Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Mendapatkan sentuhan diarea bongkahan itu langsung membuat Rere merinding, tidak pernah ia merasakan sentuhan seperti itu sebelumnya. Seakan seluruh bulu dibagian tubuh Rere bangkit semua, ia merasakan geli serta rasa penasaran yang sekali tinggi.
KREK
Suara Galih mengoyak habis lingerie mahal yang baru saja dibeli Rere tadi, tanpa beban sedikitpun Galih melakukan semua itu. Hingga lingerie itu tidak terbentuk terlempar begitu saja di lantai, Rere hanya tersisa celana dalam saja.
“Wah.. Kau sangat cantik, Rere..” Puji Galih dengan tatapan mata yang sangat dalam kepada Rere.
Mendapatkan pujian seperti itu dengan posisi mereka yang masih sangat intim membuat Rere menjadi gugup setengah mati. Ia melihat Galih yang mulai membuka br* serta celana dalam miliknya, semua sudah berjalan sesuai arahan.
“Ahhh..” Tubuh Rere seakan mau bangkit semua karna ulah tangan Galih di area inti bongkahan miliknya.
Tangan Galih melintir area itu, tidak hanya melakukan semua itu tapi juga melumat serta sedikit menggigit hingga Rere mengeluarkan suara kenikmatan yang luar biasa.
“Ohhh.. Emmm, jangan digigit itu sakit..” Rere memegang kepala Galih untuk memperdalam lebih lama lagi.
Ya tindakan tangannya sangat tidak sesuai dengan apa yang Rere katakan, ia sudah sangat terbuka serta pasrah kepada Galih malam ini. Perlahan kecupan Galih terus turun hingga kebagian perut, mengecup serta meninggalkan jejak yang sangat banyak di area yang sangat ia inginkan ada ditubuh Rere.
Hingga sekarang wajah tampan Galih menemukan inti pusat kehidupan yang dimiliki oleh Rere. Sungguh sempurna tanpa bulu sedikitpun, terlihat segar dan sangat menggoda.
“Kenapa kau melihat milikku dengan tatapan seperti itu, aku jadi_” Tangan Rere menutupi area miliknya, tapi disingkirkan secara lembut oleh Galih.
“Aku sedang mengagumi keindahan dari milikmu ini, Rere. Jangan malu, aku sangat suka dengan semua yang kau miliki ini..” Pujian Galih semakin membuat Rere menjadi-jadi.
Disaat tangan Galih sudah memegang area miliknya maka Rere langsung memejamkan mata. Ia merasakan tangan Galih mengelus miliknya, perlahan tapi membuat tubuh Rere merinding.
“Emmm.. Ahhhh!” Secara tiba-tiba salah satu jari Galih masuk kedalam liangnya.
Hanya sebentar karena Galih mengubah dengan bibirnya, ia seolah memakan habis milik Rere yang sangat menggoda itu. Hingga Rere terus bergerak kesana kemari, ia merasakan geli serta enak yang menjadi satu.
“Apa semua ini?” Rere tidak tahu hal apa yang terjadi, tapi ia sangat suka.
Semakin dalam Galih melakukan semua itu bahkan spontan tangan Rere memegang kepala dari Galih. Seakan akan agar Galih lebih dalam lagi melakukannya, jangan sampai berhenti. Tubuh Rere juga terus bergerak kesana-kemari, tidak pernah ia merasakan hal seperti ini seumur hidupnya.
“Ohhhh… ahhhh!” Tubuh Rere menggelinjang hebat disaat merasakan pelepasan yang sama sekali tidak pernah ia merasakan selama lima tahun menjalani pernikahan.
Sampai Rere lemas tidak berdaya, napasnya tersenggal sambil menatap Galih yang tersenyum sinis di atas tubuhnya. Sekalipun masih lemas tapi Rere berusaha mengangkat tangannya, ia memegang pipi Galih.
“Kau sungguh pandai memuaskan aku, Galih..” Ucap Rere, ia memejamkan mata karna Galih mengelus senjata miliknya.
Ya, meskipun Rere belum pernah disentuh sama sekali oleh sang suami. Tapi, ia tahu sebesar apa senjata tidak berguna yang dimiliki Saka. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan milik Galih, milik pria itu berurat serta besar.
“Apakah senjatamu itu tidak akan menyakitiku nanti?” tanya Rere penuh rasa takut.
Galih menggelengkan kepalanya. “Ntahlah, tapi aku akan berusaha membuat dirimu tidak kesakitan nanti. Setidaknya biasakan dulu milikmu dimasuki senjata besar milikku, bukankah begitu?”
Ayolah pipi Rere menjadi memerah dengan apa yang Galih katakan, terdengar sangat vulgar sekali. “Setidaknya kita berusaha bukan?” tanya Galih lagi, ia mengelus pipi Rere yang bersemu merah itu.
“Lakukanlah.. Aku ingin milikmu yang besar itu segera masuk kedalam milikku malam ini..”
“Sesuai keinginan mu, Nona. Bukan hanya itu, aku juga sudah sangat bergairah sekarang.” Balas Galih, ia memegang adiknya mengarah pada liang milik Rere. “Mungkin aku tidak akan terkendali, dan tidak hanya itu.. Melainkan setelah malam ini kau tidak akan lepas sama sekali dariku.” Pertegas Galih lagi.
Tapi, sepertinya Rere tidak fokus dengan apa yang Galih tegaskan barusan. Ia malah terlihat menikmati gesekan yang dilakukan Galih, wanita itu tidak memikirkan apapun malam ini kecuali rasa penasaran dan dendam yang sangat tinggi.
“Ahhh.. Sakit..” Kepala Rere sampai mendongak karna perlahan milik Galih sudah masuk.
Galih mengelus pucuk kepala Rere tidak hanya itu tapi juga melakukan lumatan bibir agar Rere bisa lebih rileks. Lalu sambil membungkam bibir Rere, Galih menghentak lebih dalam lagi hingga miliknya masuk sempurna.
“Ahhh…”
Kedua mata Rere sampai terpejam dan kedua tangannya meremas erat punggung belakang Galih. Ia melampiaskan rasa sakit yang teramat dengan cara itu, ia tidak mampu berkata-kata lagi dengan semua rasa yang ada.
“Apakah sakit?” Tanya Galih, ia tahu miliknya memang sangat besar jika langsung dipaksa sepenuhnya untuk Rere yang serba pertama kali.
Berusaha Rere membuka mata, ia menemukan tatapan penuh kekhawatiran dari wajah tampan Galih. Cepat sekali kepala Rere menjawab dengan gelengan kepala, ia tidak ingin menyerah untuk semua hal yang sudah ia ambil.
“Sakit juga wajar bukan, karna ini pertama kali untukku..” Jawab Rere sambil tersenyum kepada Galih.
“Pertama kali dan tidak akan menjadi terakhir kali, Rere. Aku akan sering memasukimu nanti, agar milikmu terbiasa dengan milikku yang besar.” Timpal Galih, ia perlahan mulai bergerak maju mundur hingga semakin mentok.
Tidak dipungkiri rasa awal memang sangat sakit, sampai Rere tidak merasakan apapun kecuali rasa sakit yang ada. Tapi, lama-lama rasa sakit tadi berubah menjadi sedikit rasa geli bercampur rasa enak. Suara lenguhan karna nikmat sudah mulai terdengar, bahkan tanpa malu Rere mengeluarkan semua suara itu.
“Ahhh.. Pelan pelan saja, Galih.. Ohhh..” Semua suara itu terus keluar dari Rere membuat sosok Galih Jegger semakin bersemangat bergerak maju mundur.
Dan malam itu Galih membawa Rere menuju kenikmatan dengan berbagai gaya, seluruh area kamar hotel sebagai saksi betapa hausnya dahaga dari Rere Anita.
“Terus, Galih.. Teruskan! Ahh, aku suka dengan milikmu.. Ahhh!” Rere menikmati setiap hujaman Galih dari belakang, ia tidak memikirkan apapun kecuali rasa kesal yang sangat besar kepada Saka.