NovelToon NovelToon
Di Balik Cadar Arumi

Di Balik Cadar Arumi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan kisahnya yuk lansung aja kita baca....

Yuk ramaikan...

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, like, subscribe , gife, vote and komen yah....

Teruntuk yang sudah membaca lanjut terus, dan untuk yang belum hayuk segera merapat dan langsung aja ke cerita nya....

Selamat membaca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Tunggu sebentar. Dua menit. Aku siapkan bekal."

Arumi memotong ucapan Aris. Ia bergerak mengambil wadah bekal dan mengisinya dengan berbagai macam menu. Sementara itu, Aris terlihat gelisah menunggunya. Beberapa kali mengecek arloji di pergelangan tangan kirinya.

"Sebentar, Mas. Nggak lama kok." Arumi mengerti jika Aris sudah menunjukkan ketidaksabarannya.

 "Nggak usah banyak-banyak, Rum," pinta Aris.

"Nggak kok. Cuma menu seadanya." Arumi menutup bekal rapat-rapat lalu mendekati Aris. "Jangan lupa dimakan ya, Mas. Jangan dikasihkan orang lain." Ia berpesan. Aris mengernyit mendengar pesan Arumi.

"Maksudnya?" tanyanya kemudian.

"Mungkin di film-film itu terinspirasi dari dunia nyata. Kalau seorang pria mendapat bingkisan dari wanita yang tidak disukainya, entah hadiah atau berupa makanan, dia pasti memberikannya pada orang lain."

Aris melengkungkan senyum di sebelah bibirnya sambil menerima kotak bekal.

"Jangan dibuang juga ya, meskipun Mas jijik sama yang memasaknya."

"Ck, lama-lama bicaramu ngelantur begitu. Ya sudah, aku berangkat dulu. Jangan lupa hubungi temanmu itu."

Aris melangkah ke arah depan, menyudahi percakapan dengan Arumi yang terdengar lebih merendahkan dirinya sendiri.

"Ya, nanti aku kabari kalau sudah ketemu waktu yang pas."

Arumi mengantar kepergian Aris sampai teras rumah. Setelah suaminya pergi, ia buru-buru bersiap-siap ke toko. Emi sudah meneleponnya berulang kali. Banyak pesanan kue yang harus di tangani hari ini.

*

Pukul sebelas siang, Aris menapakkan kaki di kantor. Pagi tadi, ia harus menemui klien di luar kantor, dilanjutkan sidak menemani bos besar pemilik perusahaan itu. Barulah sekarang dirinya sempat memasuki kantornya.

Pandangannya langsung mengarah pada dua sahabatnya, Evan dan Nijar. Mereka berbincang-bincang di depan pintu ruang kerja Nijar.

"Hai, Bro. Gimana, sukses?" tanya Nijar menyambut kedatangan Aris. Sukses maksudnya adalah untuk klien yang pagi tadi ditemui Aris.

"Alhamdulillah. Berjalan lancar. Eh, lapar nih, aku masuk dulu." Aris mengisyaratkan ke ruangannya. Sementara dua sahabatnya masih berbincang seperti semula.

Aris membuka tas kerja, mencari sesuatu yang pagi tadi dimasukkannya dengan terburu-buru. Sebuah kotak bekal makanan. Ia belum sempat memakannya.

Beruntung ada bekal yang disiapkan Arumi, setidaknya bisa mengganjal perutnya yang sedang lapar parah. Ingin keluar lagi membeli makanan pun rasanya malu, saat-saat jam tanggung seperti itu. Lewat jam sarapan dan untuk menikmatimakan siang pun belum saatnya.

"Jadilah sebagai pengganjal perut. Daripada aku berbohong karena nggak kumakan," gumamnya.

Bekal ia buka penutupnya, menampakkan nasi goreng, ayamgoreng, irisan timun dan potongan buah-buahan. Menatap manu di depannya, tanpa sadar Aris tersenyum.

Ia mengambil sendok, lalu mulai menyuap. Rasanya enak, bahkan Aris tidak meragukan lagi kemahiran Arumi dalam hal membuat makanan.

Saat sedang menyuap ke sekian kali, pintu ruang kerjanya terbuka. Seorang pria berdiri menatap kotak bekal di atas meja. Nijar menatapnya dengan penuh selidik.

"Kenapa? Heran begitu tatapannya?" seru Aris sambil terus menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Sepertinya sudah ada yang berubah jadi suami idaman nih. Bawa-bawa bekal dari rumah, sebentar lagi pasti diantar tuh bekalnya ke kantor."

"Ck, aku menghargai dia yang sudah susah-susah memasak.”

"Nah, ini dia. Seorang laki-laki kalau sudah menyebut kata menghargai, pasti ujung-ujungnya mainnya pakai hati. Eh, kamu tidur di tempat istrimu?"

"Ya, karena kebetulan ada yang sedang kami bahas."

sudah berbaikan?"

"Nggak juga. Tapi hubungan kami selangkah lebih baik."

Nijar penasaran dengan makanan yang Aris nikmati. Ia mendekat. Aris mulai cemas ketika Nijar menelisik kotak bekalnya.

"Kenapa? Ada yang aneh?" tanya Aris was-was. Ia khawatir, jangan-jangan Nijar mengenali pemilik kotak bekal atau mencium aroma masakan istrinya.

"Boleh aku mencicipi nasi gorengmu?"

Aris tertawa menanggapi permintaan Nijar yang dinilainya serupa dengan gurauan. Dilihatnya wajah sahabatnya itu sedang bingung, tetapi ikut tertawa juga.

"Kok jadi diketawain sih!" rutuk Nijar.

"Lah, kamu ngapain ikutan tertawa?"

"Mengimbangi elu!"

"Sialan!"

"Tapi aku serius." Tanpa berkata-kata, Nijar menyambar kotak bekal Aris, membawanya ke sofa dan mencicipinya di sana.

"Enak ... jadi ingat seseorang," ucap Nijar sambili mengunyah. "Rasanya seperti inilah kalau dia membuatkan nasi goreng untukku."Nijar terus menerus menyuap hingga nasi goreng beserta lauknya tandas.

"Utari?" sebut Aris.

Nijar menghentikan bibirnya yang bergoyang.

Merasa tak enak karena ia telah menghabiskan bekal yang dibuat istri sahabatnya.

"Sorry keterusan. Jadi habis deh." Nijar meletakkan wadah kosong ke atas meja, meraih tisu lalu mengusap bibirnya.

"Iya, Utari. Rasanya persis seperti ini. Kapan-kapan bawa yang banyak, biar aku bisa ikut mencicipi. Itung-itung sebagai pengobat rinduku pada Utari." Setelah berucap, tiba-tiba Nijar tertawa keras. Ngenes bener nasib gue."

Ia beranjak, meraih kotak bekal dan meletakkan di hadapan Aris.

"Bilang ke Arumi, aku pesan nasi gorengnya. Yang spesial. Nggak perlu buru-buru membuatnya, nggak perlu besok. Kamu juga pasti gengsi kalau meminta dia membuat bekal. Kapan-kapan sajalah."

Nijar melangkah keluar, meninggalkan Aris dengan gemuruh di dada. Bagaimana Aris bisa mengaku rela jika istrinya membuatnasi goreng spesial untuk orang lain, yang ternyata orang itu adalah kekasih istrinya di masa lalu?

Aris meremas tisu di depannya hingga lumat. Sulit sekali mengendalikan diri untuk bisa bersikap baik-baik

Ia menyimpan kotak bekal Arumi ke dalam tas. Mengusir sejenak perasaan kacau di hatinya, lalu menyentuh laptop untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum sempat dimulai.

Lima bekas menit ponsel di sakunya berdering. Arumi menelepon.

"Halo, Mas, assalamualaikum," sapa pemilik suara lembut dari seberang panggilan.

"Waalaikumsalam, aku sibuk, Rum. Ada apa?" tanya Aris malas berbasa-basi, efek kesal dengan Nijar hingga imbasnya sampai ke diri Arumi.

"Em, sibuk ya? Anu, Rum mau bilang kalau Farhan bisa bertemu dengan kita hari ini jam satu siang."

Aris menimbang sejenak sebelum menjawab, " Di mana?"

"Di tempat kerjanya," jawab Arumi.

"Di bar itu?" tanya Aris memastikan.

"Iya. Mas Aris bisa?"

"Ya, aku jemput kamu ke mana ini? Ke rumah atau ke toko?"

"Aku di toko, Mas."

"Oke. Sebentar lagi aku jemputmu."

"Ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

meletakkan ponsel, berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan menutup laptopnya kembali. Ia harus pergi sekarang juga. Sebab, jarak ke bar tempat mereka membuat janji cukup jauh.

Arumi sudah menunggu kedatangan Aris yang akan menjemputnya. Berkali-kali ia melirik benda bulat yang menggantung di dinding tokonya. Ia sudah membuat janji dengan Farhan, memintanya agar pria itu menceritakan semua yang diketahui tentang dirinya pada Aris.

Mobil yang ditunggu-tunggu telah datang.Aris tidak turundari mobilnya, melainkan memilih menunggu di dalam. Arumi pun langsung menghampiri Aris.

Tak lama kemudian, mereka sudah melaju keluar dari halaman toko. Tak banyak percakapan pada awalnya. Aris disibukkan dengan hiruk-pikuk di dalam benaknya. Apa yang harus ia tanyakan pada Farhan, bagaimana ia bersikap dan apa yang akan ia lakukan jika tidak sesuai dengan perkiraannya?

1
Bellenav
Buruk
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!