Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpisahan.
Shin Liong menyeka air mata nya yang jatuh berderai membasahi pipinya itu.
Mendengar wejangan dan nasihat dari kakek Qin,hatinya yang tadinya terasa sesak,perlahan lahan kini mulai lapang.
Ditariknya nafas dalam-dalam,lalu di hempaskannya keluar, seakan membuang jauh jauh semua rasa amarah dan dendam di hati nya.
"Tidak ada gunanya aku mendendam dan balas dendam kek,semua tidak akan merubah keadaan, urusan karma, biarlah sang maha kuasa yang mengurus nya,aku tidak ingin menyibukkan hati dan pikiran ku dengan urusan dendam, bukankah meskipun Serapi apapun menyimpan keburukan, semua dihadapan sang maha kuasa pasti ada balasannya cepat atau lambat,bila aku harus membunuh,itu semua bukan karena dendam, tetapi memang arus takdir nya harus begitu, tetapi sebisa mungkin aku akan menghindari pertumpahan darah kek, kecuali sangat terpaksa saja" kata Shin Liong bersungguh sungguh.
Kakek Qin membelai rambut Shin Liong dengan perasaan bangga.
"Kakek bangga pada mu nak,terus lah berprinsip seperti itu,dan jangan berhenti untuk belajar nak,karena setiap masa ada jamannya,setiap jaman ada waktu nya,dan setiap waktu ada hal baru yang muncul untuk merubah keadaan " kata kakek Qin tersenyum melihat kearah sang murid yang dia anggap cucu kandung nya sendiri itu.
Bertahun tahun berlatih di bawah pengawasan kakek Qin,atau guru sejati itu,kini tanpa terasa usia Shin Liong telah menginjak empat belas tahun atau memasuki masa awal remaja.
Kultivasi nya kini sudah mencapai alam Brahmana tingkat menengah.di mana manusia biasa memerlukan waktu hingga ratusan tahun untuk mencapai tingkat itu.
Jurus sakti sembilan Dewa pun telah dia kuasai hingga jurus yang ke sembilan dengan sangar sempurna sekali.
Ilmu Kiok Pui atau kaki terbang pun telah dia kuasai dengan sempurna.
Dengan ilmu Kiok Pui ini,jangankan di pucuk pucuk pohon,di atas air pun dia bisa berjalan, bahkan berlari layaknya di darat.
Yang lebih hebat lagi,ilmu nafas Dewata sudah dia kuasai hingga tingkat kesembilan pula.
Di bidang ilmu pedang, jurus pedang Dewata menari pun sudah dia kuasai hingga tingkat sembilan akhir.
Hingga pada suatu pagi, kakek Qin memanggil Shin Liong untuk menghadap kepada nya di teras depan rumah kecil mereka.
Shin Liong duduk didepan kakek Qin yang menatap kearah Shin Liong dengan tatapan bangga serta haru.
"Ada apakah kakek guru memanggil saya?"tanya Shin Liong sembari duduk bersimpuh dihadapan kakek Qin.
"Duduklah cucu ku,ada sesuatu yang akan kakek katakan kepada mu nak, maka perhatikan dan dengar baik baik,kini usia mu sudah empat belas tahun, dan semua pengetahuan kakek, sudah kakek berikan kepada mu,tinggal kau latih secara rutin setiap waktu agar lebih sempurna lagi,serta amalkan dan tolonglah orang yang membutuh kan pertolongan,hukum sepantas nya kepada orang yang memang perlu di hukum,bela orang yang pantas kamu bela,jangan memandang rupa,pisik dan penampilan, dalam bertindak,kadang kadang sang maha kuasa memberikan satu kebaikan kepada mu justru lewat orang yang kau anggap jelek,lemah dan hina,serta sang maha kuasa menurunkan musibah bagi mu,bisa bisa lewat orang yang kau anggap baik dan sempurna,baik dan buruk, tidak bergantung dari rupa dan penampilan nak" kata kakek Qin sambil menatap kearah Shin Liong dengan tatapan sendu.
Lalu kakek Qin mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh nya.
Sebilah pedang kecil sepanjang dua jengkal setengah yang terbuat dari batu kristal putih itu.
Pedang itu nampak berkilau warna warni seperti pelangi.
"Nak,pedang ini bukan sembarang kristal,ini kristal Katai putih,inti sebuah bintang yang mati karena usia tua dan menjadi sebuah Katai putih berbentuk kristal, tetapi ketahuilah nak,pedang ini satu satunya benda terkeras di seluruh semesta ini, benda ini tidak bisa di bakar atau di panas kan berapapun panas nya,serta keras nya melebihi semua baja yang paling keras di seluruh semesta ini, pedang ini cuma bisa di bentuk dengan energi paling tinggi di semesta ini,yaitu energi Dewata, dan ketahuilah murid ku, guru mu ini memerlukan waktu seribu tahun lamanya untuk membentuk pedang ini sedikit demi sedikit hingga menjadi sebuah pedang sempurna yang paling keras dan paling tajam di seluruh semesta ini,batu Katai putih itu sendiri inti dari sebuah bintang paling besar yang menciut menjadi sebuah Katai sebesar kepalan tangan saja,jadi berat pedang ini jangan kau tanya lagi,sama beratnya dengan sebuah bintang yang paling besar,apa bila kau merasa pedang ini enteng,itu karena pedang ini memang memilih diri mu sebagai pemilik nya" kata kakek Qin sambil menyerahkan pedang itu kepada Shin Liong.
Dengan memantapkan hatinya,Shin Liong menerima pedang itu dengan kedua tangannya.
Pedang kecil itu terasa enteng di tangan nya, kemudian di gerak gerakan nya,dan terasa energi luar biasa besar keluar dari pedang itu,seolah-olah pedang itu berkehendak sendiri.
"Pedang ini tidak memiliki sarung,sarung nya adalah tubuh mu,kau bisa menyimpan pedang ini kedalam tubuh mu, pedang ini sudah ku rancang agar sesuai dengan jurus pedang Dewata menari milik mu nak" kata kakek Qin lagi.
Shin Liong segera menyimpan pedang itu kedalam tubuh nya,dan dalam seketika,pedang itu lenyap dari pandangan mata,masuk kedalam tubuh Shin Liong.
Ketika pedang itu masuk kedalam tubuh nya,Shin Liong merasakan ada satu energi yang sangat nyaman mengalir di sekujur tubuh nya.
"Kenapa tiba tiba tubuh saya menjadi sangat nyaman kek ?"tanya Shin Liong.
"Itu pertanda pedang itu juga sangat nyaman dan cocok dengan tubuh mu sebagai warangka atau sarung nya" jawab kakek Qin sambil tersenyum.
"Pergunakan pedang itu di saat kau benar benar memerlukannya saja nak, dan satu hal lagi nak, amalkan semua ilmu mu untuk menegakkan kebenaran serta memerangi ke Jaliman, membela yang lemah dan tertindas,carilah pengalaman hidup sebanyak banyak nya nak, kini saat saat kebersamaan kita sudah sampai kepada ujung nya nak,amalkan semua petuah dari guru mu ini sebagai pelita hidup mu, penerang setiap langkah mu nak!" kata kakek Qin lagi.
Mendengar itu,Shin Liong tersentak terkejut bukan main, "apa maksud kakek?, kakek ingin meninggalkan Liong pergi kemana kek?" tanya nya.
Kakek Qin tersenyum getir,ada kesedihan dan ke sendu an di wajah nya.
"Nak,ini lah isi dunia,ada pertemuan pasti ada perpisahan pula,teruslah berlatih dan berkultivasi, jangan jemu jemu,kau harus melangkah mengikuti takdir mu kembali,sedangkan guru mu ini akan kembali ke tempat di mana guru mu ini seharusnya berada nak,tetapi kau jangan khawatir,guru mu ini akan selalu mengawasi mu nak, mulai hari ini kau ku nyatakan telah menguasai semua ilmu yang ku ajarkan,keluarlah ke dunia ramai,dan amalkan lah semua ilmu mu kepada kebaikan dan kemanusiaan!"kata kakek Qin sembari menyerahkan sebuah buntalan berisi beberapa pasang pakaian untuk Shin Liong ,dan salah satunya adalah sebuah jubah putih ber motif bunga He Hua atau bunga teratai seperti jubah sang guru nya.
Shin Liong masuk kedalam untuk mengganti pakaiannya, dan ketika dia keluar,dia sudah mengenakan sebuah jubah putih bermotif bunga teratai itu.
Sebuah pisau belati pemberian dari Siau Ji nya dulu dia selipkan di pinggang nya.
Ketika dia keluar dari dalam rumah itu,di luar di putih sudah menunggu nya sedari tadi.
Serigala perak itu kini telah tumbuh menjadi seekor serigala yang besar dengan tingkat binatang buas level enam.
Badannya sama besar nya seperti seekor kuda jantan dewasa.
Di halaman rumah kecil itu,kakek Qin sudah berdiri menunggu nya.
Ketika melihat Shin Liong keluar,kakek Qin menyerahkan dua kantong berisi keping emas kepada Shin Liong.
Sekantong nya berisi duaratus keping emas, jadi sekarang Shin Liong memiliki empat ratus keping emas.
Shin Liong menerima pemberian dari gurunya itu lalu menyimpannya didalam cincin ruang nya.
"Kakek guru,apakah kita masih bisa bertemu lagi kek?" tanya Shin Liong sambil memeluk tubuh gurunya itu.
laki laki tua itu membiarkan saja sang murid melakukan itu.
"Tentu saja cucu ku, kakek mu ini masih hidup dan masih bisa bertemu dengan mu,satu waktu nanti kita pasti bertemu kembali nak,nah sekarang pergilah,si putih akan membawa mu keluar dari sini "kata kakek Qin sedikit bergetar suara nya.
Bocah malang yang dulu sebatang kara,kini sudah menjelma menjadi seorang anak remaja yang gagah,meskipun tidak tampan.
"Restu kakek menyertai langkah mu nak,carilah pengalaman hidup yang banyak,serta berbuat baiklah agar ibu mu senang di alam sana nak" bisik kakek Qin sambil mencium kening remaja itu.
Shin Liong berjalan beberapa langkah, kemudian berhenti dan menatap ke arah sang guru nya itu.
Terlihat sang guru masih menatap kearah nya dengan tersenyum sambil melambaikan tangan nya.
Perlahan lahan,tubuh sang guru berubah menjadi cahaya putih berwujud manusia dan melesat terbang keangkasa secepat Sambaran kilat.
Shin Liong bergegas menaiki punggung si putih sahabat nya itu yang langsung melesat pergi menuju kesatu arah.
Di satu tempat,mereka memasuki sebuah goa panjang berliku liku.
Setelah cukup lama berlari dalam kegelapan lorong goa,akhirnya mereka tiba di ujung goa di sebuah hutan belantara yang lebat.
Setelah menutupi mulut goa dengan pormasi gaib,mereka kemudian meneruskan perjalanan mereka kembali.
Tidak ada tujuan yang pasti,mereka berjalan saja entah sampai kemana.
Menjelang sore,si putih berhenti di pinggir sebuah tebing batu yang tinggi dan curam.
Karena tidak ada goa tempat bermalam,maka Shin Liong terpaksa tidur di tempat terbuka di bawah sebatang pohon yang besar dan tinggi.
Shin Liong segera mengumpulkan kayu kayu kering untuk membuat api.
Di ambil nya beberapa kerat daging asap dari dalam cincin ruang nya lalu dia letakan diatas bara api.
Tidak berapa lama,aroma daging bakar pun menyebar kemana mana ke seantero hutan itu.
"Besok kita harus mencari binatang buruan putih, persediaan daging kita mulai menipis" kata Shin Liong kepada serigala perak itu sambil melemparkan dua potong singkong kedalam api.
Sang serigala perak mengaum panjang pendek yang cuma di mengerti oleh Shin Liong seorang.
setelah beberapa saat,singkong bakar pun matang bersama daging bakar nya.
Shin Liong melemparkan dua kerat daging bakar kepada serigala perak itu yang langsung melahap dengan rakus nya.
Sedangkan Shin Liong makan singkong bakar bersama daging bakar dengan nikmat nya.
"Apakah kau bisa mencium bau air, putih ?" tanya Shin Liong kepada si putih sang serigala perak itu.
Serigala perak itu mengaum pendek sambil menganggukkan kepalanya.
"Jauh apa dekat dari sini, putih ?" tanya Shin Liong lagi.
Serigala perak itu kembali mengaum panjang pendek sambil menggelengkan kepala nya.
...****************...
Tingkat kultivasi.
Alam manusia.
1,Alam Sudra.
2,Alam Taruna.
3,Alam Ksatria.
4,Alam Raja.
5,Alam Brahmana.
Tingkat Alam Dewa rendah.
1,Dewa Bumi.
2,Dewa Laut.
3,Dewa Langit.
4,Dewa Bintang.
5,Dewa Sorga.
Tingkat Dewa Alam Dewa menengah.
1,Dewa Perunggu.
2,Dewa Perak.
3,Dewa Emas.
4,Dewa Berlian
5,Dewa Cahaya.
Tingkat Alam Dewa Sempurna.
1,Dewa Sempurna.
2,Dewa Paripurna.
3,Dewa Agung.
Sengaja saya buat tingkatan ini dengan bahasa Indonesia,agar mudah di ingat.
Dari sekian banyak cerita, baru kali ini aku menemukan cerita yang sangat buruk seperti ini, baik cerita di Novel Toon maupun di Fizzo Novel, cerita ini adalah yang paling buruk.
Mulai dari terjemahannya dan juga kata-katanya sangat buruk.