" Om om, mau jadi ayah Aga ndak. Aga ndak punya ayah. Ibu Aga tantik lho Om."
" Hahaha, anak ini lucu bener."
Seorang bocah kecil tiba-tiba bicara seperti itu kepada pria asing. Wajah polosnya tersebut tidak bisa membuat si pria marah meskipun dia dipinang dadakan oleh bocah itu.
Tapi siapa sangka anak kecil itu datang bersama dengan seseorang yang ia kenal.
" Kamu, ini anakmu?"
" Maaf, kami permisi."
Wanita itu langsung pergi membuat si pria penasaran.
Siapa sebenarnya mereka dan apa yang terjadi? Dan mengapa Aga mengatakan bahwa tidak punya ayah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JAYO 30: Aga Nda Kenal
" Maaf, Anda mencari siapa ya?"
Davka tampak kebingungan ketika ditanya oleh seorang wanita yang mungkin saja salah satu guru di sekolah itu. Dia tidak tahu nama anaknya, maka dari itu dirinya kebingungan untuk menyebutnya nama. Davka hanya melihat sekeliling sambil mencari anak yang ia yakini adalah anaknya dan Dara.
" Aah itu, saya mencari anak itu. Dia anaknya Dara kan?" jawab Davka sambil menunjuk Aga yang tengah bermain.
" Betul, tapi Anda siapa ya?"
Sebuah pertanyaan yang wajar. Selama ini Davka tidak pernah muncul, jadi pertanyaan tersebut bukanlah sebuah hal yang aneh.
" Saya, saya adalah ayah anak itu."
" Maaf?"
Bu Vira, ya orang yang saat ini tengah diajak bicara oleh Davka adalah Bu Vira. Guru dari Aga itu tentu langsung mengerutkan kedua alisnya ketika Davka mengatakan bahwa dia adalah ayahnya. Wajah tidak percaya tergambar jelas dari wajah Bu Vira. Ya bagaiman dia mau percaya, pasalnya selama ini ia tidak pernah melihat Davka. Hal tersebut membuat Bu Vira bertanya-tanya, namun tetap menahannya.
Akan tetapi untuk memastikan, Dara memanggil Aga. Ia akan mengonfirmasi hal tersebut kepada anak yang bersangkutan.
" Sayang, ada yang nyari Aga. Apa Aga kenal dengan Bapak itu?"
" Nda Bu Vila, Aga nda kenal. Aah iya, Aga pelnah tetemu sih, tapi Aga nda tahu siapa bapak-bapak itu."
Degh!
Dada Bu Vira bergetar hebat, ia yang saat ini tengah menghampiri Aga langung melihat ke arah Davka yang berdiri di pintu gerbang. Ya, dia tidak serta merta mengizinkan orang asing untuk masuk tanpa mejelaskan identitasnya dengan jelas.
Ada sebuah getaran aneh dalam diri guru Aga tersebut. Dan secepatnya ia mengambil ponsel dalam saku lalu menghubungi Dara. Bukan lagi pesan melainkan telepon.
" Ibu, ini ada pria yang mencari Aga. Pria itu berkata bahwa dia adalah ayahnya Aga. Apakah saya harus membiarkan mereka bertemu?"
" Apa, tunggu. Tahan dulu, saya akan segera ke sekolah."
Bu Vira mengerti, ia segera memasukkan Aga kembali ke dalam kelas. Hari ini adalah jadwal kelas Aga bermain di luar (halaman). Setelah itu Bu Vira lalu kembali mendekat ke arah Davka dan memberikan sebuah alasan yang jelas. " Maaf Pak, ini belum waktunya pulang sekolah. Bapak bisa menunggu dulu di tempat yang disediakan."
" Apa aku tidak boleh menjemputnya lebih awal? Aku adalah ayahnya, lagi pula ini masih TK, tidak akan ada pelajaran yang berarti untuk takut ketinggalan bukan."
Shaaaah
Perkataan Davka tentu ada benarnya. Bukan masalah besar memang jika ada murid taman kanak-kanak yang dijemput lebih awal oleh orangtuanya. Namun saat ini tidak berlaku bagi Aga, terlebih Aga sendiri mengatakan bahwa dia tidak mengenal pria itu ditambah Dara juga mengatakan untuk menahannya sebisa mungkin.
" Perkataan Bapak tidak salah, hanya saja Aga baru selesai bermain. Bisa ditunggu sebentar untuk Aga beristirahat makan bekal bersama teman-temannya. Karena ini memang waktunya untuk itu."
" Haaah, ngrepotin. Ya sudah aku akan nunggu."
Davka membalikkan tubuhnya dan menuju ke tempat yang biasanya digunakan oleh wali murid menunggui anaknya. Sedangkan Bu Vira bernafas lega. Ia berhasil hingga saat sekarang untuk menahan Davka, namun dia tidak yakin akan bisa lebih lama lagi menahannya.
Dengan sedikit harap-harap cemas, Bu Vira terus memerhatikan gerak-gerik Davka. Tidak ada yang aneh hingga 10 menit berlalu, pria itu terlihat tenang sambil memegang ponsel.
" Bu Vila, ada apa? Dali tadi Bu Vila lihat telual telus?"
" Nggak ada apa-apa Nak, ah iya apa Aga sama sekali nggak tahu siapa bapak yang tadi?"
Bu Vira masih sedikit penasaran, melihat dari ekspresi pria yang mengaku sebagai ayah Aga itu jelas merupakan sebuah kesungguhan. Tapi ketika melihat Aga menggeleng dengan keras, berarti Aga pun juga tidak berbohong bahwa anak itu sama sekali tidak mengenal pria yang tadi.
" Temalin, pas pergi sama Om Ivan sama Ibu juga , Aga tetemu sama Om itu. Dia sama tante-tante yang wajahnya selem. Aga nda suta lihat meleta jadi Aga dibawa pelgi sama Om Ivan dan Ibu."
Bu Vira mencoba mencerna kata-kata dari muridnya itu, namun ia tetap sama sekali tidak mengerti. Yah, lagi pula itu semua bukan urusan yang perlu ia ketahui. Yang pasti dia sudah mengikuti keinginan Dara untuk menahan pria tersebut.
TBC