Pada masa modern jaya pura, Krani, seorang pendidik yang bekerja di sekolah negeri favorit terlibat dalam sebuah drama politik, forum pencitraan dan manusia seribu topeng yang menyebabkan ia harus berurusan masalah tiada henti. Sebuah peristiwa membuatnya tidak sadarkan diri, kemudian dia menemukan dirinya berada di era jaya pura zaman lalu dan terperangkap dalam tubuh seorang perempuan bernama Renggana yang ternyata akan menikah dengan Raja Paku bumi.
Sejak saat itu Krani dalam tubuh Renggana harus menyesuaikan diri dengan jaman Jaya wilayah wangsa selatan sebagai ratu Renggana juga terlibat dalam intrik kerajaan. Berbagai kejadian yang tidak terduga muncul selama Krani hidup sebagai Renggana. Berhasilkan kah kembali ke masa modern dan keluar dari tubuh Renggana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSY AL FAZZA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih kelabu
Kemarin malam Galih melakukan pertarungan sengit dengan sang raja. Di belakang halaman Istana, ibu suri meminta sang raja dan Galih agar melakukan pelatihan bela diri. Tidak terkira hal yang di dengar dari perdana Menteri pertahanan yang semula menghalangi.
“Andai saja anak ini tidak terlalu berobsesi menenangkan hati selir Nah yang berpura-pura sedih pasti aku tidak perlu repot-repot menghalangi kedekatan mereka” gumam ibu suri yang beranjak dari tempat duduknya.
“Yang mulia ibu suri, udara malam sangat dingin. Di lain waktu hamba pasti akan belajar ilmu bela diri dengan panglima Kerajaan.”
“Raja, aku belum setua itu. Terlebih lagi, ratu Renggana merawat ku dengan baik. Aku juga memakai gaun yang sangat hangat. Lihatlah telan gaun model baru ini, belum ada bangsawan lain yang memakainya.”
“Hamba turut senang mendengarnya nenek. Baiklah, hamba tidak akan menolak.”
Di Tengah lapangan, tanpa menggunakan senjata keduanya beradu kekuatan. Ibu suri pernah ingat ucapan Galih, dia ingin membuktikan langsung Teknik seni bela diri rahasia yang di lakukan raja. Galih memulai pertarungan dengan kuda-kuda yang memancing Gerakan refleks sang raja bergerak menyerang.
Satu pukulan yang hampir melumpuhkannya, Galih berhasil menjatuhkan sang raja. Dia mulai menyerang titik lemah sampai berulang kali sang raja terjatuh. “Kau harus ingat aku adalah raja mu. Kau tidak akan pernah bisa menjatuhkan ku lebih dalam.”
“Kita akan membuktikannya yang mulia. Aku ingat bagaimana penyerangan mu di malam itu. Tepat di saat nyawa sang ratu di ujung kematian. Kau ingin membunuhnya dengan tangan mu sendiri bukan?”
“Panglima, kau tidak perlu ikut campur.”
“Hiyaaa!”
Galih mengingat jurus yang sama di saat dia menepis serangan sang raja yang memakai penutup wajah. Amarah ketidak sabarannya ingin menghabisi raja Paku bumi. Akan tetapi, Teknik dan jurus sang raja lebih lihai menggunakan jurus yang sangat hebat.
Syattt__ Pukulan melumpuhkan lawan. Galih terjatuh, sang raja berhasil memenangkan pertandingan. Dia membisikkan ucapan di dekatnya. “Galih, kau harus tau Dimana posisi mu berada.”
Menginginkan jabatan? Tidak kali ini seusai pelatihan pertarungan. Galih menemui ibu suri tanpa sepengetahuan ayahnya. Dia tidak akan pernah tinggal diam, menyaksikan kejahatan sang raja terlebih lagi mengambil kekasihnya yang dia cintai.
“Panglima, kau semakin banyak tau. Kau juga selalu mendukung ku, sebenarnya apa yang kau ingin kan?”
“Aku ingin menjadi raja.”
Menyampaikan keinginannya, Galih berjalan ke Istana kebesaran memandangi kursi raja. Dia bertekad pasti akan mendapatkan apa yang dia inginkan.
Di dunia nyata, kejadian kecelakaan yang di alami Krani masih menggambarkan situasi yang rumit. Sang pengajar itu berhari-hari mengalami koma, tubuhnya di pasangi selang hingga di siang hari tanpa terduga salah seorang rekan yang menemuinya diam-diam menarik salah satu selang yang terpasang di tubuhnya.
“Kau masih ingat aku kan Krani? Ahahah! Lihatlah diri mu yang katanya wanita kuat dan Tangguh. Kau tidak berdaya menunggu ajal.” Seorang rekan yang mengendap-endap berlari mengikuti rekan kerjanya yang baru saja keluar menjenguk.
Langit tidak akan tinggal diam, semua kejahatan akan terbuka pada waktunya. Semua akan terbayar lunas di masa yang tidak di sangka-sangka.
Catatan Krani.
Aku masih percaya anugrah yang di terima untuk ku. Makhluk insan di bumi yang tidak pernah mengganggu manusia lain namun selalu mendapatkan perlakukan yang tidak adil. Kemungkinan besar, semoga kisah ku di negeri Wangsa mengubah kehidupan ku yang lebih baik di waktu yang akan datang. Semua musuh-musuh yang tidak menyukai ku atas pencapaian kesuksesan ku, mereka akan mendapatkan karma.
Mimpi buruk sang ratu Renggana, terbangun berlari mencari cermin. Dia masih di dalam tubuh ratu Renggana, merasakan dirinya sperti mayat hidup yang berpindah ke alam lain. Semalam suntuk tidak bisa memejamkan mata, sang ratu membuat beberapa model gaun sembari memikirkan jalan keluar yang harus di tempuh.
Saat acara kebesaran.
“Ini adalah hasil dari kerja keras ku. Tidak sia-sia aku tadi malam tidak bisa tidur. Gaun-gaun, lukisan dan hasil karya jahitan ku di pamerkan di Kerjaan. Ahahah, kalau saja mama melihat ku sebagai Krani. Selain berprofesi sebagai guru, aku memiliki bakat yang terpendam” gumam ratu Renggana bertolak pinggang.
Wajah-wajah musuh yang sama di kehidupan masa depan atau masa lalu seolah-olah momok yang ikut bereinkarnasi ingin membunuhnya. Buku catatan kecil yang di bawa, tertulis nama-nama orang yang selalu mengganggu, menyakiti dan berusaha menjatuhkannya di masa modern. Kesamaan wajah dan sifat di masa lalu mulai terbaca sang ratu renggana.
“Namun, aku masih tidak percaya ibunda ratu Tiram. Mertua ku yang merupakan musuh bebuyutan ku terlihat belum melakukan hal yang mengerikan pada ku. Aku melihat di dalam mimpi, kejadian yang ku alami di dunia modern seperti dia Bagai hidup seribu tahun menjadi iblis yang mengerikan. Apakah dia?” gumam sang ratu Renggana.
Memandangi keadaan ruangan Istana mercu ombo, dua dayang yang tertidur di sampingnya. Dia semakin tersadar dirinya harus semakin kuat dan bertahan.
......................
Ledakan bom yang di alami raja Paku Bumi disebut musibah yang membuat ketakutan rakyatnya. Sebelum memejamkan mata, sang raja melihat ratu Renggana. Dia di angkat memasuki ruangan tabib Kerajaan.
Acara di tutup dengan keributan. Kondisi kritis sang raja hingga hilir mudik para tabib berupaya menyelamatkan dengan racikan ramuan dan obat-obatan yang mujarab. Tidak ada yang boleh menemuinya, sang ratu di perintahkan Menteri perang agar tetap di ruangan kebesarannya.
Sementara di ruangan ibu suri, klan Utara tampak sangat gusar. Mereka tidak percaya Upaya penahanan kelangsungan acara di sambut ledakan yang membakar tubuh sang raja. “Perdana Menteri pertahanan, kenapa rencana mu sampai sejauh ini? Kau tidak perlu sampai mempermalukan klan Selatan agar terlihat bodoh melakukan aksi terang-terangan seperti itu. Kini semua orang membicarakan nyawa sang raja.”
“Maafkan hamba ibu suri agung. Hamba tidak menyangka kejadiannya melampui rencana awal. Hamba akan memastikan raja selamat.”
Sang perdana Menteri memberi hormat sebelum meninggalkan ruangan. Diam-diam dia menemui pengawal pribadinya, mencari tahu kebenaran mengenai kejadian peledakan. Jawaban yang membingungkan, semua yang menyangkut rencana rencana penyerangan tidak dengan pada situasi kelangsungan acara memanjatkan do’a.
“Ayah, aku akan mencari tau siapa yang melakukannya.”
“Aku menunggu konfirmasi mu dengan segera. Jangan lupa, semua hal yang menyangkut ratu segera beritahu aku.”
“Perintah di laksanakan ayah..”
Galih berjalan keluar berjalan ke wilayah paviliun melihat gerakan seorang kasim, Wajah yang sangat familiar, pria bertopeng yang terlihat sama di wilayah jembatan. Galih menyimpulkan, ayahnya juga ingin membunuh ratu Renggana. Selain ingin memanfaatkan kedudukannya, dia juga menganggap ratu Renggana tidak berguna lagi.
