Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17 : Latihan dengan Bianca
Lagi, di lapangan tempat para Prajurit berlatih digunakan oleh Raja Oberon dan Putri Tania. Ditambah sore ini Putri Bianca ikut serta bersama mereka.
Ke dua Putri Kerajaan Dalbert ini sudah mengganti pakaian, tidak menggunakan gaun, Mahkota dan Rambut yang diikat.
Sedangkan Oberon sendiri masih khawatir pada kondisi Tania yang tadi pagi sudah berlatih keras sampai badannya sakit-sakitan.
“Kau yakin tidak besok saja?” Tanya Oberon seraya mengelus kepala Tania yang terasa panas karena cahaya matahari sore ini.
“Tidak, aku masih kuat, jangan khawatir.”
Cup
Tania mengecup sekilas pipi Oberon, Oberon yang melihat itu tersenyum senang, “Kau tidak adil, sayang.”
Cup
Cup
Gantian Oberon yang mengecup kedua pipi Tania sekilas, membuat wajah Tania memerah apalagi Matahari yang cukup terik.
Pasti ada yang panas sekarang, hahaha.. Batin Tania tertawa.
Memang benar, Bianca yang sedari tadi di hadapan kedua makhluk yang saling mencintai ini merasakan hatinya panas, telinganya saja panas mendengar keduanya berbicara mesra.
“Hmm, lebih baik kita mulai latihannya sekarang.” Ucapnya, Tania mengangguk.
Mereka berdua mulai sedikit pemanasan, selesai pemanasan Tania membuka suara, “Sekarang, mari kita saling menyerang berdua, adik.”
Bianca mengangguk setuju, “Baiklah, kau tenang saja aku tidak akan menggunakan seluruh tenagaku.”
Kau meremehkan Queen Mafia Corvus?!! Batin Tania kesal.
Tania hanya mengangguk mengiyakan, sedangkan dari sudut lapangan Oberon memperhatikan keduanya, atau lebih tepatnya Tania seorang.
Bianca mulai menyerang Tania terlebih dahulu, Tania dengan sigap terus menghindar. Semua serangan yang di coba Bianca selalu dapat Tania hindari, baik itu pukulan maupun tendangan.
Lelah rasanya menghindar, Tania menahan tangan Bianca yang mencoba memukul wajah cantiknya, ia memutar dan memelintir kuat Tangan Bianca ke belakang.
“Akhh..” Mendengar Bianca yang berteriak kesakitan Tania melepaskan cekalannya.
Hanya segini kemampuan Putri Mahkota? Bahkan ini belum 0.1 persen dari kemampuanku. Batin Tania meremehkan.
Sialan! Batin Bianca menahan tangan dan bahunya berdenyut. Ia tak menyangka tak sampai sehari kemampuan Tania bertambah banyak, dulu untuk sekedar menghindar dari pukulannya saja Tania tidak bisa.
“Keluarkan saja semua tenagaku, adik. Tidak apa-apa.” Ucap Tania lembut dan tersenyum manis, membuat Bianca ingin merobek wajahnya.
Bianca mulai menyerang dengan cepat, walau Tania tetap bisa menghindar. Ia meraih tangan Tania dan mencoba memelintir nya, namun dengan cepat Tania melepas cekalannya Bianca.
Bugh
Bugh
“AKHHH..” Teriak Bianca.
Tania memukul dan menendang kuat punggung Bianca menggunakan lututnya. Diam-diam ia tersenyum smirk.
Ingin sekali rasanya membunuhmu sekarang. Batinnya.
Tanpa Tania sadari, bahwa dari jauh Oberon memperhatikannya, namun ia beranggapan salah lihat, untuk apa Tania yang lemah lembut tersenyum mengerikan melihat Bianca yang kesakitan. Buktinya sekarang Tania membantu Bianca berdiri.
“Kau masih kuat? Jika tidak, tidak perlu kita lanjutkan lagi.” Ucap Tania lembut, membuat Bianca kesal.
Tidak, aku tidak ingin kalah dengan perempuan lemah itu. Batin Bianca.
“Tidak, aku baik-baik saja. Ayo kita lanjutkan.” Ucapnya. Baiklah, karena dia yang meminta akan Tania ladeni.
Tania menyerang lebih dulu sekarang, ia menendang kuat bagian perut Bianca, Bianca tidak dapat menghindar karena serangan Tania yang cepat.
Bugh
Bugh
Tania tidak berhenti, ia melayangkan pukulan pada wajah Bianca, dapat Tania pastikan wajah itu pasti akan bengkak nantinya.
Terakhir Tania memberi bonus menendang Wajah Bianca dengan tendangan ala Queen Mafia Corvus, tentu dapat di bayangkan bagaimana kuatnya.
Hahaha, aku berhasil merusak wajahmu itu! Batin Tania senang.
“TANIA!”
***
Jejak jejak..., jangan lupa:)
tian