Bercertia tentang anak laki2 yang segala kelebihannya di sembunyikan oleh teman masa kecilnya
Ketika SMP mereka pun mulai berpacaran, namun selama hubungan mereka. Anak laki2 itu justru malah di perlakukan seperti babu.
Puncaknya ketika SMA, anak laki2 itu kerap kali di buat layaknya seperti anjing peliharaann yang selalu patuh dan menurut pada gadis teman masa kecilnya itu.
Namun, setelah sekian lama di posisi itu, anak laki2 itupun akhirnya merasa muak dan memutuskan gadis teman masa kecilnya itu.
Bagaimana kira2 kehidupan anak laki2 itu setelah putus dari teman masa kecilnya itu..?
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Kenangan pahit..
Karin masih cemberut karena di jadikan taruhan pertandingan mereka meskipun dalam hantinya dia sangat senang, karena setidaknya Seiji berjuang sekuat tenaga juga untuk dirinya.
"Ah maafkan aku Karin. Aku tidak bermaksud begitu.." ucap Seiji sedikit panik
"Lalu apa maksudmu..?" tanya Karin
"Ah, itu.. Aku.." Seiji kebingungan menjawab pertanyaan Karin itu
Dia menoleh kearah Kenji untuk meminta bantuan, namun Kenji justru berkata..
"Hmm? Kenapa kau melihatku..? Aku sudah mengatakan padamu untuk menolaknya.." ucap Kenji membela diri
"Oh ayolah, itu tidak membantu kawan.." kata Seiji
"Apa yang kau katakan itu, sejak awal aku memperingatkanmu.." ucap Kenji
"Sudahlah, hentikan itu. Yang terpeting Seiji sudah berhasil memenangkan lombanya dan keluar sebagai pemenang. Benar kan Karin.." ucap Miki menengahi keadaan
Dengan masih sedikit cemberut dan wajah sedikit memerah Karin akhirnya setuju dengan perkataan Miki.
"Baiklah, tapi aku setuju hanya karena Miki yang mengatakannya, dan aku masih belum sepenuhnya memaafkanmu Seiji.." ucap Karin
"Iya iya, aku mengerti. Anggap itu sebagai hutangku padamu, oke..?" ucap Seiji
Mendengar kalau Seiji berhutang padanya membuat Karin senang, karena itu bisa menjadi jaminan untuk perasaan yang dimilikinya pada Seiji kelak.
Miki pun mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata..
"Hei kudengar setelah ini adalah jam kosong karena guru pelajaran tersebut tidak hadir.." ucap Miki
"Oh kau benar, temanku dari kelas sebelah juga mengatakan hal yang sama.." ujar Kenji
"Kalau begitu, ayo kita membolos disini saja, toh juga tidak ada guru kan.." ucap Karin
"Boleh.." ucap Miki
"Kalau begitu ayo kita beli camilan dan minuman ringan.." kata Kenji
Setelah melakukan undian, Kenji lah yang kebagian untuk pergi ke kantin untuk membeli camilan untuk mereka. Tapi karena Miki sudah pengalaman jika Kenji pergi sendiri pesanannya akan tidak sesuai, dia memutuskan untuk ikut menemaninya.
Tapi itu hanya alibinya semata, dia melakukan itu untuk memberikan ruang pada Seiji dan Karin untuk berbicara berdua saja.
Setelah Miki dan Kenji pergi, kini baik itu Seiji dan Karin sama2 diam sambil menoleh kearah lain.
Sepertinya mereka berdua bingung harus mengatakan apa, tapi sebagai laki2 Seiji merasa kalau dirinya harus mengambil inisatif untuk memulai terlebih dahulu.
"A-anu.. Karin.. Aku.. Aku minta maaf padamu karena menyetujui taruhan yang di ajukan oleh Tatsuya.." kata Seiji
Karin pum menoleh kearah Seiji untuk memandangnya.
"Yaa, aku maafkan. Tapi awas saja jika kau melakukan hal seperti itu lagi.." ucap Karin
"Iya iya aku berjanji.." kata Seiji
Mereka pun kembali saling diam..
Karin kembali teringat ketika perlombaan dia merasa kalau Seiji seperti melambat ketika di tenga perlombaan.
"Oh iya, aku sempat merasa kalau kau melambat ketika pertandingan sudah setengah jalan. Itu hanya perasaanku atau memang benar kau sengaja melambat..?" tanya Karin penasaran
Seiji tertegun mendengar pertanyaan Karin padanya barusan.
Seiji masih ingat kalau dia memang benar sempat melambat ketika di tengah perlombaan, tapi dia melakukan itu tidak dengan sengaja.
"Aku memang melambat, tapi aku melakukan itu dengan sengaja.." ucap Seiji
"Lalu..? Apa alasanmu melambat sebelumnya..?" tanya Karin
"Itu.. Aku.."
Karena merasa bersalah pada Karin, Seiji pun akhirnya menjelaskan pada Karin alasan dia melambat.
Dia mengatakan pada Karin kalau ketika di tengah perlombaan dirinya teringat dengan kejadian ketika dirinya mengikuti perlombaan lari semasa di sekolah dasar.
"Saat itu Yuki sangat marah padaku karena aku menang, dia bahkan menginjak2 pedali yang ku dapatkan dengan susah payah. Aku benar2 sedih dan frustasi pada saat itu.." ucap Seiji
Terlebih sejak awal justru Seiji berniat untuk membuat teman masa kecilnya itu senang karena kemenangan yang dia dapatkan.
Tapi ternyata respon yang dia dapatkan dari Yuki malah sebaliknya. Bahkan setelah itu Yuki memberikan banyak peraturan pada dirinya.
"Dan itu kembali terulang saat aku SMP. Padahal saat itu aku hanya ingin membuat keluargaku yang kebetulan meluangkan waktu mereka untuk melihatku berlomba senang dan bangga padaku.." ucap Seiji dengan wajah murung
Karin sangat terkejut ketika mendengar kalau Seiji di hukum oleh mantan(yuki) pacarnya itu dengan menunggunya di luar restoran ketika sedang turun hujan lebat sehingga membuat dirinya kedinginan dan basah kuyup.
Karin benar2 merasa kasihan dengan apa yang terjadi pada Seiji. Itu membuat Karin jadi ikut merasakan apa yang Seiji rasakan pada saat itu.
Setelahnya Seiji kembali jadi pendiam seperti saat sebelum dia merubah penampilannya itu.
Bahkan hingga pulang sekolah, Seiji masih terlihat murung dan diam meskipun kini ada Karin, Miki dan Kenji yang berjalan bersamanya.
Di tengah perjalanan, Karin mencoba merubah mood Seiji dengan mengajaknya untuk pergi karaoke bersama lagi.
"Jadi bagaimana..?" tanya Karin pada mereka
"Aku tidak masalah.." ucap Miki
"Begitu pula denganku, yah walau Yuri sedang izin karena ada urusan keluarga. Tapi kurasa kita masih bisa bersenang2 bersama.." ucap Kenji
"Lalu bagaimana denganmu Seiji.." tanya Karin
Seiji tersadar dari lamunannya..
"Ah..? Apa..? Ada apa..?" tanya Seiji
"Hei, apa kau melamun dari tadi..?" tanya Kenji
Karin dan Miki hanya memperhatikan Seiji yang nampak seperti tidak bersemangat.
"Karin mengajak kita untuk pergi karaoke lagi, kau ikut kan..?" tanya Kenji
"Ah itu, aku.. Aku sepertinya sedang tidak enak badan, untuk hari ini sepertinya aku skip dulu.." ucap Seiji
Mendengar itu Karin jadi yakin kalau Seiji merasa sedih karena teringat kenangan kelamnya semasa SD dan SMP. Itu lah alasan Karin mengusulkan untuk pergi karaoke untuk menghiburnya.
Namun usaha Karin sepertinya tidak berhasil kali ini..
"Oh ayolah kawan, berhubung besok libur tidak masalah kan.." ucap Kenji
Miki langsung menepuk bahu Kenji dan menggelengkan kepalanya pada Kenji. Menyadari itu Kenji pun akhirnya berhenti meyakinkan Seiji.
"Seiji, apa kau baik2 saja..?" tanya Karin dengan lembut
"Ah iya, aku baik2 saja.." jawab Seiji sambil sedikit tertawa
"Apa kau yakin..?" Karin kembali bertanya
Seiji hanya diam dan setelahnya dia tetap mengatakan kalau dia merasa baik2 saja.
Tapi sayang baik itu Karin, Miki dan Kenji. Mereka semua menyadari kalau senyuman yang di berikan Seiji pada mereka saat itu adalah senyum palsu untuk menyembunyikan perasaanya sebenarnya.
Namun karena memaksanya bicara itu bukan hal yang tepat, mereka pun akhirnya membiarkan Seiji pulang untuk menenangkan dirinya sendiri.
Seiji pun akhirnya pergi dan meninggalkan mereka untuk pulang kerumahnya.
"Sepertinya dia masih terbebani dengan taruma masa lalunya.." ucap Miki
"Benar, itu sangat nampak di wajahnya.." ucap Kenji
"Aku tidak bermaksud membuatnya merasa seperti itu.." ucap Karin dengan sedikit khawatir
Miki mengerti kalau Karin sudah mulai menaruh rasa pada Seiji. Mungkin maksud Karin menanyakan hal itu hanya untuk membuka percakapan ketika di atap sekolah tadi, namun rupanya itu kembali membuat luka lama yang ada di hati Seiji kembali terbuka dan membuatnya teringat akan kenangan pahitnya itu.
kukira cinta, ternyata permisi ya..