🌹NOVEL DENGAN 20 BAB TERBAIK VERSI EDITOR NOVELTOON🌹
SINOPSI
Sendu, seorang gadis desa yang nekat menginjakkan kaki ke ibu kota hanya untuk mencari sang calon suami yang tak kunjung kembali, padahal hari pernikahan mereka tinggal menghitung hari.
Bukannya bertemu dengan sang calon suaminya, Sendu justru di hadapkan kepada masalah yang menyeretnya masuk ke dalam gemerlapnya dunia malam.
"Cepat layani aku!" Ucap pria berbaju jas hitam itu.
"Tuan, saya bukan wanita penghibur... " Sendu menangis tersedu.
"Munafik! Kalau kamu bukan pelacur, lantas kenapa kamu bisa ada di sini?"
🍂🍂🍂🍂🍂
NOVEL : AKU BUKAN WANITA PENGHIBUR
PENULIS : LV EDELWEISS
GENRE : CINTA PERNIKAHAN - NIKAH PAKSA
APP : @noveltoon_ind
NOTES : KARYA ASLI, DILARANG KERAS PLAGIAT ATAU MEMALSUKAN DENGAN SENGAJA. PENJARA DAN DENDA MILYARAN RUPIAH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FIRST KISS
Pria yang di tarik tangannya oleh Sendu ternyata benar adalah Pandu. Calon suaminya yang sempat menghilang tanpa kabar berita. Sehingga membuat Sendu harus rela menyusulnya ke ibu koda dan meninggalkan sang nenek yang sudah tua renta.
"Kamu kenal dia, darling?" Tanya wanita yang tengah menggandeng tangan Pandu yang satunya.
Pandu berdiam diri cukup lama. Dua bola matanya tidak bisa berbohong jika dia mengenal Sendu, sangat kenal.
"Hai, kamu OG yang waktu itu kan... " Ucap wanita itu lagi.
"OG (Office Girl) ? " Tanya Pandu.
"Iya... dia ini OG di kantor adik aku. Tapi kok dia tahu kamu? Emang kamu pernah ke kantornya Gilang? " Tanya Wanita itu yang tak lain adalah Gianna, kakak Alex.
Sendu tidak tahu wajah Gianna. Sebab pada hari itu posisi Gianna membelakangi Sendu saat di ruangan Alex.
Pandu melihat ke arah Gianna, kemudian kembali mengalihkan atensi kepada Sendu.
"Enggak... aku nggak kenal dia... " Ucap Pandu yang meluluh lantakkan dunia Sendu.
Tega sekali Pandu mengatakan jika mereka tidak saling kenal. Jelas-jelas dia melamar Sendu beberapa waktu yang lalu saat masih di desa. Sekarang mengapa bisa dengan entengnya Pandu mengatakan jika ia tidak mengenal Sendu. Brengsek!
Gianna segera menarik Pandu pergi menjauh dari Sendu. Sendu terdiam dalam kecewanya yang teramat dalam.
Sementara Alex dan Maria, sibuk ke sana kemari mencari sang bunga desa. Hingga mereka kehabisan tenaga dan memutuskan untuk duduk di tepi jalan dekat reklame tempat mereka berfoto-foto ria tadi.
"Kemana dia, Mar...?" Tanya Alex pada Maria dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Saya tidak tahu pak. Kalau saya tau, udah dari tadi saya bawa dia ke sini."
"Hah, itu anak. Nyusahin aja. Mana dia belum seberapa tau daerah lagi daerah sini... " Ucap Alex khawatir.
"Bapak sepertinya kenal sekali dengan Sendu?" Tebak Maria yang membuat ekspresi wajah Alex berubah.
Jiwa detektif Maria mulai muncul nih. Bahaya! Kalau sampai Maria tahu kalau Sendu adalah istri sahnya xnAlex, bisa gempar satu perusahaan. Dan apa tanggapan papanya Alex jika dia tahu anak laki-laki satu-satunya yang dia punya, menikah dengan gadis desa yang tak jelas bibit, bebet, bobotnya.
Tiba-tiba Sendu muncul dengan raut wajah sedih seperti orang baru saja menangis. Tentu, dia pasti menangis setelah mendengar kalimat Pandu yang menyakitkan itu.
Dia tidak menganggap ku lagi...
Melihat Sendu keluar dari kerumunan orang-orang, Alex langsung berdiri dari duduknya. Dia segera berlari kecil menghampiri Sendu. Di susul dengan Maria yang sedang mengunyah gula-gula.
"Aduh Sendu, kamu kemana aja sih? Aku dan Maria nyariin kamu ke mana-mana?
"Iya, kalau lo kenapa-kenapa, nanti gue dan pak Gilang juga kan yang repot." Tambah Maria.
"Maaf ya, tadi... aku ngeliat seseorang yang aku kenal." Ucap Sendu lirih.
"Siapa? Pacar lo kah?"
"Heh, dia mana ada pacar Maria?" Bantah Alex cepat
"Loh, kok bapak tahu lagi? " Tanya Maria.
"Aaah, udah udah. Nih kita mau lanjut nonton pertunjukan atau mau berdiri di sini terus." Alex mulai kesal setelah mendengar kalimat Maria tadi tentang Sendu punya pacar. Dia sampai menopang pinggang dan memiringkan rahang bawahnya beberapa saat. Tanda jika dia sedang marah.
"Lanjut nonton lah pak, masa kita udah di sini nggak jadi nonton? "
"Ya udah, ayo masuk... "
Maria menggandeng tangan Sendu dan menariknya masuk ke alun-alun. Mereka lalu mencari tempat duduk yang paling pas agar bisa nyaman selama menyaksikan pertunjukan. Sedang Alex tengah membeli minuman dan snack. Setelah itu dia langsung duduk di samping Sendu. Setelan Alex yang masih memakai kemeja dan dasi membuat dia tampak paling beda diantara para penonton lainnya.
Acara pun di mulai. Namun Sendu bukannya melihat pertunjukan, malah dia terlihat seperti orang yang sedang melamun. Alex cepat menyadari hal itu. Sebab pandangan Sendu yang tak tertuju pada panggung, namun melihat ke lain arah. Sendu juga tak memberi ekspresi apa-apa selama pertunjukan berlangsung. Maria saja yang heboh sendiri selama mengikuti pertunjukan.
"Kamu mau minum nggak?" Tanya Alex. Namun yang ditanya tak merespon sedikit pun. Masih saja pandangannya fokus pada satu arah.
"Sendu... Sendu... " Alex mencolek hidung gadis manis itu.
"Pak, apa sih... " Ucap Sendu.
"Kamu yang mikirin apa?" Tanya Alex.
"Enggak, aku nggak mikirin apa-apa Pak."
"Kamu nggak suka ya di sini? Atau gimana kalau kita pergi ke bioskop nonton film? Atau pergi makan ke restoran? Atau ke mall? " Tawar Alex.
"Saya nggak mau ke mana-mana Pak. Mau pulang aja." Ucap Sendu datar dan lempeng begitu saja.
"Ya udah, kita pulang aja ya... "
"Eh, kenapa pulang cepat sekali. Masih seru ini..." Kata Maria yang ternyata memasang kuping untuk mendengar pembicaraan Sendu dan Alex.
"Ya udah, Mar. Kamu nonton aja sama pak Gilang. Aku mau pulang."
Sendu lalu berdiri dan akan keluar dari alun-alun sebelum sepasang matanya melihat ke salah satu sudut tempat penonton. Pandu dan Gianna sedang bermesraan.
"Sendu... kenapa sih? " Alex begitu penasaran melihat gelagat Sendu sedari tadi. Dia yakin pasti ada sesuatu yang terjadi kepada istri rahasia nya itu.
"Lo duduk dulu. Sebentar lagi pertunjukkan nya juga akan selesai." Maria menarik tangan Sendu dan menyuruhnya kembali duduk. Sendu pun mengikuti titah Maria.
Mata Sendu terus saja melihat ke arah Pandu. Namun dia tidak menyadari jika Alex justru menatapnya dirinya. Sesaat baru lah Sendu sadar jika Alex tengah mengamatinya.
"Bapak kenapa?" Tanya Sendu polos. Namun yang di tanyak tak memberi jawaban apa-apa. Malas senyum-senyum sendiri.
Akhirnya Sendu mengikuti kemauan Maria untuk melihat pertunjukkan sampai selesai.
...🍃🍃🍃...
Sendu, Alex dan Maria berjalan beriringan menuju ke parkiran mobil. Alex yang sedari tadi menyadari jika ada sesuatu yang Sendu Rahasiakan pun berniat akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun yah, dia harus menghilangkan si miss kepo yang ada di sampingnya itu.
"Motor mu masih di kantor ya Mar? " Tanya Alex.
"Iya Pak. "
"Tapi saya nggak mungkin balik kantor lagi, nih..."
"Lah, terus saya gimana mau ambil motor pak?"
"Hmm... gimana, kalau kamu ke kantornya naik taksi aja."
"Taksi? Mahalnya pak.."
"Aman, biar saya bayarin. Nah, itu ada taksi.."
Alex langsung memanggil salah satu taksi yang stay di dekat alun-alun kota. Tak lama, taksi pun berhenti di depan mereka. Alex langsung membuka pintu taksi agar Maria segera masuk dan pergi meninggalkan dia dan Sendu. Memang agak lain CEO satu ini.
"Betul bapak bayar taksinya kan. Saya nggak ada uang... " (masih dengan logat Papuanya )
Alex mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang berwarna pink. Dia lalu memberikannya pada Maria. Mata Maria langsung membulat tatkala menerima uang sebanyak itu dari bosnya.
"Ini tidak dipotong gaji kan pak? Saya nggak mau kalau nanti gaji saya bapak potong."
"Enggak Maria... " Alex memaksa bibirnya untuk tersenyum.
"Baiklah, terima kasih bapak... Sendu gue pergi dulu ya."
Sendu hanya melempar senyum tipis kepada Maria. Setelah itu, taksi membawa pergi Maria dan hanya meninggalkan Alex dan Sendu berdua saja.
Sekarang adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh Alex. Berdua dengan Sendu tanpa adanya si mak kepo. Alex langsung mengalihkan atensinya kepada Sendu. Wanita yang sedari tadi masih memikirkan calon suaminya itu masih terlihat murung.
Tidak Alex, tidak Sendu. Sama-sama masih terdiam bahkan saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Alex yang tak tahu harus berkata apa, merasa kikuk sendiri. Dia hanya memegang stir mobil namun tak juga menggerakkan si hitam mewah tersebut.
Setelah beberapa saat, barulah Sendu menyadari jika mereka tidak jalan-jalan sedari tadi.
"Kenapa nggak jalan pak...?" Tanya Sendu.
"Nggak tau nih. Mungkin mogok?" Jawab Alex. Jelas-jelas mobil yang dia bawa mobil seharga M-M-man. Masa bisa mongok. Sungguh diluar prediksi BMKG.🤣
"Loh, kok bisa pak. Jadi kita gimana dong? Kalau gitu saya naik bus saja ya pak." Sendu ingin membuka pintu, namun sudah lebih dulu di kunci oleh Alex.
"Loh, kok nggak bisa di buka Pak?" Sendu mulai panik.
"Mungkin macet kali... " Lagi-lagi Alex mengerjai gadis lugu itu.
"Trus, kita gimana keluarnya. Tolong...?" Sendu memukul-mukul kaca jendela. Namun mobil Alex terlalu kedap suara. Tak ada yang mendengarnya. Lagi pula mereka berada di tempat parkir yang tak banyak orang lalu lalang.
Alex tiba-tiba saja memegang tangan Sendu. Mata gadis berhijab itu pun langsung membesar. Dengan cepat dia melihat ke arah Alex yang badannya sudah offside dari kursinya.
Alex menatap jauh ke dalam mata Sendu. Wanita yang telah dia nikahi hampir satu bulan ini, kini berada begitu dekat dengannya.
Sendu menelan salivanya. "Bapak mau apa...?" Tanyanya.
Alex langsung menautkan bibirnya begitu saja pada bibir ranum gadis desa itu. Sendu terpaku tanpa perlawan. Matanya membesar saking terkejutnya dan tak menyangka jika Alex akan mencium bibirnya, ia seperti kehilangan rohnya.
Tanpa perlawanan, Sendu terus membiarkan Alex melumat habis bibirnya. Sesekali Alex menukar arah kepalanya. Satu tangannya memegang wajah Sendu dan satu lagi bertopang pada kursi Sendu. Sementara Sendu tetap diam. Antara pasrah atau menikmati permainan tuannya itu. Sendu hanya memegang erat di pinggiran kursinya.
Bagaimana tidak Sendu shock, ini adalah ciuman pertama baginya. Belum pernah ada satu orang pun yang melakukan hal seperti yang CEO tampan ini lakukan kepadanya.
Perlahan kemudian Alex melepaskan ciumannya. Dia kembali ke kursinya. Kemudian memegang stir dan mulai menjalankan mobil.
Sepanjang jalan menuju ke kontrakan Sendu, mereka hanya diam. Seolah tak pernah terjadi sesuatu. Padahal tadi mereka telah bercumbu cukup lama.
Mobil Alex berhenti di depan gang kontrakan Sendu. Sendu dan Alex sama-sama melempar pandangan lurus ke depan. Seolah logika mereka sedang mencoba memahami apa yang baru saja mereka lakukan.
Sebenarnya tak ada yang salah. Toh mereka juga sudah sah secara agama sebagai pasangan suami istri. Namun kembali kepada tujuan pernikahan itu sendiri. Alasan mereka menikahlah yang membuat Sendu dan Alex sulit untuk memaknai arti hubungan mereka saat ini.
Sendu lalu membuka pintu dan keluar dari dalam mobil tanpa sepatah kata pun. Dia terus berjalan memasuki gang sempit kontrakannya.
Alex keluar dari dalam mobilnya. Dia hanya melihat Sendu yang berlalu begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa. Apakah yang dia lakukan tadi sudah membuat Sendu marah?
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
PERINGATAN! ⚠️
DILARANG KERAS PLAGIAT ATAU MEMBAJAK NOVEL INI. MELANGGAR UU HAK CIPTA, PENJARA DAN DENDA MILYARAN RUPIAH.
karena miras adalah Sumber dari segala kejahatan dan kemaksiatan....
padahal kau sdh hijrah lohh Lex!!!!
Semangat up Thor...💪💪💪