NovelToon NovelToon
My Lovely MUA

My Lovely MUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:94.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sage Green92

Briana Micella mendadak menjadi seorang MUA (Make Up Artist) idola para model, artis maupun istri pejabat di negaranya. Bukan tanpa alasan Briana menjadi idola, sebelumnya dia terpaksa menggantikan ibunya yang juga berprofesi sebagai MUA senior profesional yang sedang sakit. Banyak sekali kejutan-kejutan menghampiri Briana di saat dia sedang melakukan tugasnya. Termasuk mendapat seorang klien model terkenal, mirisnya model itu adalah calon istri dari masa lalunya yang belum usai; Nevan Xaquil, mantan kekasih Briana saat duduk di bangku SMA.
Akankah Briana goyah kembali setelah Nevan datang kembali di kehidupannya ? Sanggupkah Briana bekerja secara profesional jika selalu berhubungan dengan masa lalunya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sage Green92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25.

“Gimana, udah dipikirin belum, Na ?” tanya Aisha yang masih berkutat di dapur.

“Soal ?” jawabnya singkat.

Aisha menghela nafas panjang. “Soal gantiin Mama lah. Udah lupa ?”

Briana berdecak malas. “Kasih waktu mikir lah, Ma. Orang baru kerja dua mingguan udah disuruh resign.”

“Tapi, ini kesempatan buat kamu supaya lebih meroket.”

“Briana nggak perlu bantuan mama buat meroket,” timpalnya kesal. Lalu ia pergi naik ke kamarnya.

Blam!

Pintu kamarnya dibanting keras. Hingga membuat Steven berjalan masuk ke dalam rumah karena kaget. “Siapa tuh yang berani banting pintu ?!”

Aisha berjalan ke meja makan, meletakkan tiga piring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi. “Anak perawanmu, Pah. Ngamuk!”

“Sarapan dulu.”

Steven mengelus dadanya kasar. Sambil komat-kamit membaca doa. Langsung saja dia duduk di kursi, dan menyantap sarapan buatan istri tercintanya.

Beberapa jam kemudian, Briana muncul dari kamarnya. Ia menuruni tangga, dan melewati Aisha dan Steven yang masih duduk di ruang makan.

“Mau kemana pagi-pagi gini ?” tanya Steven.

Langkah kaki Briana kemudian terhenti, gadis itu muncul dengan memakai hoodie hitam, celana joger warna putih dan tas selempang. Aisha mengedikkan dagunya mengkode untuk sarapan dahulu.

“Mau olahraga!” jawabnya singkat kemudian berlalu pergi.

Steven dan Aisha menggelengkan kepalanya. Sangat takjub akan mood Briana yang naik turun seperti harga minyak dunia.

Briana berjalan tak tahu arah menyusuri trotoar. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku hoodienya. Sesekali ia membuang nafas dalam-dalam. Kemudian dia berpikir sejenak. “Gue ke toko buku aja kali ya, tapi jam segini belum buka, Na!” ucapnya kepada dirinya sendiri.

Kemudian, dia merasakan ponselnya bergetar. Dengan cepat ia meraihnya dari saku hoodienya. Nevan memanggil.

“Aduh, mampus! Dia pasti masih kepedean gara-gara kejadian tiga hari lalu.”

“Um, ya ha-halo ?” jawab Briana.

“.....”

“Gu-gue keluar, ya bener lagi keluar. Olah...Raga!” jawabnya terbata-bata.

“.....”

“What ?!”

Briana otomatis mematikan ponselnya. Dengan menggunakan segenap tenaganya, dia berlari kencang kembali ke rumahnya. Dadanya naik turun, nafasnya seakan mau putus. Untung saja Nevan masih belum tiba di rumahnya. Keringatnya bercucuran mengalir deras di sebelah pelipisnya. “U-untung.. A-ja Nevan be-belum nyampek!” katanya terbata-bata. Dia menumpu kedua lututnya menggunakan tangannya.

Tak berapa lama, mobil sport warna merah berhenti tepat di samping Briana. Kacanya dibuka turun, menampakkan wajah Nevan yang bersinar, glowing, bercahaya lengkap semua diborong olehnya. Menggunakan kacamata hitam menambah seribu persen ketampanannya.

“Kenapa kok ngos-ngosan gitu ?”

Pandangan Briana mengarah kepada dalam rumahnya, dia takut jika Steven atau Aisha melihat Nevan datang. Steven pasti akan marah besar dan menghajar Nevan. Dengan cepat, Briana membuka pintu mobil Nevan dan masuk ke dalam. Nafasnya masih tersengal-sengal dan tenggorokannya terasa sangat haus. Kepalanya masih tertutup dengan hoodienya. Nevan melihat Briana sangat lucu. Ingin rasanya dia menarik ujung hoodienya, menggantung Briana dan melemparnya ke ranjang. Pikiranmu sangat kotor, Bung!

“Ha-haus!” ucap Briana terputus-putus.

Nevan kemudian meraih air mineral yang berada di jok belakang. Dan memberikannya untuk Briana. Langsung saja tanpa babibu, diteguk sampai tandas.

“Lo habis dikejar anjing ?” tanya Nevan.

Briana menggeleng, sambil mengusap sisa air yang menetes di sudut bibirnya.

“Ngapain sih lo dateng ke rumah ?”

“Emang nggak—”

“NO!” potong Briana cepat.

Nevan tersenyum, ia menyalakan mobilnya dan menginjak pedal gasnya.

“Gue mau dibawa kemana lagi ?”

“Muter-muter.”

“Nggak mau, capek.”

“Muterin hati gue lagi, dijamin lo nggak bakal capek,” timpal Nevan.

Briana tersenyum kecil dibawah sana. “Kata siapa muterin hati lo nggak capek ? I'm badly hurt, and I am almost dead already.”

Skakmat! Kali ini Nevan gagal berdebat dengan Briana. Memang, Briana hampir mati saat itu. Sungguh masa-masa remaja yang kelam.

“Anterin gue pulang! Gue nggak mau berurusan sama lo lagi. Gue takut mati,” sindir Briana dingin.

Nevan tak menggubris, percuma saja Briana berteriak atau apapun. Nevan tak akan melepaskan Briana hari ini.

“Dimana ini ? Jawab napa lo diem aja!” tanya Briana sudah kesal di ubun-ubunnya. Bukan begitu, dia itu ingin pulang dan mandi. Pagi itu dia belum mandi, Briana tahu Nevan tak suka sesuatu yang kotor, ataupun bau-bau aneh di sekitarnya. Sebelumnya dia penuh dengan keringat dan otomatis bau.

“Bisa diem nggak sih ?” pinta Nevan datar. Mobilnya sudah memasuki kawasan apartement elit di pusat kota.

Otak Briana tak bisa diajak berpikir positif. Pipinya memanas, dia merapatkan hoodienya hingga pipinya seperti terjepit. Rambutnya sedikit berantakan menutupi kedua sisi kepalanya sampai pipi. Kacamata tebalnya pun ikut tenggelam ke dalam hoodie yang dipakainya. Mirip mumi berkacamata.

Mobil Nevan sudah terparkir rapi di parkiran khusus apartement. Dia lalu menengok ke arah Briana yang terlihat makin lucu dengan kepala ditutup erat seperti itu. “Kenapa lo ?” tanya Nevan terkekeh.

“Banyak tanya lo, ngapain sih bawa gue kesini ?! Lo mau berbuat yang tidak-tidak ya sama gue ?!” tuduh Briana dengan mata melotot tajam bak pisau ke arah Nevan.

Tak menjawab, Nevan hanya tertawa kecil seraya turun dari mobil. Dia membuka pintu Briana, dan segera menarik gadis itu hingga tertarik masuk ke dalam lift. Tangan Nevan dengan cekatan memencet angka 27. Satu tangannya memegang erat tangan Briana. Gadis itu menghentak-hentakkan tangannya supaya terlepas. Tapi, Nevan malah makin mencengkeram pinggangnya hingga merapat ketubuhnya. “Gue pengen kita ngobrol tentang masa lalu.”

Bisik Nevan tepat di telinga Briana yang masih tertutup dengan hoodie. Bulu kuduknya auto meremang.

“Nggak usah dibahas,” jawabnya dingin.

Ting!

Merekapun akhirnya tiba di lantai 27, Nevan masih menarik tangan Briana semakin kencang. “Gue nggak akan kabur, biasa aja peganginnya!”

Nevan kemudian sedikit membebaskan pegangan tangannya di pergelangan Briana. Tapi, dengan lincah, Briana berlari! Kabur!

“****!”

Dengan kaki jenjangnya, Nevan berlari hingga berhasil menarik tudung hoodie Briana sampai keatas. Itu sangat mudah dikarenakan tubuh Briana lumayan pendek. Hingga akhirnya membuat leher Briana tercekik, dan terbatuk-batuk.

“G-gil-gila, l-lo, Van! Le-pa-s!” kata Briana terputus-putus. Nafasnya sekali lagi hampir putus, tidak, dia hampir mati karena Nevan. Karet hoodienya mencekik lehernya sangat kuat sampai dia kehabisan nafas.

Gluk! Akhirnya Nevan melepasnya. Briana terbatuk-batuk tangannya kanannya berpegangan pada dinding. Tangan kiri menepuk-nepuk dadanya.

Nevan lalu membalikkan tubuh Briana menghadapnya. Kali ini, Nevan langsung menggendong Briana ala bridal style. Otomatis Briana meronta-ronta hingga tubuhnya terpental-pental di kungkungan Nevan. Tak sampai disitu, ia memencet tombol sandi kamarnya apartementnya dan..

Brug!

Nevan malah melempar tubuh Briana ke bawah lantai. Tangannya langsung menutup pintu dan menguncinya dengan sandi pengaman.

“Psikopat, brengsek!” umpat Briana. Tubuhnya beringsut mundur, saat Nevan mendekat berjongkok di depannya. Nevan tersenyum miring melihat Briana sudah aman di dalam kuasanya kembali.

“Welcome back to my world, Briana Micella,” ucap Nevan menyeringai, dengan mata tajam mengerikan.

1
Lies Atikah
dielus dulu dcium dulu d i nikmatin dulu baru marah yah van tiap ketemu isyana pasti begitu bagaimana Bri mau percaya banyak modus nya
Lies Atikah
ah cangkeul thor kapan bersamanya
Lies Atikah
jangan lembek bri melawan lah
Imam Kambali S. Ped
yup cepat lanjut
Lies Atikah
yang tegas atuh Bri sama Nepan kok mau aja dileceh kan udah gak punya harga diri yah s nevan ingat si nevan udah tunangan coba buka hati sama Reno kalau ga bisa berteman aja buat si natan cemburu jangan jadi lembek
Imam Kambali S. Ped
tenang dibawa nevan
Herlina
Luar biasa
Surati
bagus
Fidia K.R ✨
Aku udah mampir di ceritanya ka thor yaa😉 Overalls aku suka jalan cerita nya👍🏻
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
maaf kak baru mampir, awal cerita yg luar biasa semoga seterusnya ceweknya gak melow jgn mau ditindas trs sm cwok 👍👍👍😍😍😍😍😍
վմղíα | HV💕
nyimak thor mampir juga keceritaku
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Jangan lupa baca karya terbaru Author dengan judul Cinta Yang Lain ya... 🥰
©h♦©♦
Otw ikut kak!
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kak ak mampir ya
tina yusuf
akur ceritanya bagus ,suka
tina yusuf
briana jangan mau di perlakukan begitu putusin aja
Widya Tutik
keren
🌕🌊🍁🪷
jangan lupa minta daddy nevan belikan pabriknya sekalian boy
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐: Pabrik thomas and friends 😅😅
total 1 replies
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Hi kak Elna, akan ada extra chapter dan next ada kejutan lagi..

Jangan lupa subscribe supaya kalau aku update bisa kelihatan di kakak. ☺😘
Elna Nur
ini serius end thor🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!