NovelToon NovelToon
JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Poligami / Mafia
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Withlove9897_1

kumpulan fic Jaewoo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Withlove9897_1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[Hoc Est Homo] Parte 008

...* * *...

Seoul adalah kota yang sibuk, bahkan di malam hari. Tapi rupanya itu tidak berlaku pada satu sudut kota yang sekarang sedang mengurung laki-laki berambut hitam yang tampak kacau itu dengan sepi.

Jaehyun berjalan terseok keluar dari sebuah rumah, wajahnya kosong, menyimpan sisa-sisa keterkejutan dari apa yang baru dia pelajari.

Masa lalu Kim Jungwoo. Dan identitas asli gadis maroonnya.

Jaehyun memijat kepalanya yang pusing karena terlalu banyak berpikir. Dia tidak bermaksud meninggalkan Jungwoo sendirian. Hanya saja, ketika dia sadar, kakinya sudah bergerak diluar kehendaknya dan menuntunnya keluar dari kamar itu.

Jaehyun mengepalkan tangan sampai kukunya menekan keras ke permukaan kulit ketika teringat bagaimana Jungwoo menangis tadi. Dia menggeleng, menekan segala keinginannya untuk kembali ke kamar itu dan memeluk Jungwoo erat.

Tidak! Yang dia butuhkan sekarang adalah segera menenangkan diri. Dia tidak akan bisa berpikir dengan keadaan sekacau ini.

* * *

Jungwoo menatap nanar pintu kamarnya yang dibiarkan terbuka oleh Jaehyun. Dia terlalu terkejut, belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, Jaehyun sudah menghilang dan meninggalkannya.

Haha... memangnya apa yang dia harapkan?

Jungwoo tertawa, menertawakan hidupnya yang begitu konsisten untuk mengenyahkan semua orang yang dia sayangi.

Selalu seperti ini kan dari dulu? Dia selalu ditinggalkan. Oleh Ayah Ibunya, oleh adiknya, dan sekarang Jaehyun. Mungkin ini balasan karena dia selalu berbohong... terhadap apapun.

Sejak adiknya pergi, dia berbohong setiap kali dia tersenyum. Dia berbohong setiap dia berkata dia baik-baik saja. Dia berbohong ketika berkata bahwa dia sudah bisa merelakan kepergian adiknya.

Kenyataannya, Tidak! Dia tidak pernah bisa.

Dia hancur. Cukup hancur untuk berubah menjadi bukan dirinya lagi. Bahkan ia hidup sebagai adiknya, semua itu kebohongan. Benar, dia memang semenyedihkan itu.

Dan malam ini adalah malam yang menyadarkannya tentang sesuatu. Bahwa dia, yang sudah hidup sekian lama dalam kebohongan, bukanlah orang yang berhak bahagia.

Jadi akhirnya, laki-laki yang setengah mati menahan tangisnya itu mengambil ponselnya, dan menekan satu nomor secara acak dari daftar laki-laki yang pernah dia kencani. Siapapun itu... Jungwoo tidak peduli.

"Jungwoo?" suara laki-laki yang sudah sangat dikenalnya terdengar dari ujung telepon.

"Lucas..."

* * *

Dan waktu berjalan cepat. Ketika Jaehyun masuk sekolah keesokan harinya, dia sama sekali tidak menemukan wajah Jungwoo.

Sebagai gantinya, dia malah menemukan laki-laki yang tidak berhenti mengamatinya sejak Jaehyun masuk kekelas. Ia sama sekali tidak peduli. Satu-satunya yang mengganggu pikirannya adalah...

Jaehyun tidak bisa menemukan siapapun disudut belakang dekat jendela. Jungwoo, laki-laki yang suka mengunyah peren karet saat pelajaran itu, tidak ada disana.

Berkali-kali Jaehyun mengumpat, demi apapun, Kim Jungwoo bukan gadis maroonnya, dia bukan cinta pertamnya yang selama ini ia cari! Jadi, kenapa Jaehyun harus merasa seperti ini disaat dia tahu kalau alasan yang membuatnya menganggap Jungwoo istimewa sudah tidak ada?

"Hai..." tanpa Jaehyun sadar, disampingnya sudah berdiri seseorang dengan senyum canggungnya.

Laki-laki yang memandangnya diawal dia masuk. Karenanya, Jaehyun hanya memandang tanpa berkata apapun.

"Kau tampak tidak sehat, Jaehyun?" tanyanya.

"Huh?" Jaehyun menjawab dengan singkat. Berharap dengan begitu laki-laki itu akan menyingkir dan membuat ruang untuknya sendiri. Tapi Jaehyun tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Kau tidak tidur ya semalam?" katanya, lagi dengan wajah khawatirnya yang tadi.

Jaehyun menghela nafas, kemudian benar-benar memandang laki-laki itu tepat dimata.

"Aku tidak mengenalmu."

"Eh," dia menunjuk wajahnya sendiri dengan bingung.

"Aku... teman sekelasmu kan? Sejak kau pertama kali masuk aku sudah jadi teman sekelasmu. Kau, tidak menyadariku?"

"Tidak." Jawab Jaehyun, membuat laki-laki itu lalu tertawa kaku. Dan tepat ketika ini, bel berdering, memaksa semua siswa untuk kembali ke tempat masing-masing. Tapi laki-laki itu masih melihatnya.

* * *

"Merepotkan sekali, laki-laki satu itu." Jungwoo menggaruk kepalanya kesal sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

Dia membuat kesalahan dengan memasukkan Lucas kedalam daftar laki-laki yang pernah dia kencani. Sekarang, laki-laki itu benar-benar merepotkannya.

Jungwoo tidak tahan lagi, dia menekan nama "Lucas" dalam kontaknya dan meletakkan ponselnya ditelinga.

Dua nada dering terdengar sebelum akhirnya Jungwoo membuka mulutnya.

"Kau jadi kesini atau tidak, hah?" dia membentak tidak sabar.

"Jadi. Aku baru sampai, dibelakangmu."

Suara dari seberang spontan membuat Jungwoo memutar badannya dan menemukan Lucas menutup ponselnya dan mengembalikannya di saku celana.

Lucas tersenyum sangat tampan, namun terlihat menyeramkan dimata Jungwoo, sejujurnya.

"Lama tidak bertemu." Katanya, membuat Jungwoo berdecak tak sabar.

Jungwoo membuang pantatnya kehamparan rumput. Oke, ia memang seseorang yang tidak kreatif. Buktinya, satu-satunya tempat yang bisa dia pikirkan untuk bertemu dengan Lucas, lagi-lagi di tempat ini, di kebun belakang sekolahnya.

"Sudah, langsung saja. Kau mau konsultasi masalah percintaanmu dengan laki-laki menyebalkan berbadan pendek seperti anak TK itu, kan?" Jungwoo main tembak, membuat Lucas tertawa.

"Sialan. Bahasa yang kau gunakan membuatku terlihat pedofil."

"Terlihat? Kau memang pedofil." Sungut Jungwoo, membuat Lucas menghela nafas.

"Kau masih belum memaafkanku atau bagaimana? Setelah kejadian foto kita tersebar, kau langsung memutuskanku kan? Aku tidak-"

"Kau pikir sekarang waktunya membahas itu?" Jungwoo memandang Lucas dengan tatapan tidak nyaman.

"Tidak. Tapi aku masih penasaran kenapa tiba-tiba kau memutuskanku disaat aku sudah menaruh perasaan pada-."

"Jangan berpura-pura bodoh, kita sama-sama tahu, kita pacaran bukan karena saling suka."

"Huh? Tapi kau suka tubuhku. Aku tidak pernah lupa bagaimana kau-"

"Yeah. Itu." Jungwoo memotongnya sebelum Lucas meneruskan kata-katanya.

Kalau untuk yang itu, Jungwoo sama sekali tidak membantah. Lucas memang hebat di ranjang.

Lucas lalu tersenyum, melihat bagaimana Jungwoo memotong kata-katanya. Tatapannya berubah menjadi serius.

"Kau tahu, Jungwoo, kalau waktu itu kita melanjutkannya, bukan tidak mungkin kau benar-benar menyukaiku, atau sebaliknya aku benar-benar jatuh cinta padamu." Katanya.

Mendengarnya, Jungwoo diam.

Sulit mengakui, tapi dia sependapat dengan Lucas. Beberapa minggu berkencan dengan Lucas membuat Jungwoo tahu, kalau dia bukan laki-laki yang gampang menyerahkan hatinya pada seseorang.

Ya, Jungwoo tidak cukup bodoh untuk lupa bagaimana Lucas secara tidak sengaja menyebut nama 'Renjun' saat klimaks waktu mereka 'berhubungan'.

Tapi diluar itu, Lucas memperlakukannya dengan cukup baik, dan mereka cukup nyaman satu sama lain.

Jadi benar kata Lucas, seandainya mereka memang masih ada apa-apa sampai sekarang, bukannya tidak mungkin Jungwoo akan merasakan sesuatu juga padanya.

Tapi nyatanya, tidak. Kejadian fotonya dengan Lucas yang tersebar itu benar-benar membuat Jungwoo merasa menjadi orang yang bodoh, tambahannya, dia terjebak diantara pasangan bodoh. Lucas, dan laki-laki pendek itu.

"Kenyataannya, kita sudah tidak bersama dan kau juga tidak menyukaiku. Jadi lebih baik berhenti mengandai-andai dan cepat berpikir cara memulai hubungan dengan lelaki pendek itu."

"Hei, hei jangan seenaknya menyimpulkan, kau tidak tahu isi hatiku dan lagi..." Lucas menyipitkan matanya.

"Gampang sekali kau berbicara. Kau pikir dia siapa?"

Jungwoo tersenyum mengejek, membuat Lucas berdecak kesal.

"Kenapa? Karena dia lelaki yang kau cintai? Karena dia sudah punya tunangan?"

"Ya. Dan aku tidak sekejam itu untuk mengambil masa depan laki-laki yang kau sebut pendek itu."

Jungwoo mendengus mendengar jawaban Lucas.

"Tidak ingin mengambil masa depannya? Kau membuatku ingin muntah." Jungwoo mencibir.

"Kau cuma takut dia membencimu setelah kau bilang kau menyukainya, jangan membuat alasan yang membuatmu terlihat mulia."

Hening sejenak, sampai beberpa detik kemudian Jungwoo mendengar Lucas tertawa.

"Kurasa kau benar, aku hanya takut dia membenciku, mungkin"

Dalam hati Jungwoo tidak berhenti berpikir tentang betapa bodohnya mereka berdua. Ia menatap Lucas dengan kesal, kemudian dia berdiri.

"Kau ini, bodoh." Setelah berkata begitu, Jungwoo meninggalkan Lucas sendirian.

Oke, Jungwoo sedang tidak ada kerjaan akhir-akhir ini, jadi dia rasa, melakukan satu-dua kebaikan tidak membuatnya rugi.

Awas saja kalau setelah ini Lucas tidak berterimakasih padanya.

* * *

Jaehyun berjalan disepanjang lorong, bosan di kelas. Dia pikir, dia akan menghabiskan waktunya di kantin sekolah. Duduk dipojokan dan menghabiskan sepotong roti isi sendirian, kemudian kembali lagi ke kelas dan memulai pelajaran berikutnya. Memikirkannya saja sudah terdengar membosankan.

Jadi ia sama sekali tidak menyangka ketika dia melihat orang yang dia sangka tidak masuk sekolah, Kim Jungwoo sedang mengobrol serius dengan lelaki bertubuh pendek di salah satu balkon kelas di lantai dua.

Jaehyun memicingkan matanya, dia tidak mencari, tapi dia menemukannya.

"Kau tidak berhenti melihatnya..." suara yang tidak asing terdengar dari belakang punggung Jaehyun, mengejutkannya.

Saat dia berbalik, Jaehyun menemukannya lagi, lelaki yang memperhatikannya di kelas.

"Apa maksudmu?" seru Jaehyun, menunjukkan ketidak-nyamanan nya. Laki-laki itu lalu memutar matanya dan mengarahkan ke lantai dua, tepat kearah mata Jaehyun tadi terpancang.

"Ada apa denganmu dan Jungwoo? Kalian ada masalah ya?" tanyanya.

Jaehyun menyipitkan matanya, merasa laki-laki ini terlalu lancang untuk mencampuri urusannya.

"Dan kenapa laki-laki sepertimu harus peduli?" Tanya Jaehyun.

"Tidak ada alasan khusus. Hanya penasaran. Aku sama dengan kalian, jadi entah kenapa aku jadi ingin ikut campur." Katanya, meminta maaf. Dan sampai pada kalimat ini, Jaehyun teringat sesuatu.

Sesuatu mirip seperti ini pernah terjadi beberapa waktu lalu. Kalau tidak salah...

"Kau... jangan-jangan pacar dari orang yang kerja paruh waktu di supermarket itu?" Tebak Jaehyun, membuat laki-laki yang sudah akan berbalik itu kaget.

"Oh, kau kenal Johnny?" tanyanya, tersenyum kelewat ceria. Yeah, akhirnya semuanya jelas.

"Namaku Ten." Laki-laki itu mengulurkan tangan.

* * *

"Apa katamu? Jangan konyol. Tidak... aku tidak menyukainya." Suara Renjun cukup untuk membuat Jungwoo ingin membenturkan kepalanya ke tembok.

"Yeah. Aku percaya. Terus-terusan menguntit kami ketika kami kencan, menyebarkan foto kami kemudian, uring-uringan setiap melihat kami bersama, itu semua bukan tanda-tanda kalau kau menyukainya." Tembak Jungwoo, membuat muka lelaki disebelahnya memerah.

"Kau salah sangka. Aku hanya tidak ingin Lucas denganmu. Lucas harus bersama orang yang pantas dengannya."

"Dan siapa orang yang pantas itu, huh?" Jungwoo memancing lelaki itu, dalam hatinya tertawa, merasa betapa lelaki disebelahnya ini terlalu gampang untuk di tebak.

Lelaki bernama lengkap Huang Renjun ini sekarang sedang terbata menjawab.

"Y-Yang pasti... yang pasti bukan aku. Lagipula aku sudah punya tunangan."

"Dan kau bahagia?" kejar Jungwoo, menyeringai.

"Dia wanita baik-baik."

"Yang kutanya apa kau bahagia, bukan baik atau tidaknya tunanganmu." Jungwoo hampir meledakkan tawanya ketika lelaki itu menatapnya dengan pandangan tidak suka dan wajahnya yang benar-benar lucu karena kesal.

Tapi toh, Jungwoo menahannya.

"Oke-oke, aku akan berhenti bermain-main dan langsung ke poin. Begini, kau mau kuberitahu satu rahasia?" Jungwoo lagi-lagi berbicara, memancing lelaki itu agar mau membuka dirinya.

"Tentang Lucas."

"Apa yang kau tahu tentang dia?" Renjun bertanya sambil berusaha menyembunyikan wajahnya, mungkin supaya terlihat tidak terlalu penasaran. Damn, Jungwoo benar-benar ingin tertawa.

"Aku hanya menyebutkan satu petunjuk, selanjutnya, tergantung kau mau mengartikannya bagaimana. Dan satu hal lagi, kalau setelah kau mengetahuinya kau masih tidak melakukan apapun untuk dirimu sendiri, kau memang benar-benar bodoh." Kata Jungwoo, sengaja mengulur waktu.

"Sudah katakan saja, jangan banyak bicara!"

"Baiklah." Jungwoo mengambil nafasnya, kemudian menatap Renjun dengan tatapan serius.

"Setiap aku dan dia tidur bersama, dia selalu menutup matanya, dan hanya menyebutkan satu nama."

Ada jeda yang lumayan panjang saat Jungwoo menikmati detik-detik wajah Renjun yang menengang, berusaha menebak.

Jungwoo menyeringai,

"Benar, yang dia sebut itu namamu."

Lutut Renjun melemas mendengar satu kalimat terakhir dari Jungwoo, dadanya berdegup tidak karuan, mencoba mencari pembenaran atas apa yang dia dengar.

"Aku harap kau tidak berbohong." Katanya, membuat Jungwoo tidak bisa lagi menahan tawanya.

"Kau tidak akan tahu kalau kau tidak memastikannya. Sekarang Lucas ada di halaman belakang sekolah. Pergilah kesana sebelum kau kehilangan keberanian."

Entah apa yang membuat Renjun menggerakkan kakinya. Yang Jungwoo tahu, sedetik setelah itu Renjun sudah lenyap dari pandangannya.

Melihat punggung Renjun yang semakin menjauh, Jungwoo memuji dirinya sendiri karena sudah begitu baik hari ini.

Jungwoo bersiul, berjalan di sepanjang lorong, melewati seseorang tanpa menyadarinya.

Lebih tepatnya, sengaja pura-pura tidak menyadari. Sedangkan seseorang yang dia lewati, terpaku.

Jungwoo menelan ludahnya. Mungkin hanya dia yang tahu, menganggap tidak ada seseorang yang harusnya ada itu bisa begini menyakitkan.

* * *

Jaehyun terpaku ditempatnya, terlalu kaget melihat laki-laki yang tiba-tiba muncul dihadapannya hanya melewatinya dalam diam.

Kata-kata Ten tadi terngiang lagi ditelinganya.

"Ada dua kemungkinan dibalik keadaanmu yang sekacau ini. Pertama, kau hanya masih belum terbiasa tanpa dia. Atau kedua, kau sama sekali tidak bisa terbiasa tanpa dia. Kau tahu bedanya?"

Jaehyun tahu bedanya, yang tidak dia tahu adalah, mana dari dua kemungkinan itu yang menjelaskan kekacauan dalam dirinya sekarang?

Waktu seakan berlalu begitu cepat, beberapa hari yang menyiksa Jaehyun lewati tanpa konklusi yang berarti. Yang dia lakukan hanya mengulang sesuatu yang dia lakukan di hari sebelumnya, monoton.

Kadang dia menemukan dirinya berpikir dalam suatu putaran yang tidak ada hentinya. Topiknya sama, laki-laki itu.

Dia bisa gila kalau begini. Dia tidak bisa memikirkan hal yang sama berulang-ulang. Dia tidak bisa terus-terusan menengok ke sudut yang sama dan kecewa karena tidak melihat orang yang ingin dia lihat.

Apa artinya?

Apa dia benar-benar tidak akan pernah bisa terbiasa tanpa laki-laki itu?

"Tidak mungkin! Lucas tidak akan jatuh dua kali dalam lubang yang sama. Gosip yang kau dengar itu tidak masuk akal."

Telinga Jaehyun sedang sensitif, mendengar nama dari laki-laki yang pernah Jungwoo kencani disebut-sebut tidak bisa membuat Jaehyun tenang.

"Tidak masuk akal bagaimana? Lucas jelas-jelas ngobrol berdua dengan lelaki menjijikkan itu. Lihat saja sekarang kalau tidak percaya! Mereka tertawa-tawa! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sen-"

"Kau melihat apa?" mulut Jaehyun tiba-tiba terbuka tanpa dia inginkan, menatap lurus kedua orang perempuan yang kini sedang terkejut balik menatapnya.

"Lu...Lucas sedang berdua dengan-"

"Dengan?" Jaehyun bertanya dengan tidak sabar.

"Kim Jungwoo."

Sialan!

jangan jadi reader toxic, tinggalin jejak, silent reader deserve blocked🤓🤓🫵👎🖕

1
🌸 Airyein 🌸
Buset bang 😭
🌸 Airyein 🌸
Heleh nanti juga kau suka. Banyak pula cerita kau woo
🌸 Airyein 🌸
Bisa bisanya aku ketinggalan notif ini
Novita Handriyani
masak iya tiap kali selesai baca harus ninggalin jejak, Thor. saya hadir ✋️
Novita Handriyani
ngga suka cerita sedih
Novita Handriyani
kayaknya pernah baca nih cerita
kebikusi
astaga cerita ini mau dibaca berapa kali kok tetep bikin berkaca-kaca ya, untung banget punya otak pikunan jadi setiap baca selalu ngerasa kaya buat yang pertama kalinya.. NANGIS
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!