NovelToon NovelToon
Dikhianati Suami, Dicintai Bos

Dikhianati Suami, Dicintai Bos

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: syitahfadilah

S 3

Jangan boom like/lompat baca /nabung bab
Diusahakan baca setiap kali update. 🙏🙏🙏
_________________________________________
Kehadiranmu dalam Takdirku adalah bagian dari skenario Tuhan. Aku tidak marah atau bahkan balas dendam kepadamu. Sebab aku tahu betul sebelum hari ini kau pernah menjadi penyebab bahagiaku. Sekarang mungkin waktunya saja yang telah usai. Perihal lukaku ini biar menjadi tanggung jawabku sendiri, sebab dari awal aku yang terlalu dalam menempatkanmu di hatiku. Doaku semoga hari-harimu bahagia tanpa aku. Dengan siapapun kamu semoga dia adalah wanita yang bisa memahamimu, menyayangimu dan membuatmu bahagia lebih dari apa yang pernah aku berikan untukmu." ~ Elmira...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8. SEBUAH JANJI

Sudah hampir satu jam Farzan duduk di kursi kebesarannya, didepannya laptop menyala dengan menampilkan data-data perusahaan, namun tatapannya tidak tertuju pada layar laptopnya itu. Pandangannya lurus menatap ke depan, tepat kearah jendela kaca yang berukuran luas, memperlihatkan gedung-gedung yang menjulang tinggi di kejauhan sana.

Pikirannya terus tertuju pada Elmira. Semoga sekretarisnya itu baik-baik saja, mengingat kemarahan Ramon sebelum meninggalkan restoran.

"Huuuhhh..." Farzan menghela nafas panjang sembari mengusap wajahnya. Ia benar-benar tidak tenang memikirkan Elmira. Ia berharap Ramon tidak melakukan kekerasan terhadap istrinya sendiri. Namun, ia sedikit meragukan itu. Dulu disekolah, Ramon dan teman-temannya kerap menindas siswa lainnya yang dianggap pengganggu.

"Oh ayolah, Zan. Jangan berpikiran buruk seperti itu. Sekarang Ramon bukanlah lagi anak-anak yang suka menuruti emosinya. Dia sekarang sudah dewasa dan pasti bisa lebih bijak menangani sebuah masalah." Farzan mencoba mengarahkan pikirannya ke hal-hal yang positif.

Namun, bagaimanapun ia berusaha, tetap saja ia tidak tenang memikirkan Elmira. Andai saja ia tahu dimana alamat rumahnya Ramon, sekarang juga ia akan langsung meluncur ke sana untuk mematahkan kekhawatirannya. Ia sedikit merutuki kebodohannya karena tidak meminta data diri Elmira yang baru, karena terlalu senang Elmira kembali. Ia langsung saja menerima mantan sekretarisnya itu kembali bekerja tanpa meminta surat lamaran kerja.

Tidak bisa fokus dengan pekerjaannya, Farzan pun memutuskan untuk pulang.

Sesampainya di rumah, ia langsung menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Ketukan dibalik pintu kamar memaksa kedua matanya yang baru terpejam, dengan cepat terbuka kembali. Pria tampan itu bangkit dari tempat tidur kemudian melangkah menuju pintu.

Setelah membuka pintu, Farzan langsung tersenyum melihat sosok cinta pertamanya. Wanita yang melahirkannya itu pun mengembangkan senyum diwajah cantiknya yang tak termakan usia.

"Apa Mama boleh masuk?''

"Tentu boleh dong, Ma." Farzan langsung merangkul mamanya masuk kedalam kamarnya sambil melirik sesuatu yang dibawa sang mama, terlihat seperti beberapa lembar foto.

"Farzan, ada yang mau Mama bicarakan denganmu." Ujar Mama Zana setelah duduk dipinggiran ranjang putranya.

"Apa itu sesuatu yang penting, Ma?" Farzan terus melirik benda ditangan mamanya. Entah kenapa ia merasakan aura negatif disini, tapi itu bukan sesuatu yang horor.

"Iya, sangat penting. Karena ini menyangkut masa depanmu. Dan kamu harus dengarkan Mama." Tekan wanita yang masih terlihat cantik diusianya yang tak lagi muda.

Farzan langsung menelan salivanya dengan sedikit kesusahan. Ia sudah mulai bisa menebak apa yang ingin dibicarakan mamanya.

"Ma, bisa tidak bicaranya lain kali saja. Aku ngantuk banget nih pengen tidur. Capek juga, badanku terasa pegal-pegal." Ia menguap dengan lebar agar lebih meyakinkan.

"Jangan mencari alasan, Farzan. Kamu pasti sudah bisa menebak apa yang ingin Mama bicarakan, dan sekarang kamu berusaha untuk menghindar." Wanita baya itu menatap putranya dengan membola.

Farzan menghela nafas sambil mengusap tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa meremang. Auranya benar-benar membuat tubuhnya serasa tenggelam didasar bumi.

"Tapi sekarang kamu tidak bisa menghindari Mama lagi." Wanita baya itu meletakkan beberapa lembar foto ditelapak tangan putra sulungnya.

Farzan langsung meletak foto-foto itu diatas tempat tidur tanpa berniat untuk melihatnya. Ia tahu itu adalah foto beberapa wanita yang dipilihkan mamanya. Tapi ia sama sekali tidak tertarik.

"Farzan, kenapa sih?" Mama Zana mendengus kesal. "Setidaknya lihat dulu salah satunya."

"Apapun permintaan Mama akan selalu aku penuhi. Tapi maaf, Ma. Untuk kali aku tidak bisa menuruti keinginan Mama." Ujar Farzan penuh sesal.

"Tapi sampai kapan Farzan? Kakak kamu, Nana sudah bertunangan, dan Arkan juga sudah punya pacar. Dan kata Arkan, Fiola juga lagi dekat sama teman kampusnya. Tinggal kamu yang masih sendiri. Apa kamu mau didahului sama adik-adik kamu?"

Farzan menghela nafasnya, "Mungkin sebaiknya seperti itu, Ma. Jika Adik-adikku menikah lebih dulu, maka aku akan lebih tenang."

"Tapi kamu sendiri bagaimana?"

"Nanti kalau sudah waktunya, aku juga pasti bakalan nikah kok, Ma. Gak mungkin anak Mama yang tampan ini jadi bujang lapuk." Pria tampan itu nyengir memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"Dasar kamu, "Mama Zana meninju pelan lengan putranya. "Waktu apa yang kamu tunggu, huh? Nungguin Mama sama Papa udah gak ada lagi, begitu?"

"Ya enggak gitu juga dong, Ma." Farzan langsung memeluk mamanya itu, lalu menghujani kecupan di pipi yang sudah nampak kerutannya namun tetap terlihat cantik.

"Aku pastikan Mama dan Papa adalah orang yang paling bahagia di hari pernikahanku nanti." Ujarnya dengan tatapan berbinar. Tapi hatinya tidak sejalan dengan ucapannya. Jika orangtuanya tahu apa permasalahan dirinya yang selalu menolak dijodohkan, entah apa yang akan dikatakan mereka.

"Tapi kapan, Farzan? Mama benar-benar udah gak sabar menunggu hari itu tiba. Mama sudah kepengen banget lihat Kamu nikah. Memangnya kamu gak mau punya istri yang selalu menyiapkan semua kebutuhan kamu. Menemani kamu di setiap waktu dalam keadaan apapun?" Mama Zana mencoba merayu putranya itu. Ia tidak mau koleksi foto yang ia bawa kali akan berakhir mengenaskan di tong sampah untuk yang kesekian kalinya.

"Ya mau banget dong, Ma. Aku mau seperti Papa, kalau tidur ada yang nemenin, ada yang dipeluk. Pagi sarapan sudah disiapin, dasi ada yang masangin. Pulang kerja ada yang nyambut. Kalau capek ada pijitin. Mau makan apa tinggal minta dimasakin. Tapi... Nanti ya, Ma." Farzan mengedipkan kedua matanya sambil cengengesan.

"Farzan, Mama mohon dengarkan Mama kali ini. Setelah itu Mama tidak akan meminta apapun lagi padamu." Mama Zana menatap putranya dengan memohon.

"Ma, please jangan memohon seperti ini padaku," Farzan menghela nafasnya. "Oke baiklah, aku akan menuruti keinginan Mama kali ini. Tapi berikan aku sedikit waktu lagi, Ma."

Mama Zana seketika berbinar, "Baiklah tidak masalah, asalkan kamu mau menikah. Berapa lama waktu yang kamu minta?"

"10 hari..." Tenggorokan Farzan tercekat, rasanya ia ingin memukul mulutnya sendiri karena dengan lancang menyebut waktu yang begitu singkat.

"Baiklah, deal 10 hari." Wanita baya yang masih terlihat cantik itupun keluar dari kamar putranya dengan perasaan senang.

Sedang Farzan kini benar-benar merasa dilema. Untuk apa ia meminta waktu sepuluh hari itu. Arghhh... Ia benar-benar kesal pada dirinya sendiri.

"Tida, tidak, aku tidak bisa mengingkari janji untuk diriku sendiri. Aku tidak akan menikah sebelum memastikan kebahagiaan Elmira dengan mata kepalaku sendiri."

Pria tampan itu mengeluarkan ponselnya, ia menghubungi seseorang yang biasa disuruh untuk mencari tahu tentang sebuah informasi. Yah, ia ingin mencari tahu tentang kehidupan rumah tangga Elmira dengan bantuan seseorang. Ia sadar itu memang sangat lancang, tapi ini tentang sebuah janji. Satu tahun lalu, ketika Elmira resign sebagai sekretarisnya karena akan menikah. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menikah sebelum menyaksikan sendiri kebahagiaan wanita yang sudah sejak lama ia cintai itu dalam diam.

Usai memberi sedikit informasi, Farzan pun menutup sambungan telponnya lalu mengirimkan foto Elmira pada orang suruhannya itu.

"El, kedatanganmu meminta pekerjaan, aku tahu sesuatu pasti telah terjadi dalam rumah tanggamu." Farzan masih ingat betul saat Elmira mengundurkan diri dari pekerjaannya. Wanita itu mengatakan hanya ingin mengabdikan hidupnya pada Ramon setelah mereka menikah.

"Dan jika itu benar, jangan terkejut jika Bos yang selalu kau hormati ini akan menurunkan harga dirinya dengan ikut campur dalam rumah tanggamu." Tatapan Farzan lurus menatap kearah jendela kamar yang terbuka. Dulu ia merelakan Elmira untuk Ramon karena ia melihat kebahagiaan dimata Elmira ketika bersama Ramon, itulah sebabnya ia tidak mengungkapkan perasaannya pada Elmira dan hanya memendamnya dalam diam. Tapi sekarang, binar binar bahagia itu telah meredup dimata Elmira. Yang ia lihat ada sebuah tekanan didalam sana yang mengikat Elmira.

Farzan menghela nafas panjang ketika teringat ucapannya beberapa saat lalu. Sepuluh hari, yah ia hanya butuh waktu kurang dari sepuluh hari untuk membuktikan kecemasannya terhadap Elmira. Jika dugaannya salah maka ia harus menikahi salah satu wanita yang ada didalam foto-foto yang tercecer diatas tempat tidurnya.

"Kau memang gila Farzan, dari sekian banyaknya wanita yang mengantri ingin menjadi istrimu. Kau justru mencintai wanita yang telah menjadi istri orang lain." Sudut bibirnya tertarik tersenyum tipis, tapi sorot matanya terlihat sendu. Cinta itu tak hanya buta, tapi terkadang membuat seseorang menjadi gila.

1
Tieh Ratih
nah hubby to siapa nya mama
Dewa Rana
apa itu bukan Fiona
Dewa Rana
meneteskan air mata Thor, bukan menitihkan
Dewa Rana
memangnya Elmira sudah pernah periksa kesuburannya?
Dewa Rana
kok pulang kampung Thor
Nurlinda: hehehe typo kak, harusnya itu "Karena"
total 1 replies
Dewa Rana
gentle Thor, bukan gantle
Dewa Rana
mudah2an yg setengah lagi masih ada sama farzan
Dewa Rana
tender Thor, bukan tander
Dewa Rana
mobil di bagasi Thor?
Sophia Aya
Luar biasa
Sophia Aya
Lumayan
Sophia Aya
mampir Thor
Nurlinda: makasih KK
total 1 replies
Istuti Nurhayati
yaaah....kok cepet ya ....
dah sampe di penghujung saja...
terimakasih sudah menyajikan cerita yg baik, banyak pelajaran hidup dlm berumah tangga dan cinta yg sebenarnya....,Teruslah berkarya tetap semangat ...
💖💖💖💪💪💪
dedew
Luar biasa
dedew
Lumayan
Aceng Saepudin
Luar biasa
Nurlinda: terima kasih kk
total 1 replies
Istuti Nurhayati
buahnya sakit hati Elmira bahagia ....
Istuti Nurhayati
selamat menikmati deritamu ya ramon.....
Istuti Nurhayati
Buruk
Elsa Pasalli
kalau aku dari Sulawesi Selatan tapi merantau ke Kalimantan jadi sekarang menetap di Samarinda...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!