Permata Hatiku

Dua sejoli masih saling berpelukan hangat di bawah selimut yang sama dalam kondisi tanpa sehelai benang pun. Tangan Edo membelai hangat punggung lembab Kayla.

"Mas," sapa Kayla.

"Hem," balas Edo.

"Kenapa kamu ingin anak dariku? Bukankah saat ini ada Silvia yang jadi istri kamu,"

Sebuah helaan napas berat keluar dari bibir Edo sebelum menjawab pertanyaan dari Kayla barusan.

"Aku menikah dengan Silvia bukan karena cinta tapi kami dijodohkan. Sampai saat ini Silvia juga belum hamil. Walaupun secara medis kami berdua sudah melakukan pemeriksaan bahwa semuanya sehat baik aku maupun Silvia. Entah mengapa sejak kita bertemu kembali beberapa hari yang lalu dan kamu mengatakan kalau anak kita ada bersamamu, aku ingin sekali membuatmu hamil lagi." Edo pun membisikkan dengan mesra permintaannya tersebut yang baru saja terlontar dari ujung kalimatnya pada telinga Kayla.

Deg...

Jantung Kayla semakin cemas tak karuan. Rahasia yang tertutupi oleh rahasia lainnya. Semakin menumpuk kebohongannya pada banyak orang termasuk Edo.

"Kalau aku enggak hamil benih kedua kita gimana Mas?" pancing Kayla yang penasaran dengan jawaban Edo.

"Ya, berarti belum rezeki kita. Sepertinya kita harus sering menjadwalkan momen seperti ini agar kamu cepat hamil lagi. Oh ya, kapan kamu mempertemukan aku dengan putriku? Aku sudah sangat rindu sekali padanya. Aku sudah enggak sabar sayang,"

Edo semakin mendekap erat hangat tubuh Kayla dari arah belakang dan bibirnya sudah menciumi leher Kayla yang otomatis membuat Kayla meremang.

"Eugh, Mas. Aku mau istirahat dulu,"

"Iya, sayang. Maaf, aku candu pada aroma tubuhmu yang memabukkan," ucap Edo yang selalu romantis pada Kayla.

Tentu saja hal itu membuat hati Kayla sangat senang dan merasa diratukan. Sebab Langit hampir tidak pernah bersikap romantis padanya baik di atas peraduan maupun di luar rumah.

"Aku masih mengatur waktu agar Mas bisa bertemu dengan putri kita. Tapi sebelumnya Mas harus banyak bersabar menghadapinya. Sebab yang ia tahu tentu suamiku adalah Papanya, bukan Mas. Apalagi putri kita divonis autisme ringan. Jadi dia tak mudah interaksi dengan orang yang baru ia kenal. Dia suka tantrum kalau sedang mengamuk atau tak suka dengan sekitarnya," tutur Kayla.

"Tenang saja sayang, aku akan selalu sabar menghadapi putri kita. Aku semakin gak sabar buat melepas rindu dengannya. Dia pasti cantik seperti kamu," ucap Edo seraya tersenyum sumringah membayangkan pertemuan antara dirinya dengan sosok darah dagingnya yang diceritakan Kayla padanya.

Sedangkan Kayla menelan salivanya dalam-dalam. Dia berharap semoga semua rencananya berjalan dengan lancar. Dirinya tak mau melepaskan Edo dan juga Langit. Ibarat kata Langit sebagai suami yang menjaga nama baik keluarganya. Dan Edo adalah sebagai tempat dirinya melepaskan hasrat semata.

Serakah dan tak bersyukur. Ya, itulah gambaran Kayla saat ini.

Seiring berjalannya waktu, cinta untuk Edo memang sudah pudar dari hatinya berganti nama Langit Gemintang Laksono. Walaupun dirinya belum bisa mencintai Langit secara penuh totalitas karena laki-laki itu terkena impo*ten. Kayla tanpa sadar menggali lubangnya sendiri dengan mengundang Edo kembali untuk masuk dalam hidupnya.

Bagaimana nanti sikap Edo maupun Langit jika tahu bahwa mereka berdua sudah menjadi korban dari Kayla maupun Keluarga Sastro ?

Kayla yang pernah menjadi kekasih Edo cukup lama sejak SMA sepertinya terlupa bahwa mantan kekasihnya itu orang yang begitu lembut namun ia termasuk orang yang tidak suka dibohongi atau dicurangi. Edo bisa bersikap lebih kasar dan arogan jika dirinya dibohongi. Terlebih orang terkasih yang membohonginya.

☘️☘️

Keesokan paginya, Edo mengajak Kayla jalan-jalan untuk berbelanja. Sebab hari ini mereka akan kembali ke kota masing-masing. Kayla kembali ke Bandung dan Edo kembali ke Semarang.

Saat ini mereka berdua berada di area pusat oleh-oleh ternama di Denpasar, Bali. Edo sengaja tak membeli oleh-oleh untuk istrinya. Sebab Silvia tahunya sang suami tengah bertemu klien di luar kota. Dan Edo memang jarang membeli buah tangan saat pergi untuk urusan bisnis.

Jadi hanya Kayla yang membeli cukup banyak oleh-oleh. Bahkan Edo membelikan baju anak perempuan dengan jumlah yang cukup banyak. Ia ingin Kayla memberikan hadiah itu untuk putri mereka yakni Mutiara Jingga Laksono yang biasa dipanggil Ara. Ya, Kayla mengatakan pada Edo bahwa Ara adalah putri kandungnya yang berasal dari perbuatan mereka satu malam saat di Jakarta.

Ketika dua sejoli yang tengah bergandengan mesra akan pergi meninggalkan area perbelanjaan tersebut, ada seseorang yang memandang keduanya dari kejauhan. Tentu saja terkejut antara percaya atau tidak dengan penglihatannya saat ini.

"Bukankah itu Kayla, istri Langit. Tapi kok enggak sama Langit. Terus laki-laki yang ada di sebelahnya itu siapa?" gumam seorang wanita yang menatap serius nan tajam ke arah Kayla yang sedang bersama seorang laki-laki yakni Edo. Namun ia tak mengenal Edo. Wanita ini hanya mengenal Langit dan Kayla.

Pandangannya tak luput dari tangan Edo yang berada di pinggang Kayla. Terlihat begitu mesra seperti sepasang kekasih atau suami istri yang tengah menikmati bulan madu di awal pernikahan. Sangat lengket bak seperti lem dengan perangko.

Seketika intuisinya berjalan. Lahir dari keluarga berdarah militer dan berotak cerdas. Tentu ia memiliki pandangan berbeda pada sosok Kayla saat ini yang dilihatnya.

Terlebih dirinya adalah istri dari seorang pengusaha. Tentu banyak rubah-rubah betina yang juga mengincar suaminya. Alhasil asam garam kehidupan membuat dirinya semakin berpikiran tajam dan terukur jika ada sesuatu yang dicurigainya. Seperti saat ini yang tengah ia lihat Kayla bersama laki-laki lain. Dan ia sangat tahu Kayla adalah putri tunggal.

Di masa lalu saja suaminya, ibu kandung, dan keluarganya berhasil ia kelabui dengan kematian palsunya saat ia dilarikan sang Papa ke luar negeri.

Who is she ?

Kalian pasti kenal lah siapa dia. Hehe...^^

Bersambung...

🍁🍁🍁