuk ke dalam kamar nya dan mengunci kamar nya dari dalam
\*padahal kak Naura lumayan baik, kenapa bang arif milih wanita murahan itu sih... kan sekarang aku jadi harus hidup susah, padahal dulu aku mau apa saja tinggal minta ke kak Naura, dan juga perasaan ku bilang lebih cantik kak Naura deh daripada si Bianca itu, huh dasar ibu dan abang ku aneh sudah dapat berlian malah milih batu kerikil\*ucap dinda dalam hati nya kesal kepada ibu dan abang nya itu