Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Ya Tuhan kenapa hari ini nasibku sial sekali?" Baby menghela napasnya dengan kasar karena sudah dua kejadian tidak enak yang ia alami, pertama cintanya ditolak dan yang kedua mendapatkan kabar Agam sudah memiliki calon istri. "Hari ini akan aku tandai sebagai hari berkabung untukku." Umpat Baby dalam hati.
Ia kemudian memberanikan diri untuk mendekati Agam, setelah melihat wanita yang sejak tadi berada di samping sepupunya itu di bawa oleh Aunty Mini.
Ehem.
Baby berdeham untuk menarik perhatian sepupunya.
Ehem .. Ehem.
Baby berdeham untuk yang ke-dua kalinya karena Agam tidak juga menghiraukan dirinya.
"A..." Teriak Baby dengan keras, membuat seluruh orang yang ada dihalaman belakang menatap kearahnya.
"Ada apa sayang?" Luna menghampiri putrinya.
"Tidak ada apa-apa Mom, aku hanya..." Baby menatap pada Agam, yang saat ini tengah menatap dirinya dengan tajam.
"Hanya apa?" Selidik Luna, karena setelah perbicangan tadi siang mengenai Agam membuat Luna sedikit curiga pada Baby.
"Aku hanya ingin.. " Baby menatap ke kiri dan ke kanan. "Aku hanya ingin ke toilet." Ia segera berlari masuk ke dalam ruang tengah dengan perasaan malu dihatinya, karena tadi seluruh keluarga besarnya menatap kearah dirinya dengan penuh tanda tanya. "A jahat! Telinganya itu tuli atau bagaimana? Aku berdeham sampai dua kali tapi tidak juga di gubris."
Baby yang merasa sangat kesal segera masuk ke dalam toilet yang ada di lantai bawah, dan setelah berada di dalamnya selama lima belas menit untuk memenangkan hatinya yang sedang patah hati, ia pun segera keluar dari toilet.
Umph.
Baby terkejut saat bibirnya di bungkam oleh sebuah tangan dari belakang.
"Kau jangan berisik!"
Deg.
Baby yang tadinya memberontak langsung terdiam, saat mengenali sang pemilik suara yang sedang menariknya masuk ke dalam toilet dan langsung menghimpit tubuhnya di balik pintu.
"A apa yang kau —"
"Sekarang kau sudah tahu bukan? Aku sudah memiliki calon istri, jadi mulai detik ini jangan pernah menggangguku lagi atau bersikap konyol seperti tadi!" Agam menatap tajam pada kedua bola mata milik Baby yang berwarna coklat, warna mata yang sama seperti yang dimiliki oleh Aunty Luna.
"Ya ampun A kau menculik aku ke dalam toilet hanya untuk berbicara seperti itu?" Baby menghela napasnya. "Tadinya aku pikir kau membawa aku kemari karena ingin mencium ku." Baby memanyunkan bibirnya ke depan.
Membuat Agam terkejut dan reflek mundur saat bibir Baby hampir menyentuh bibirnya, ia tidak mengerti dengan pola pikir Baby yang bisa-bisanya berpikiran mesum dan tidak terluka sedikitpun dengan penolakannya.
"Otakmu itu harus sering dicuci agar tidak kotor!" Agam hendak pergi dari tempat tersebut.
"Tunggu A!" Baby menahan lengan Agam. "Berikan aku satu kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta kepadaku." Pinta Baby dengan penuh harap. "Aku janji tidak akan menganggu mu lagi setelah kau mengabulkan keinginanku."
Agam terdiam sesaat lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak akan pernah ada kesempatan, karena dari dulu dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintaimu!' Agam membuka pintu toilet, meninggalkan Baby yang masih berada di dalamnya.
"Apa sekarang aku boleh menangis?" tanya Baby pada dirinya sendiri, dan tanpa terasa air mata menetes di kedua pipinya. Air mata yang sejak tadi ia tahan saat penolakan pertama yang dilakukan oleh Agam Mateo.