NovelToon NovelToon
SUDDENLY MY DOCTOR HUSBAND

SUDDENLY MY DOCTOR HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: almaadityaa

Takdir dari Tuhan adalah skenario hidup yang tak terkira dan tidak diduga-duga. Sama hal nya dengan kejadian kecelakaan sepasang calon pengantin yang kurang dari 5 hari akan di langsungkan, namun naas nya mungkin memang ajal sudah waktunya. Suasana penuh berkabung duka atas meninggalnya sang korban, membuat Kadita Adeline Kayesha (18) yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu mau tak mau harus menggantikan posisi kakaknya, Della Meridha yaitu calon pengantin wanita. Begitu juga dengan Pradipta Azzam Mahendra (28) yang berprofesi sebagai seorang dokter, lelaki itu terpaksa juga harus menggantikan posisi kakaknya, Pradipta Azhim Mahendra yang juga sebagai calon pengantin pria. Meski di lakukan dengan terpaksa atas kehendak orang tua mereka masing-masing, mereka pun menyetujui pernikahan dikarenakan untuk menutupi aib kelurga. Maksud dari aib keluarga bagi kedua belah pihak ini, karena dulu ternyata Della ternyata hamil diluar nikah dengan Azhim. Mereka berdua berjanji akan melakukan pernikahan setelah anak mereka lahir. Waktu terus berlalu dan bayi mereka pun laki-laki yang sehat diberi nama Zayyan. Namun takdir berkata lain, mereka tutup usia sebelum pernikahan itu berlangsung. Bagaimanakah kehidupan rumah tangga antara Azzam dan Kayesha, yang memang menikah hanya karena untuk menutupi aib keluarga dan menggantikan kakak mereka saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon almaadityaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. SMDH

Semenjak kejadian tadi malam, membuat Azzam dan Kayesha semakin tidak canggung bahkan sudah akrab dan dekat. Kayesha senang karena memang hal ini yang ia harapkan dengan Azzam, meski pernikahan mereka baru seminggu tapi progress pendekatan mereka secara tiba-tiba sudah mulai dekat.

Pagi ini Kayesha sedang mencuci piring di wastafel dapur, sedangkan Zila sedang sibuk memotong-motong bawang untuk membuat makanan, kalau Osman sedang duduk di teras rumah sambil ngopi.

Bagaimana dengan Azzam, sehabis sholat subuh pria itu malah lanjut tidur lagi karena hampir semalaman Azzam tidak tidur hanya untuk menjaga Kayesha tapi malah ujung-ujungnya tidak bisa tidur dan baru tidur sehabis sholat subuh.

Wah hari nya jadi gelap ya, kayak nya mendung deh padahal hari ini Umi sama Abi mau ke kondangan anaknya temen Abi.

"Iya Mi, kayaknya mau hujan deh, soalnya bulan-bulan gini tu lagi rawan hujan, tadi malem aja petir nyaring banget suaranya," Kayesha sambil menyuci piring.

"Iya sayang Umi juga denger, seram banget nyaring gitu, kayaknya ada orang yang kesamber petir deh."

"Bisa jadi tu, Mi."

"Nah iya makanya —— oh iya sayang, bahan-bahan di kulkas kamu udah habis soalnya ini mau Umi jadiin masakan buat kita, kamu sama Azzam pergi ke pasar gih."

"Oalah iya, Mi, Kayesha kelarin cucian piring dulu bentar."

Kayesha dengan cepat menyelesaikan mencuci piring, setelah mencuci tangan hingga bersih dan wangi, Kayesha bergegas pergi ke kamar Azzam untuk membangunkan pria itu.

Ketika Kayesha masuk, Azzam masih sangat pulas dalam tidurnya, ia sempat terdiam meliat setiap inci dan detail wajah Azzam, hidung yang mancung, alis tebal, bulu mata yang lentik, rahang yang tegas, bahkan wajah Azzam sangat simetris, apalagi bibir Azzam, aduh Kayesha jadi tidak bisa membayangkannya. Tapi memang Azzam ada keturunan darah Arab dari kakeknya yang sudah meninggal, dan darah China dari neneknya atau ibunya Desi.

"Mas Azzam bangun, udah jam delapan."

Azzam melenguh pelan, ia membuka matanya sekilas, namun kembali memejamkan matanya.

"Mas— Mas Azzam, bangun ih udah jam delapan, itu Umi nyuruh buat pergi ke pasar soalnya stock makanan di kulkas udah habis mau dibikin makanan."

Azzam menguap, lalu meregangkan ototnya, lagi-lagi Kayesha salah fokus ke sixpack Azzam yang tidak tertutupi itu, blush pipinya sedikit memerah.

"Tapi masih gelap juga tuh langitnya," Azzam dengan suara seraknya sambil melihat ke arah jendela.

"Iya soalnya mendung, makanya Mas Azzam buruan sana mandi, terus siap-siap temenin aku buat beli bahan."

"Iya, tapi saya ga mau kalau ga kamu peluk," Kayesha bergidik ngeri mendengarnya sekaligus salah tingkah.

"Apasih, Mas? Udah sana mandi, nanti keburu hujan."

"Gapapa, makanya kamu peluk saya biar saya abis itu langsung mandi," Azzam tersenyum miring sedikit dengan mata yang masih menyipit karena mengantuk.

"Seremin banget sumpah daripada setan, udah sana mandi, aku mau keluar, awas ya kalau aku kesini Mas Azzam belum mandi."

Kayesha membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu untuk kembali ke dapur. Azzam yang melihat itu langsung melompat dari kasur dan berlari mendahului Kayesha, dengan sigap iya langsung mengunci pintu dan berdiri di hadapan Kayesha untuk menutupi pintu.

"Mau kemana?"

Deg deg deg.

"Mas apaan sih?! Udah ah sana minggir, aku mau keluar," Kayesha mendorong tubuh Azzam ke pinggir agar ia bisa membuka pintu.

"Ga bisa, peluk saya dulu baru boleh keluar," Kayesha menggeleng cepat.

"Apaan dah, udah sana minggir! Mas Azzam ih—— Umi nyariin aku itu."

Azzam menggeleng, "mana ada."

Entah kenapa pagi ini sehabis Azzam bangun, lelaki itu benar-benar berubah 180 derajat kepadanya, apa karena tadi malam mereka berpelukan dan Azzam sudah merasa dekat dengan Kayesha makanya ia seperti ini? Kayesha suka tapi ia juga merasa kesal dan takut.

"Aku pukul ni!"

Kayesha menampar-nampar perut Azzam, tetapi Azzam malah tertawa tawa karena merasa geli, membuat Kayesha semakin kesal.

"Minggir ih, kalau ga aku teriak nih! UM—."

Azzam membekap mulut Kayesha, lalu mendekatkan tubuhnya kepada gadis itu, hingga mata mereka sama-sama bertemu, Kayesha benar-benar membeku, ia seakan terhipnotis.

"Kan saya bilang, cuman peluk saya apa susahnya? Abis itu langsung deh kamu keluar juga gapapa, mau keluar komplek juga ga masalah," Azzam membuka bekapannya kepada Kayesha.

"Ih kasar banget kaya penculikan!"

"Engga, kan kamu istri saya, bebas dong."

"Mas Azzam kok jadi nyebelin gini?! Minggir ah aku mau keluar!" Kayesha mencoba mendorong Azzam lagi namun tak bisa.

Karena sudah kesal, Kayesha reflek berkata kasar. "Apaan sih? Gue pengen keluar! Minggir nggak lo?!"

Bukannya minggir Azzam malah membalas, "kalo gue gamau gimana, hm?"

Deg deg deg.

Kayesha hanya bisa bengong, sedangkan Azzam hanya tertawa melihat Kayesha.

"Hahaha saya bercanda Kayesha jangan dianggap serius ya, saya minta maaf juga —— yaudah kamu keluar nih," Azzam membukakan pintu untuk Kayesha.

"Ngeselin banget!" Ketus Kayesha, sehabis itu Kayesha langsung berlari keluar dari kamar Azzam.

Azzam masih tersenyum melihat Kayesha yang pergi dari sana, ia sesekali terkekeh mengingat kejadian-kejadian barusan, benar-benar mengasyikan dan membuatnya senang juga.

Haha gemes, seru juga ya nakut-nakutin Kayesha gumam Azzam.

\~•\~

"Jadi apa aja Mi yang dibeli?" Kayesha sudah menyiapkan notes dihandphonenya.

"Beras lima liter, telur satu rak kalo bisa, terus mi instant buat kalian terserah mau beli berapa tapi kalau Umi biasanya beli 30 bungkus tapi yang rasanya beda-beda, terus garem, gula, minyak, bawang-bawang an kalau bisa juga yang udah tanpa kulit, terus kecap, saos-saos an, sayur-sayuran yang ga gampang busuk kaya kentang, wortel, terong, terus kalau buat daging itu terserah kalian mau beli daging apa mau ayam atau sapi terserah, sama beli frozen food juga buat cadangan, oh iya teh, gula, kopi item sama kopi susu, udah deh kayaknya itu aja, udah kamu catet kan sayang? Sisanya terserah kalian mau beli apa."

"Oh iya sama beli tepung-tepungan juga, kalau nanti mau bikin kue atau mau bikin ayam tepung biar krispi," tambah Zila lagi.

"Siap, Mi udah aku catet, yaudah aku sama Mas Azzam ke pasar dulu ya, assalamualaikum."

Azzam dan Kayesha berpamitan dengan Zila yang berada di dapur, lalu juga berpamitan dengan Osman yang masih duduk di teras.

"Wih pada mau kemana nih mendung-mendung begini?" Tanya Osman.

"Ini, Bi, mau beli bahan-bahan makanan buat nyetok dirumah," balas Kayesha sopan.

"Oalah gitu, bagus itu bagus, yaudah kalian pergi aja sana dulu takutnya nanti malah kehujanan," Azzam dan Kayesha mengangguk.

"Yaudah Bi, aku sama Kayesha ke supermarket dulu ya, Abi ngga ada yang mau dititipin?"

"Ngga ada deh kayaknya, Zam, eh itu aja apa —— iya Abi nitip cukuran kumis ya," Azzam mengangguk karena itu memang hal yang sudah biasa.

"Yaudah kami berangkat ya, Bi, assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Singkatnya Azzam dengan Kayesha pergi dari rumah menuju supermarket memakai mobil.

"Mas Azzam hari ini masuk kerja?" Azzam mengangguk.

"Kayanya, tapi dari sore sampai malam jam sepuluh, tapi kalau pasien udah ditangani atau udah kelar bisa balik pulang juga kaya biasa."

"Oalah gitu, iya-iya."

"Kenapa? Mau ikut?" Kayesha menggeleng.

"Ya ngga lah ngapain aku ikut, mana berani aku liat pasien-pasiennya Mas Azzam."

"Haha kan saya ga bilang nyuruh kamu ikut masuk nunggu di ruangan autopsi, maksud saya kalau kamu mau ikut ya gapapa kalau kamu bosen dirumah, nanti kamu bisa nunggu di kantin rumah sakit."

"Iya si boleh, eh tapi kan Mas Azzam lama, masa aku lama-lama sendiri, ngga ah aku dirumah aja."

"Emang berani?"

"Ya berani lah!"

"Haha hati-hati lho Kayesha, jujur saya kalau malam suka denger suara cewek nangis, tapi saya diem aja soalnya ga mau kamu takut."

"Wah gitu? Sama sih, tadi malam malahan ada yang lebih serem daripada setan," Azzam mengangkat sebelah alisnya.

"Apa?"

Kayesha menunjuk ke Azzam, "tuh—— tadi malam meluk-meluk, bikin takut deh haha bikin merinding juga tapi aku diem sih."

"Oh itu? Haha, emang kamu lupa ya tadi malem kamu bilang kamu suka wangi saya?"

Kayesha membulatkan matanya, pura-pura lupa karena ia malu.

"Hah? Kapan?"

"Pura-pura lupa ya kamu? Hahaha, gapapa sih tapi saya seneng."

Kayesha menahan semburat di pipinya karena merasa salah tingkah.

"Apaan sih!"

"Haha, kalau gitu malem ini kamu tidur dikamar saya lagi ya?"

Kayesha menggeleng, "ngga, kan Umi sama Abi nanti pulang."

"Ya terus? Masa saya harus nahan-nahan Umi sama Abi terus-terusan nginep supaya kamu tidurnya sama saya? Emang kamu gamau?"

"Ngga."

"Oh gitu, yaudah."

Dari situ Azzam mendiamkan Kayesha, Kayesha kira Azzam bercanda tapi nampaknya Azzam juga tidak memulai obrolan-obrolan, tapi karena gengsi Kayesha juga hanya diam saja.

1
vinc.
good
02. II Titik Rindu.
alurnya oke ajaa, ringan jugaa tapi ada beberapa kayanya perlu di revisi dari gaya font
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!