Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5.Gagal Move On?
"Aaawwww!" teriak Risty dan reflek memeluk pinggang Bima.
"Hati-hati jalannya Kak Bim! Bikin sakit semua badanku nih, tuh lihat banyak lubang di jalan!" protes Risty dengan masih memeluk pinggang Bima.
"I.. iya maaf, jalanan gelap aku nggak liat tadi," ucap Bima tergagap.
Bima semakin tidak fokus merasakan benda kenyal yang tadi siang dipegangnya kini malah berkali-kali menabrak punggungnya, dan sentuhan tangan halus Risty saat ini mendarat sempurna di pinggangnya tanpa tahu sang pemilik pinggang sudah panas dingin akibat ulahnya.
"Ya Salaam.. Cobaan apalagi ini! Hufttt! Tenang Bim tenang.. Rileks! Tarik nafas.. Buang perlahan.. tarik lagi.. Buang lagi! Jangan sampai gara-gara wanita bar-bar ini monster kecilku berubah wujud!" ucap Bima dalam hati penuh kegusaran.
Setelah berkendara beberapa menit, kemudian mereka telah sampai di pasar malam yang terlihat ramai dan indah itu. Bima yang tidak pernah melihat pasar malam versi orang kampung merasa takjub. Terlihat beberapa wahana, banyak pegadang makanan dan pernak-pernik disana membuatnya tersenyum sumringah.
"Ayo kita naik bianglala itu!" Risty memegang tangan Bima dan menariknya sembari berlari kecil.
Lagi-lagi sentuhan tangan halus Risty pada tangan besarnya membuat sesuatu perasaan aneh menjalar dihatinya. Dia ikut tersenyum melihat senyuman polos dari Risty. Senyuman yang manis tanpa dibuat-buat. Si kembar pun mengikuti mereka dan hanya menggelengkan kepalanya melihat kakaknya yang begitu antusias.
Mereka berempat akhirnya naik bianglala bersama, Bima dan Risty begitu takjub melihat suasana pasar malam dan pedesaan dari atas Bianglala. Risty terus berceloteh dan berteriak bahagia.
"Hei gadis bar-bar! Hentikan teriakanmu! Apa kamu nggak capek daritadi nggak bisa diem!" ucap Bima dengan nada dingin.
"Ceilehh yang lagi syirik! Pasti Kak Bima iri karena waktu kecil nggak pernah main kayak gini rame-rame kan?" ejek Risty mengulurkan lidahnya.
Bima hanya terdiam mendengar ejekan Risty, karena memang kenyataannya masa kecilnya dihabiskan untuk liburan ke luar negeri dan belajar saja tanpa mengetahui kehidupan orang biasa disekitarnya.
Setelah mencoba beberapa wahana, Risty dan Bima berada di kedai penjual gula kapas sedangkan si kembar masih asik mencoba semua wahana. Risty membeli dua gula kapas dan memberikan satu pada Bima. Bima memakannya dengan sembarangan dan lelehan gula berwarna merah itu belepotan dimulut laki-laki tampan itu.
Dari kejauhan Risty melihat seseorang mendekat padanya, seseorang yang sudah lama dikenalnya dan pernah ada dihatinya. Saat laki-laki itu sudah berjarak 10 meter darinya, tanpa rasa malu tiba-tiba Risty mencium bibir Bima yang masih belepotan gula.
"Hmmmm.." Bima kaget dan melotot, anehnya dia tidak menolak dan malah menikmati ciuman istrinya.
Risty sangat bahagia sekaligus deg-degan, dua kali ini dia sudah mencuri c*uman bibir suaminya.
"Hmmm.. Manis," batinnya.
"Kak Bima ini gimana sih! Makan gula kapasnya berantakan semua! Kayak anak kecil tau nggak sayang!" ucap Risty yang melepas c*umannya.
Sontak membuat laki-laki yang akan mendekat itu berhenti ditempat dan akan berbalik arah.
"Dasar ka..!" Belum Bima sempat marah Risty memotong perkataannya.
"Ehh Iqbal ya?" sapa Risty dan Bima mengernyitkan dahinya.
Laki-laki bernama Iqbal itu pun menoleh lagi dan tersenyum kecut, sedangkan Bima menatap laki-laki bernama Iqbal itu dari atas sampai ke bawah dengan tatapan tak suka. Laki-laki yang baru dia lihat itu terlihat tampan dengan khas wajah laki-laki Jawa, dia memiliki kulit yang kuning langsat dan lesung pipinya membuat laki-laki itu semakin enak dipandang.
"Hai Risty! Apa kabarmu?" jawab Iqbal tersenyum manis.
"Alhamdulillah aku baik Bal.. kamu sendiri bagaimana kabarnya? Ohh iya kamu kesini sama siapa Bal?" ucap Risty sembari melingkarkan tangannya pada lengan Bima dengan manja.
"Alhamdulillah kabarku juga baik, aku sama istri dan anakku Ris, kamu sendiri sama siapa kesini? Tumben kamu pulang kampung Ris?"
Iqbal memandang wajah wanita yang masih ada dihatinya itu, semakin cantik dan bersinar. Rambut hitam panjang yang dulu sekarang menjadi coklat terang, walaupun hanya memakai kaos berwarna putih dan jeans biru, Risty terlihat cantik dan sangat menarik.
Dia menyesal dan merutuki kebodohannya, kenapa dia dulu tidak menentang keinginan papanya yang menjodohkannya dengan anak lurah dari desa lain. Dulu dibenaknya hanya ingin hidup enak dan berlimpah uang, dia pikir dia bisa bahagia dengan uang tapi nyatanya, hidupnya hampa. Wanita yang dulu mencintainya kini memiliki kehidupan yang lebih bahagia dan uang yang dia punya tidak akan bisa mengembalikan kebahagiaannya yang dulu.
"Aku sama suamiku Iqbal!" jawab Risty sembari tersenyum, "Sayang.. kenalkan ini Iqbal temanku," Risty memandang Bima dengan memberikan kode-kode lewat matanya.
Bima mengulurkan tangannya dengan gaya angkuhnya dan disambut Iqbal dengan senyum manisnya.
"Bima, suami Risty," ucap Bima dengan nada dingin.
"Iqbal," balas Iqbal.
Dan tak disangka seorang wanita berpenampilan biasa dan anak kecil mendekati Iqbal dan mengajaknya pergi dari situ.
"Papa.. Ayo! Aku ingin main itu!" Anak berumur 4 tahun itu merengek pada Iqbal sedangkan ibunya hanya mengikuti mereka dari belakang tanpa membuka suara.
"Iya sayang bentar ya nak! Maaf Risty, Mas Bima aku pergi dulu ya!" pamit Iqbal dan mereka mengangguk sekilas.
Risty sudah melupakan perasaan cintanya, kecewa dan luka hatinya telah sembuh. Dia hanya ingin menunjukkan kepada mantannya bahwa hidupnya lebih bahagia walaupun kenyataannya kisah cintanya tidaklah semulus karirnya.
Bima menepuk bahu Risty perlahan dan sontak Risty menoleh padanya.
"Belum puas memandangi mantan kekasihmu itu? Sepertinya ada yang gagal move on nih!" ejek Bima.
Risty memicingkan mata tanda tak suka dengan ucapan Bima.
"Bagaimana kakak tahu laki-laki itu mantan kekasihku? Lagian siapa juga yang gagal move on! Aku tuh cuma nunjukin ke dia kalau sekarang aku lebih bahagia!" sungutnya kemudian berjalan meninggalkan Bima.
"Hei tunggu gadis bar-bar! Aku masih ingin buat perhitungan denganmu!" teriak Bima dan Risty tak menggubrisnya.
"Seenaknya aja c*um orang sembarangan, nggak tau tempat nggak tau waktu main s*sor aja! Kalau bukan anak Pak Haris udah aku siksa dia!" gerutu Bima dengan kesal.
Setelah puas bermain dan membeli banyak cemilan, akhirnya mereka pulang kerumah pada pukul 10.00 malam.
***
Tiga hari telah berlalu kini Risty dan Bima akan bersiap pulan menuju Mansion Bima. Mereka berpamitan kepada Bu Aminah dan kedua adik kembarnya. Adik kembar Risty sangat menyukai Bima yang mudah akrab dan sangat royal pada mereka, Bima berjanji akan berkunjung lagi saat ada waktu senggang dan hal itu membuat kedua adik iparnya bahagia.
Setelah berkendara beberapa jam, akhirnya mereka telah sampai di Mansion milik keluarga Bima.
Risty dan Bima disambut hangat oleh Pak Prabu dan Bu Helena.
"Selamat datang menantu cantikku, mommy sudah menunggu kedatangan kalian," ucap Bu Helena dengan wajah sumringah.
Dia memeluk dan mencium pipi menantunya itu dan Risty mencium tangan kedua mertuanya dengan sopan.
"Mommymu yang jarang ke dapur hari ini sampai heboh memasak banyak menu untuk menyambutmu Ris," ucap Pak Prabu mengulum senyum.
"Maafkan kedatanganku jadi merepotkan mommy," ucap Risty sedikit menyesal.
"Tidak merepotkan sayang, mommy malah bahagia sekali bisa memasak untuk menantu kesayangan mommy," ucapnya dengan tersenyum manis.
"Oohh jadi sekarang aku nggak dianggap nih, sebenernya yang anak mommy sama daddy siapa sih?!" Bima menggerutu.
"Aduhhh mommy lupa kalau bocah tampan mommy tadi belum disambut, Maafkan mommy sayang," ucap Bu Helena sembari menyentuh pipi putra bungsunya.
"Mommy, please aku bukan bocah lagi! Acara kangen-kangenannya nanti aja ya, aku udah lapar ini mom!"
"Baiklah sayang ayo kita makan sama-sama, tapi cuci itu tangan kakimu dulu! Kebiasaan kamu itu belum cuci tangan suka asal comot makanan aja!" Bu Helena memperingatkan.
"Iya mommyku sayang!"
***
Setelah ritual makan malam mereka selesai, Pak Prabu dan Bu Helena berbincang hangat bersama anak dan menantunya, sekedar menanyakan kabar Pak Haris dan istrinya.
"Bima.."
"Iya dad.."
"Daddy ingin kamu mengurus perusahaan yang di Ibukota saja, agar kamu bisa lebih dekat dengan istrimu, istrimu memiliki tanggungjawab besar untuk memimpin perusahaan dan ribuan karyawan bergantung padanya. Tidak mungkin juga dia akan mengikutimu tinggal disini, jadi biar Erlangga yang mengurus perusahaan disini dan kamu menggantikannya disana," ucap Pak Prabu dengan serius.
"Tapi dad.. Susah payah aku membangun perusahaan disini dari nol dan tidak mungkin juga aku meninggalkannya begitu saja, kami bisa bertemu seminggu sekali saat akhir pekan dad," tawar Bima.
"Kamu setuju kan sayang kalau kita bertemu di akhir pekan saja?" tanya Bima pada Risty dengan berpura-pura manis dan Risty hanya tersenyum mengangguk.
"Tidak bisa!" sela Bu Helena, "Mana ada pengantin baru harus tinggal berjauhan! Aku tidak akan ijinkan kalian tinggal berjauhan! Kapan aku punya cucu kalau baru menikah saja kalian tidak tinggal bersama!" sungutnya.
"Tapi mom.. Istriku juga tidak keberatan!" protes Bima.
"Mommy tidak peduli pokoknya kalian harus tinggal bersama setiap hari dan ikuti keputusan yang daddymu ambil!" kekeh Bu Helena.
"Benar kata mommymu Bim, tidak seharusnya kalian ini tinggal berjauhan apalagi kalian baru menikah, kamu tidak usah khawatir dengan perusahaan milikmu, kakakmu selalu bisa diandalkan dan kalian kan juga bisa saling sharing masalah perusahaan, tinggallah di Ibukota dan berbahagialah kalian disana," Pak Prabu menasehati dengan lembut dan pasangan pengantin baru itu mengangguk dengan patuh.
"Kalau boleh tahu, kakak ipar ada dimana mom? Aku tidak melihatnya daritadi?" tanya Risty.
"Kakak iparmu sedang berada di Australia mengurus cabang perusahaan disana dan berkunjung ke tempat tunangannya," jawab Bu Helena sedangkan Risty hanya tersenyum mengangguk.
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor