Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Di Balik Rintangan
Keesokan harinya, Zayyy dan kelompoknya memulai perjalanan menuju lokasi yang konon menyimpan kunci untuk membuka portal ke Central Continent. Hari terasa hangat, dan cahaya matahari menembus celah-celah di antara pepohonan, menciptakan suasana yang penuh harapan.
Masing-masing anggota kelompok tampak bersemangat, tetapi ada juga kecemasan yang menggelayuti pikiran mereka. Di balik semua itu, satu pertanyaan terbayang di benak Zayyy: seberapa sulit tantangan yang akan mereka hadapi?
“Mari kita tetap fokus dan saling mendukung. Jika kita bersatu, tidak ada yang tidak mungkin,” kata Zayyy kepada kelompoknya saat mereka berjalan di antara pepohonan yang rimbun.
Di antara mereka terdapat Miko, seorang pemanah handal dengan keahlian luar biasa. “Saya bisa mendeteksi keberadaan musuh dari jarak yang cukup jauh. Jika ada bahaya, saya akan memberi tahu kalian,” ujarnya dengan penuh percaya diri.
Sementara itu, Alex, seorang ahli sihir, terlihat sedang mempersiapkan mantra yang akan membantunya dalam pertempuran.
“Saya memiliki beberapa mantra pelindung yang bisa kita gunakan. Kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin,” katanya sambil mengeluarkan buku sihirnya.
Zayyy mengangguk, merasakan kekuatan kelompoknya. Bersama-sama, mereka melanjutkan perjalanan, menelusuri jalan setapak yang semakin menyempit. Suasana di sekeliling semakin misterius, dan Zayyy merasa ada sesuatu yang menanti di depan.
Setelah berjalan beberapa jam, mereka tiba di sebuah lembah yang luas, dikelilingi oleh tebing-tebing curam.
Di tengah lembah, ada sebuah patung besar yang tampak megah, berdiri tegak dengan mata yang terbuat dari batu berkilau. “Ini mungkin tempatnya,” Zayyy berspekulasi. “Apakah kita harus menghampirinya?”
“Bisa jadi, tetapi kita harus sangat berhati-hati. Saya merasakan adanya aura yang kuat di sekitar sini,” kata Miko, matanya meneliti lingkungan.
Sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara gemuruh terdengar dari arah patung. Dari balik batu-batu besar, muncul monster berbentuk seperti serigala raksasa dengan mata menyala. Suara geramannya menggetarkan tanah, dan kelompok itu seketika siap untuk bertarung.
“Siap-siap! Kita harus bersatu!” Zayyy berteriak, mengarahkan semua perhatian kepada monster itu.
Monster itu melesat ke arah mereka dengan kecepatan luar biasa, gigi tajamnya terlihat mengancam.
Miko segera menarik busurnya dan melepaskan anak panah yang bersinar. “Tembakan pertama!” dia berteriak, dan anak panahnya melesat, menembus daging monster dengan suara dentingan.
Monster itu merengek kesakitan, tetapi tidak berhenti. Sebaliknya, ia semakin marah. Alex segera bersiap, melafalkan mantra dengan cepat. “Berlindunglah!” katanya, dan sebuah perisai magis muncul di antara mereka dan monster itu.
Zayyy mengambil napas dalam-dalam dan mengarahkan pandangannya pada monster. “Ini saatnya!” Ia menghampiri monster dengan hati-hati, berusaha menghindari serangan baliknya.
Dengan ketangkasan, Zayyy menghindar dari cakar monster yang menyengat, lalu menyerang dengan serangan pedang yang terarah.
Serangan itu menggores sisi monster, namun monster itu masih bertahan. “Kita harus mencari cara untuk mengalahkannya,” Miko berteriak, menyiapkan anak panah berikutnya.
“Serangan bersamaan!” Zayyy memberi instruksi, dan semua anggota kelompok bersiap. Alex menambah kekuatan perisai dengan mantra tambahan, memberikan mereka waktu untuk mengatur strategi.
Miko melepaskan anak panah lagi, kali ini menembus daging monster tepat di tenggorokannya. Monster itu merengek, terhuyung sejenak. “Sekarang, Zayyy!” teriak Alex.
Zayyy melihat peluang. Dengan semua tenaga yang tersisa, dia melesat maju, melompat tinggi, dan mengayunkan pedangnya tepat ke arah monster. “Ambil ini!” teriaknya, dan pedangnya menghantam monster dengan kekuatan luar biasa.
Dengan satu serangan terakhir, monster itu mengeluarkan raungan yang mengguncang bumi, sebelum akhirnya jatuh ke tanah, menggelepar, lalu diam. Kelompok itu terengah-engah, menyadari bahwa mereka baru saja mengalahkan makhluk yang mengancam.
“Apakah kita aman?” tanya Miko, sambil memeriksa sekeliling.
“Sepertinya kita baik-baik saja. Tetapi kita harus segera mencari kunci itu,” jawab Zayyy, berusaha mengumpulkan semangat tim.
Dengan berani, mereka mendekati patung besar. Di dekat patung, Zayyy melihat ada sebuah pintu kecil yang tersembunyi. “Ini mungkin jalannya!” ia berseru, menunjuk pintu tersebut. “Mari kita lihat.”
Pintu itu tertutup rapat, tetapi ada simbol aneh yang terukir di atasnya. “Ini terlihat seperti kode,” kata Alex, sambil memeriksa simbol-simbol yang ada. “Kita perlu menemukan cara untuk membukanya.”
“Cobalah untuk mengingat sesuatu dari apa yang kita lihat,” Miko berkata, fokus pada simbol. Zayyy mencoba berpikir kembali tentang monster yang baru mereka lawan dan menghubungkannya dengan simbol-simbol itu. “Apakah kita harus mencocokkan kekuatan kita dengan yang telah kita hadapi?” tanya Zayyy.
“Bisa jadi, coba tekan simbol ini!” Miko menunjukkan salah satu simbol. Zayyy menekannya, dan tiba-tiba pintu itu bergetar.
“Ini berhasil!” Alex berteriak, dan pintu perlahan terbuka, memperlihatkan ruangan yang gelap dan misterius di dalamnya.
Mereka melangkah masuk, dan suasana menjadi lebih sunyi. Di dalam, terdapat banyak artefak kuno dan simbol-simbol yang bersinar. Di tengah ruangan, ada sebuah pedestal dengan kunci yang berkilau.
“Ini dia!” Zayyy berseru, berlari mendekati pedestal. Namun, sebelum dia bisa mengambilnya, suara gemuruh kembali terdengar, dan sebuah makhluk lain muncul dari kegelapan.
“Kau tidak akan mendapatkan kunci itu tanpa melewati ujian lain!” makhluk itu mengancam, suaranya bergema di dalam ruangan.
“Siapa kau?” tanya Zayyy, bersiap untuk bertarung lagi.
“Aku adalah penjaga kunci. Hanya mereka yang pantas yang bisa mengambilnya,” jawab makhluk itu dengan sikap sombong.
“Kalau begitu, kami akan membuktikannya,” kata Miko, bersiap dengan busurnya. Zayyy mengangguk, bertekad untuk melindungi teman-temannya dan mendapatkan kunci yang mereka butuhkan.
“Bersiaplah, ini akan menjadi pertempuran yang lebih sulit,” Zayyy memperingatkan, melihat ke arah makhluk yang kini bersiap menyerang.
Makhluk itu melesat ke arah mereka dengan kecepatan yang mengejutkan, dan Zayyy bersiap untuk menghindar. “Sekarang!” dia berteriak, dan mereka semua melakukan serangan bersamaan.
Alex mengeluarkan mantra pelindung, menciptakan perisai yang menyekat serangan awal makhluk itu. Miko melepaskan anak panah ke arah makhluk dengan akurasi yang luar biasa, dan Zayyy menyerang dengan pedangnya. Namun, makhluk itu tampaknya lebih kuat dari yang mereka perkirakan.
“Serang dari berbagai arah!” Zayyy memberi instruksi. Miko mengambil posisi di sebelah kanan, sementara Alex bersiap dengan mantra. Mereka bekerja sama dengan baik, berusaha menahan makhluk itu.
Setiap serangan terasa melelahkan, tetapi mereka tidak boleh menyerah. Zayyy merasakan kekuatan yang mengalir di dalam dirinya, dan dia terus berjuang meskipun rasa lelah mulai menghampiri. Akhirnya, dengan satu serangan yang terkoordinasi, mereka berhasil memukul makhluk itu hingga terjatuh.
Saat makhluk itu terjatuh, mereka melihat kunci itu berkilau di pedestal. Zayyy bergegas mengambilnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. “Kita berhasil! Kita mendapatkan kunci!” serunya, kegembiraan memenuhi suaranya.
Miko dan Alex bersorak, merayakan kemenangan mereka. “Sekarang kita bisa membuka portal dan melanjutkan perjalanan ke Central Continent,” kata Miko, matanya bersinar.
Dengan kunci di tangan, mereka meninggalkan ruangan itu dan kembali ke pintu masuk. Zayyy memasukkan kunci ke dalam kunci yang terukir di pintu. Saat kunci berputar, pintu terbuka lebar, mengungkapkan cahaya yang menyilaukan.
“Ini dia!” teriak Alex. “Saatnya untuk melangkah ke dunia baru!”
Mereka melangkah maju, melintasi ambang pintu, dan merasakan energi yang mengalir di sekitar mereka. Dalam sekejap, semuanya berubah, dan mereka menemukan diri mereka di tengah pemandangan yang luar biasa.
“Selamat datang di Central Continent!” suara misterius terdengar, dan Zayyy serta kelompoknya terpesona oleh keindahan tempat baru ini.
Dengan semangat yang baru, Zayyy menyadari bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Banyak tantangan dan petualangan yang menanti, dan dia siap menghadapi semuanya.