Menembus Senja

Menembus Senja

Secercah kemilau

Suasana Pendidikan yang semakin kritis. Tidak ada lagi kata kemanusiaan, seolah-olah peran pencari rantai makanan yang paling bawah tidak berhak mendapatkan keadilan. Banyak yang tidak menyukai Krani dalam segi hal kemampuan atas keberhasilan sehingga beberapa rekan kerjanya bersifat iri dan dengki menggunakan cara licik untuk mengeluarkannya dari tempat dia bekerja.

Kali ini lawannya benar-benar ingin membunuhnya. Krani di kejar-kejar dua pria misterius sepulang dia bekerja. Krani berusaha menyelamatkan diri, tanpa sadar di depannya ada mobil yang melaju kencang. Dia tertabrak, tubuhnya terlempar di Tengah derasnya hujan. Saat Krani terbangun, dia menyadari ada sesuatu yang aneh dengan dirinya.

Ketika Krani keluar kamar, sudah ada para dayang-dayang yang menunggunya di depan pintu. Merasa heran dengan situasi yang terjadi, Krani balik ke kamarnya untuk memastikan dirinya. Dengan memandangi kaca, betapa terkejutnya dia saat melihat dirinya menjadi seorang perempuan yang tidak lain adalah ratu di era wangsa selatan jaya pura.

Kebingungan semakin dia rasakan setelah mengetahui fakta bahwa dia harus menikah dengan raja Paku Bumi. Krani berusaha untuk menjelaskan bahwa sebenarnya dia adalah seorang wanita di masa depan yang terperangkap dalam tubuh sang ratu dan tidak tertarik untuk menikahi raja, karena dia tunangan seorang pria yang ada di masa depan. Semua pembicaraan itu hanya dianggap omong kosong oleh sang raja. Pernikahan antara ratu dan raja akhirnya pun tetap berlangsung.

...----------------...

“Ini tidak benar, aku sebenarnya ada Dimana?” Krani kebingungan menatap sekitar. Di ruangan yang sangat sangat antik dan indah. Dia melihat berbagai macam hiasan, perhiasan mahal yang tersusun di atas meja rias susunan bunga-bunga yang sangat indah di setiap sudut ruangan.

Ketika bercermin, dia menjerit melihat wajahnya yang berubah.

“Kau siapa?”

Krani berlari mendekati pintu. Dia mengintip melihat para dayang yang membungkuk berdiri. Pakaian ciri khas Kerajaan, dia perlahan mendorong pintu lalu berjalan melewati mereka. Para dayang langsung mengejar memintanya untuk berhenti.

“Yang mulia Ratu!” teriakan dayang Kun yang paling kuat.

Krani kebingungan melewati pintu-pintu istana sehingga dia keluar melompati pembatas ruangan yang lainnya. Dia melompat lalu berhenti melihat di depan sejauh mata memandang menyadari dirinya berada di era Kerajaan terdahulu.

“Tunggu! Sedari tadi aku di kejar tapi tidak ada yang menyakiti ku. Terutama para dayang yang menyebutku dengan yang mulia ratu. Apa aku menyebutku ratu?” gumam Krani tersenyum menyudutkan bibirnya.

Dia di bawa para dayang memasuki istana Ratu. Di dalam ruangan, ada dayang pendamping yang menahan tangis dan dayang utama yang berdiri memperhatikannya. Sang tabib datang memeriksa Krani yang di panggil dengan sebutan Ratu Renggana.

“Siapa nama anda yang mulia Ratu?”

“Tabib berkumis. Kau tadi sebelum memberikan pertanyaan menyebut diri ku Renggana. Aku ini seorang guru yang bernama Krani. Seorang pengajar honorer yang mempunyai misi mencerdaskan anak bangsa!”

“Ratu, siapa nama ayah anda?”

“Ahahah! Nama ayah saya si pak Tomo. Ibu saya seorang wanita hebat yang bisa menjadikan saya wanita sukses memiliki masa depan” jawab Krani dengan bangga.

Karena melihat sang ratu meracau, tabib memberikan suntikan penenang dan meminta sang ratu menelan ramuan yang pahitnya tiga kali lipat. Setiap kali sang ratu memuntahkannya, tabib berkulit putih itu memaksa bahkan menyuruh kedua dayang menguncinya.

“Wahai kau tabib yang tidak tau diri. Sekali lagi kau bertindak kurang ajar pada ku, maka aku tidak akan melepaskan mu. Aku kan menjadi ratu negeri ini, kau pasti akan ku hukum gantung.”

“Ehemm. Maafkan hamba yang mulia. Pengobatan berlebihan tidaklah baik. Hamba pamit undur diri.”

Di dalam ruangan sang ratu, Krani yang memainkan peran sebagai penunggu tubuh Renggana bertanya pada pada dayang pendamping tentang kejadian apa yang menimpa dirinya. Sang dayang menceritakan bahwa dirinya di temukan dengan tubuh penuh tusukan di atas jembatan.

“Ratu, pada saat itu hujan turun sangat deras. Keadaan mu sangat kritis. Untuk saja sang panglima perang dan penjaga sang raja menemukan mu.”

“Aku baik-baik saja. Tidak ada sedikit pun bekas luka di tubuh ku.Bawa kau ke tempat itu dayang pendamping..”

Karena sangat bersemangat, Krani berlari sekencang-kencangnya Krani tidak mengetahui jembatan yang di tuju berganti dengan danau yang di atasnya di tanami bunga teratai. Airnya setiap hari di kuras sehingga kedalaman menjadi dangkal.

Pryuur___ “Ratu!” teriak para dayang berusaha menyelamatkannya.

Sekujur tubuhnya basah, sang ratu bermuka masam berjalan cepat mengarah ke paviliun Tengah. Di depan, ada dayang yang tidak memperhatikan sehingga hampir saja dia berbenturan dengannya. Sang dayang sangat ketakutan membungkuk meminta maaf. Dia bersuara sangat keras, sang raja memperhatikan dari kejauhan bergumam dalam hati.

“Mustahil dia berhasil melewati masa kritis. Lihatlah, wanita aneh itu terlihat baik-baik saja.”

“Kasim pendamping, bawakan sang ratu pada ku.”

“Baik yang mulia Raja..”

Tepat menyampaikan perkataan sang hakim, ratu Renggana berlari sangat cepat menemuinya. Sang raja melotot melihat penampilan sang ratu. Dia mengibaskan hidungnya karena tidak tahan dengan bau anyir. “Ratu, apa yang terjadi pada mu?”

“Aku sibuk dengan urusan ku. Raja, aku butuh jembatan itu Kembali.”

“Tidak bisa, ibu suri yang memberikan perintah memusnahkan semua hal yang mengganggu mu.”

“Apa? Kau kan raja di negeri ini. Bagaimana bisa seorang raja tidak berguna bahkan tidak bisa melakukan hal sepele?”

“Lihatlah, dia bahkan melupakan kejadian di malam itu. Dirinya yang seharusnya sudah terbunuh” gumam sang raja.

Praakkk__

Sang ratu memukul dan mendorongnya. Semua mata yang tertuju sangat terkejut atas Tindakan sang ratu. Di dalam tubuh ratu Renggana kini di diami wanita era modern Bernama Krani. Gadis yang tidak memperdulikan apa yang di lakukannya kepada sang raja.

“Aku tidak akan melepaskan mu sebelum kau mengabulkan permintaan ku!”

Sang ratu berlari di kejar sang raja, tidak biasanya sang raja paku bumi bertingkah tanpa menghitungkan tradisi dan adab seharusnya di terapkan seorang raja. Kecepatan lari sang ratu lebih cepat dari sang raja.

“Ratu, aku meminta maaf atas tingkah ku. Besok kita akan menikah dan kau tidak perlu ketakutan lagi.”

“Memangnya kau siapa? Seenaknya saja mau menjadi suami ku? Huuhh..”

“Dayang Kun, apa yang terjadi pada sang ratu?”

“Maafkan hamba yang mulia, sang ratu mengalami hilang ingatan setelah kecelakaan di jembatan.”

Di dalam ruangan ibu suri, dia mendengar masalah besar yang menimpa sang ratu. Pihak klan utara berbondong-bondong berusaha mempertahankan jabatan sang ratu karena dia tidak mau klan Selatan melengserkannya.

Hari pernikahan tiba, semua proses acara adat istiadat di lewati dengan lancar. Tiba keduanya memasuki ruangan kebesaran sang raja. Ada empat lilin yang di tegakkan di dekat ruangan Tengah. Pikiran Krani sangat kacau, dia belum siap melakukan malam pertama bahkan kepada pria yang tidak dia kenal.

Dia bertekad malam ini dapat menghindari sang raja. Setelah makan malam selesai, sang ratu meminta sang raja melakukan permainan ular tangga. Namun, sikap sang raja mengabaikan semua perkataannya.

“Mari kita mulai ratu..” sang raja meniup lilin lalu mendekatinya.

“Tidak jangan sentuh aku!! Dasar kau pria mesum!”

Terpopuler

Comments

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 menuju Hiatus

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 menuju Hiatus

Hai kak perkenalkan saya poicpan dan Gc Bcm, kita di gc akan belajar bersama kaka mentor senior jg kita kemarin sudah mengadakan event tertentu dan mendapatkan reward.


Saya Mau mengajak kaka untuk bergabung bersama kami

caranya hanya wajib follow akun saya pemilik Gc Bcm ya, maka otomatis akan mendapatkan undangan.

Terima Kasih.

2024-10-04

0

Kang senyum

Kang senyum

dunia lain? ku rasa Krani mampu dan bisa

2024-09-01

0

billion

billion

luapkan saja amarah mu ratu

2024-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 Secercah kemilau
2 Gelinding
3 Dekam
4 Pembatas ruang
5 Hujan ini berkepanjangan
6 Memanggil
7 Semeru jiwa
8 Iringan semu
9 Pecahwara
10 Pagi terhalang meredup
11 Tangkap
12 Masih kelabu
13 Lupus ndalu
14 Bumi
15 Selalu
16 Tak henti
17 Sanggahan
18 Menghadang
19 Buncah
20 Gemilang
21 Dua dekade terlewati
22 Tertatih
23 Dunia
24 Gemuruh
25 Kilauan palsu
26 Pergi
27 Tersekat
28 Halang
29 Degup
30 Terang
31 Kekacauan
32 Penjelasan
33 Katanya dunia hanya sementara
34 Larut
35 Tabu
36 Terbuka
37 Keram
38 Perseteruan
39 Sebaiknya berakhir
40 Umpan
41 Mengubah takdir
42 Angin yang terhalang
43 Sekat
44 Siluet Randu
45 Perputaran jeda waktu
46 Kenang
47 Disebut duka
48 Ranah
49 Perjanjian pada ibu
50 Cahaya menghitam
51 Sosok misterius Andaka dan pertempuran krani
52 Ilalang membunuh
53 Pemilihan
54 Lagi
55 Kelahiran sang pewaris
56 Mendekati Maut
57 Pencarian
58 Makuta
59 Bayu menutup mata
60 Raja di ganti jiwa Galih
61 Api dan waktu
62 Larut
63 Tabu
64 Carut maut
65 Sumbu tanya
66 Cakra buana
67 Hyang
68 Pangeran keempat dan kelima
69 Belum berakhir
70 Tersimpul
71 Kejut
72 Tersembunyi
73 Tameng pelindung
74 Nasib
75 Mengingatkan kembali
76 Hitam
77 Penyerangan tidak pernah selesai
78 Bayang-Bayang Renggana dalam Mimpi yang Memanggil
79 Keheningan merauk
80 Cahaya Kecil di Tengah Kegelapan
81 seperti kutukan
82 Meliput derita
83 Kemerling terpisah
84 Kepergian sang Ratu Renggana
85 Sang panglima perang mengakhiri hidupnya
86 Kenangan
87 Berputar di dunia lain
88 Alur berputar
89 masih berjuang
90 Penghalang
91 Kegilaan di dunia mirip pararel
92 kilas
93 kembali bertarung
94 Renggang
95 Pengkhianatan Terakhir.
96 Sepi
97 Yang tidak pernah pudar
98 Keliru
99 Suram
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Secercah kemilau
2
Gelinding
3
Dekam
4
Pembatas ruang
5
Hujan ini berkepanjangan
6
Memanggil
7
Semeru jiwa
8
Iringan semu
9
Pecahwara
10
Pagi terhalang meredup
11
Tangkap
12
Masih kelabu
13
Lupus ndalu
14
Bumi
15
Selalu
16
Tak henti
17
Sanggahan
18
Menghadang
19
Buncah
20
Gemilang
21
Dua dekade terlewati
22
Tertatih
23
Dunia
24
Gemuruh
25
Kilauan palsu
26
Pergi
27
Tersekat
28
Halang
29
Degup
30
Terang
31
Kekacauan
32
Penjelasan
33
Katanya dunia hanya sementara
34
Larut
35
Tabu
36
Terbuka
37
Keram
38
Perseteruan
39
Sebaiknya berakhir
40
Umpan
41
Mengubah takdir
42
Angin yang terhalang
43
Sekat
44
Siluet Randu
45
Perputaran jeda waktu
46
Kenang
47
Disebut duka
48
Ranah
49
Perjanjian pada ibu
50
Cahaya menghitam
51
Sosok misterius Andaka dan pertempuran krani
52
Ilalang membunuh
53
Pemilihan
54
Lagi
55
Kelahiran sang pewaris
56
Mendekati Maut
57
Pencarian
58
Makuta
59
Bayu menutup mata
60
Raja di ganti jiwa Galih
61
Api dan waktu
62
Larut
63
Tabu
64
Carut maut
65
Sumbu tanya
66
Cakra buana
67
Hyang
68
Pangeran keempat dan kelima
69
Belum berakhir
70
Tersimpul
71
Kejut
72
Tersembunyi
73
Tameng pelindung
74
Nasib
75
Mengingatkan kembali
76
Hitam
77
Penyerangan tidak pernah selesai
78
Bayang-Bayang Renggana dalam Mimpi yang Memanggil
79
Keheningan merauk
80
Cahaya Kecil di Tengah Kegelapan
81
seperti kutukan
82
Meliput derita
83
Kemerling terpisah
84
Kepergian sang Ratu Renggana
85
Sang panglima perang mengakhiri hidupnya
86
Kenangan
87
Berputar di dunia lain
88
Alur berputar
89
masih berjuang
90
Penghalang
91
Kegilaan di dunia mirip pararel
92
kilas
93
kembali bertarung
94
Renggang
95
Pengkhianatan Terakhir.
96
Sepi
97
Yang tidak pernah pudar
98
Keliru
99
Suram

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!