Istri Kontrak Sang Mafia

Sampainya di mansion milik Gerald, Celine hanya diam dan terus mengikuti langkah suaminya.

“Sayang, kenapa baru pulang?" Seru Elena dengan suara manja ketika melihat Gerald masuk.

“Aku harus menyelesaikan permintaan Daddy dulu" Jawabnya sambil meraih pinggang ramping Elena.

Celine tidak merasa sakit hati, karena dia tidak memiliki rasa apapun kepada suaminya, baginya ini hanya pernikahan kontrak , tapi sampai kapan?.

Elena melihat kearah wanita yang menggunakan gaun mewah itu dengan tatapan mengejek.

“Jadi ini wanita pilihan Daddy mu sayang?" Gerald hanya mengangguk.

“Kenapa selera Daddy mu sangat miris begini? ah dapet dari mana wanita seperti ini?" ledeknya, sebenarnya Elena kagum dengan kecantikan Celine, dia juga khawatir jika Gerald akan jatuh cinta dengan wanita didepannya ini.

“itulah Dadd.. "

“Tunjukan dimana kamarku? aku lelah butuh istirahat, nanti saja kalian kalau mau menghinaku" Sela Celine, dia benar-benar sudah merasa lelah dengan gaun yang di pakainya, karena beratnya mencapai 10 kilo.

Elena melebarkan matanya dia tidak percaya wanita yang terlihat biasa aja berani menyela Gerald yang sedang bicara, ah sungguh berani sekali pikir Elena.

“Gak usah ngeliatin aku seperti itu, bukannya kalian berdua akan kencan, jadi tolong dimana kamarku?"

Gerald menatap nya nyalang seperti tatapan ingin membunuh, tetapi Celine tidak merasa takut seperti awal bertemu, karena tadi sebelum pernikahan, Mr. Romero menemuinya lebih dulu dan mengatakan jangan pernah takut dengan Gerald, lawan saja jika posisinya benar, yang penting tidak ada perceraian.

mengingat tidak ada perceraian, apakah ini berarti kontrak seumur hidup? wah benar-benar gila, tapi dia tidak masalah yang penting ayahnya bisa melihat kembali.

“Kau!! "

“Apa? ayolah Gerald dimana kamarku? atau kamu ingin malam pertama denganku? oh tidak" Jawab nya dengan menggeleng pelan.

“Apa kamu bilang? Malam pertama? melihat tubuhmu saja aku tidak berhasrat" Sinis nya.

Celine mengangkat kedua alis nya “Hanya orang yang tidak punya kelakian yang tidak berhasrat dengan ku" Kekeh nya, sebenarnya hatinya sangat sakit mendengar ucapan suaminya.

“Kalau aku tidak tangguh, kekasihku sudah sejak lama dia akan protes, benarkan sayang?" Jawab Gerald sambil merangkul Elena.

“Tentu saja" Elena tersenyum manis.

“Dia bukan puas dengan mu, dia hanya takut kamu bunuh dan lebih tepatnya takut kehilangan sumber keuangannya" Ketus nya, membuat Elena geram.

“Kau berani sekali menghinaku" Hardiknya dan hendak menampar Celine, namun dengan gerakan cepat Celine bisa menangkap tangan yang hendak menamparnya,

“Hey, jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotormu itu"

“Gerald" Seru nya meminta bantuan sang kekasih, namun Gerald tidak menjawab dia cukup terhibur dengan apa yang dilakukan istrinya.

“Jangan pernah mengusik saya jika anda tidak ingin saya tendang dari mansion ini" Celine berucap dengan sok berani padahal jantungnya berdetak sangat kencang, takut kalau Gerald akan marah, namun dugaannya salah, suaminya hanya menatapnya datar.

“Gerald, kenapa kamu diam saja, coba lihat wanita sialan ini berani menghinaku, kamu harus menghukumnya" Teriak Elena, ini pertama kalinya Gerald tidak memperdulikan kekasihnya itu.

“Hanya pria bodoh yang akan membela orang lain dibandingkan istrinya sendiri" Kesal Celine, lalu berjalan melewati Gerald begitu saja, dia naik ke lantai atas, matanya melihat ke kanan kiri mencari kamar, sampai dia menemukan pintu berwarna putih, dan tidak perduli itu kamar milik siapa dia langsung masuk saja.

sampai nya di dalam kamar, Celine melihat sekeliling matanya melebar, kamar yang cukup luas bercat terang, barang-barang mewah tertata rapi, ruangan dengan ciri khas kamar seorang perempuan yang dia yakini jika ini adalah kamar kekasih suaminya.

“Astaga, nasib sial seperti apa yang sedang aku alami saat ini, kenapa harus masuk kandang buaya" ucapnya.

Celine kembali keluar, dia tidak ingin mencari masalah, lebih baik mencari kamar lain saja, namun ketika dia keluar tidak disangka bertemu dengan pasangan kekasih yang membuat matanya mendelik.

“Apa yang kamu lakukan di kamarku? apa kau mau mencuri?" tuduh Elena.

“Tidak aku hanya salah kamar, harusnya aku ke kamar suamiku" Jawabnya santai

“Bohong!, kau pasti mencuri sesuatu dari kamarku" teriak Elena

“Untuk apa aku mencuri jika aku bisa mendapatkan dari suamiku"

“Gak usah percaya diri, Gerald tidak menginginkanmu, dia terpaksa menikahimu karena Daddy yang memaksanya" pekik nya, Elena benar-benar tidak bisa menahan emosi nya.

“Tidak masalah, yang penting aku sah menjadi istrinya, mau dia anggap aku ada atau tidak, masa bodo, yang jelas aku tidak menjadi simpanan yang hanya di nikmati saja" ejeknya, Celine pun langsung berjalan menabrak bahu Elena, dia tidak perduli dengan teriakkan Elena.

Sedangkan Gerald, pria itu mendadak bodoh, entah sejak tadi dia cukup terhibur dengan perlakuan istrinya. “Menyebalkan" gumam Gerald menarik sudut bibirnya.

“Gerald, kenapa kamu diam saja sejak tadi? , tidak ada membelaku,apa kamu tertarik dengan wanita itu?"

Gerald melirik kekasihnya, “Dia adalah pilihan Daddy, aku tidak bisa melakukan apapun, apa lagi dia sudah beri kebebasan untuk melakukan apapun di mansion ini" Jawab Gerald asal.

“Tapi aku tidak suka dia semena-mena denganku, aku ini kekasih mu, kenapa kamu lebih condong ke dia"

“Aku tidak condong ke dia, dan sudah aku katakan perempuan itu pilihan Daddy, aku tidak bisa berbuat apa-apa Elena"

“Baiklah, tapi aku minta kamu tidak boleh menyentuhnya sama sekali, kamu harus berjanji Gerald, kalau tidak aku akan pergi meninggalkan mu" dengan suara bergetar Elena mengatakannya. lalu memeluk tubuh kekar Gerald yang diam tanpa membalasnya

“Kalau dia tidak menyentuhku,bagaimana aku bisa hamil, sedangkan kau sudah berapa kali disentuh tapi tidak juga hamil" Celine mengatakannya sambil berjalan kearah bawah, dia sudah berganti pakaian, dengan menggunakan kemeja suaminya yang kebesaran.

“Kau berani sekali memakai pakaianku?" geram Gerald, selama ini tidak ada yang berani memakai pakaiannya bahkan Elena pun tidak pernah.

“Gak usah pelit, bajuku belum di antar, lagian dipake sama istri sendiri kok marah"

Gerald mengusap wajahnya dengan kasar, sedangkan Elena dia sudah mengepalkan tangannya, tidak bisa dibiarkan baginya Celine sangat berbahaya bisa mengantikan posisi nya, apa lagi jika Gerald tau diri nya tidak bisa mengandung .

“Elena, lebih baik kamu istirahat lebih dulu, aku ingin berganti pakaian, dan tubuh ku juga lelah"

“Tapi kamu nanti kekamarku kan? aku menginginkan mu Gerald " suara Elena mendayu-dayu .

“Tidak, malam ini Gerald akan membuat anak bersamaku" Lagi-lagi Celine muncul dengan membawa segelas air putih.

“Gerald, ayo kekamar, kalau tidak akan aku laporkan kalian berdua" ucapnya lagi, lalu berjalan menuju kamar suaminya.

Gerald cukup heran dengan sikap istrinya, awalnya seperti ayam murung kenapa sekarang seperti kelinci luar.