Vior terlahir mempunyai kemampuan melihat makhluk tak kasat mata, namun Vior menyembunyikan kelebihannya itu karena takut dianggap gila.
Bagaimana jadinya jika Vior dihadapkan dengan para arwah penasaran yang meminta tolong kepadanya? dan Vior harus mengungkap misteri kematian tak wajar para arwah penasaran itu.
Akankah Vior sanggup menolong para arwah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Menjenguk Nenek
Sesampainya di rumah, Vior masuk ke dalam rumah dan terkejut kala melihat mamanya duduk termenung dengan wajah yang sedih. "Mama kenapa, kok sedih?" tanya Vior sembari duduk di samping mamanya.
"Nenek kamu sakit Vi, mama bingung harus bagaimana?" sahut Mama Rose.
"Kok bingung, kita ke pergi saja ke kampung menjenguk nenek," ucap Vior.
"Tapi bagaimana dengan kuliah kamu? kamu itu baru sehari masuk kuliah, masa sudah mau absen," sahut Mama Rose.
"Kebetulan Vior libur seminggu Ma, ada masalah di kampus jadi kita bisa pergi menjenguk nenek," ucap Vior.
"Alhamdulillah kalau begitu, ya sudah sekarang Mama beres-beres dulu, mumpung masih siang kita berangkat sekarang saja," ucap Mama Rose.
"Oke. Vior juga mau beres-beres barang Vior dulu."
Vior pun masuk ke dalam kamar, dia segera membereskan baju ganti untuk di sana. "Vi, Vior, kamu di mana?" teriak Caramel.
"Aku di kamar Mel, masuk aja," sahut Vior.
Caramel pun masuk ke dalam kamar Vior. "Loh, kamu mau ke mana? kok beres-beres?" tanya Caramel.
"Aku mau pulang kampung dulu, soalnya nenek aku sakit," sahut Vior.
"Ya, aku sendirian dong gak ada teman," keluh Caramel.
"Main sendiri dulu, palingan aku pulang pas mau masuk kuliah aja," ucap Vior.
"Tuh 'kan lama, pasti bakalan sepi," keluh Caramel dengan wajah sedihnya.
"Apa kamu mau ikut Mel?" tanya Mama Rose yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar.
"Hah, memangnya Caramel boleh ikut, tante?" tanya Caramel dengan mata yang berbinar.
"Boleh kalau kamu mau, tapi kamu harus minta izin dulu sama orang tua kamu," ucap Mama Rose.
"Baiklah, Caramel mau bilang dulu sama Ayah Bunda." Caramel dengan semangat langsung berlari keluar membuat Rose dan Vior geleng-geleng kepala.
Tidak lama kemudian, Caramel pun kembali masuk ke dalam rumah Vior. "Tante, kata Bunda, Caramel boleh ikut asal jangan menyusahkan Tante sama Vior," ucap Caramel dengan senangnya.
"Nenek Vior itu rumahnya di kampung, memangnya yakin kamu mau ikut?" tanya Mama Rose menyakinkan.
"Gak apa-apa, dari pada aku di sini kesepian gak ada teman," sahut Caramel penuh semangat.
"Ya sudah, kalau begitu kamu siap-siap sana sebentar lagi kita berangkat," ucap Mama Rose.
"Oke, tante."
Setelah sudah siap, ketiganya berangkat menggunakan bus travel. Vior dan mamanya sudah lama tidak menjenguk neneknya karena terkendala oleh keuangan yang sangat sulit. Rose hanya bekerja sebagai pelayan di sebuah toko kelontong dan gajinya pun tidak seberapa.
"Mel, rumah nenekku di kampung banget jadi kalau kamu merasa tidak nyaman, maaf ya," ucap Vior.
"Gak apa-apa, justru aku ingin sekali merasakan tinggal di kampung gitu kayanya segar dan tenang," sahut Caramel.
Cukup lama mereka melakukan perjalanan, hingga menjelang maghrib pun mereka sampai. Bus yang mereka tumpangi hanya bisa berhenti di pinggir jalan, dan untuk masuk ke kampungnya mereka harus berjalan sebentar, Kira-kira 15 menitan.
"Vi, kok kampungnya sepi banget sih gak ada orang sama sekali?" tanya Caramel.
"Mel, di kampung ini ada larangan jika menjelang maghrib warga dilarang keluar rumah. Dan jika ada yang tanggung lagi di perjalanan, diharapkan orang itu jangan menoleh ke belakang jika sedang berjalan," sahut Vior.
"Hah, kenapa?" tanya Caramel penasaran.
"Entahlah, mungkin kalau nengok belakang akan melihat penampakan," sahut Vior.
Caramel langsung merapatkan tubuhnya kepada Vior dan merangkul lengan Vior. Sedangkan Rose berjalan di depan dan benar saja, Rose sama sekali tidak menoleh ke belakang.
Pada saat sampai di pertigaan jalan, terdapat sebuah peringatan jika ketiganya tidak bisa melewati jembatan karena jembatannya sedang diperbaiki. "Loh, terus kita harus lewat mana, Ma?" tanya Vior.
"Kalau begitu, kita terpaksa harus lewat pematang sawah itu karena tidak ada jalan lain lagi," sahut Mama Rose.
Vior dan Caramel langsung menyalakan senter di ponselnya karena hari sudah mulai gelap. Vior berjalan paling belakang, dari kejauhan Vior melihat remang-remang cahaya dari jembatan yang sedang diperbaiki. Namun ada yang membuat Vior aneh.
"Terdengar riuh tapi kok gak kelihatan ada orang, apa mereka sudah pada pulang ya atau jangan-jangan lagi istirahat dulu?" batin Vior.
"Kalian hati-hati jalannya jangan sampai lengah, bisa-bisa kalau lengah kalian jatuh ke sawah!" teriak Mama Rose tanpa menoleh ke belakang.
"Oke, Ma," sahut Vior.
"Buruan jalannya sudah semakin gelap ini!" teriak Mama Rose.
Caramel tidak ingat dengan ucapan Vior, dia pun tanpa sadar menoleh ke belakang. Seketika mata Caramel melotot kala melihat seorang pria berdiri di belakang Vior dengan tubuh penuh dengan lumpur dan wajah yang sangat pucat. "Huawaaaaaaa....... " teriak Caramel.
Vior terkejut, dia pun menoleh ke belakang dan pria itu masih berdiri menatap Vior. "Tolong aku."
Vior segera menyusul Caramel dan menarik Caramel untuk ikut dengannya. Sedangkan Rose sudah berjalan sangat jauh di depan. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 20 menitan, mereka pun sampai di rumah nenek Vior.
Sampai di dalam rumah, ketiganya tampak ngos-ngosan. "Ini minumannya, diminum dulu," ucap Muna.
"Terima kasih Mun," sahut Mama Rose.
"Terima kasih, Bi," sambung Vior.
Muna adalah adik Rose, usia dia saat ini sudah menginjak 27 tahun namun sampai saat ini, dia belum juga mendapatkan jodoh. "Tadi kamu kenapa berteriak, Caramel?" tanya Mama Rose.
"Tadi Caramel lihat setan, tante," sahut Caramel yang masih bergetar itu.
"Tadi 'kan Vior sudah jelaskan, jangan nengok ke belakang, kamu ngeyel sih," ucap Mama Rose.
"Iya, maaf tante tadi Caramel penasaran saja dengan yang diucapkan oleh Vior makannya Caramel menoleh ke belakang," sahut Caramel.
"Ibu baik-baik saja 'kan, Mun?" tanya Mama Rose.
"Tadi aku sudah bawa ke puskesmas, dan sekarang Alhamdulillah bisa tidur nyenyak," sahut Muna.
"Ya sudah, teteh tidak akan menemui ibu dulu kasihan biarkan dia istirahat. Besok saja teteh menemuinya," ucap Mama Rose.
"Lebih baik sekarang kalian bersihkan diri kalian dulu, biar aku siapkan kamar untuk kalian tidur," ucap Muna.
Tidak lama kemudian, terdengar hujan turun dengan sangat deras membuat udara seketika dingin sampai menusuk tulang. Ketiganya merasa kelelahan, mereka pun memutuskan untuk beristirahat di kamar yang sudah disiapkan oleh Muna. Mereka tidur bertiga secara berdempet-dempetan dan tidak membutuhkan waktu lama, ketiganya pun langsung masuk ke dalam alam mimpi masing-masing.
Sementara itu, di sebuah rumah yang sangat sederhana seorang wanita muda mondar-mandir di depan pintu. Dia sangat khawatir karena suaminya belum pulang. "Kang Wahyu ke mana, kok jam segini belum pulang?" batin wanita muda yang bernama Yuni itu.
Yuni benar-benar merasa cemas karena tidak biasanya Wahyu belum pulang ke rumah.
pas nih 4 pasangan...
yg Deril ttp sama Vior donk...
waaah dosen ghaib, dulu waktu kuliah aku pernah ngasih julukan sama dosen yg waktu di cari susah pas ngga di cari dia ada, dan jarang banget ketemu...
aku kira dia dosen ghaib eeh ternyata dia beneran dosen terbang alias dosen yang di ambil dari univ lain 🤣🤣
dosen nya pun juga orang nya dingin jarang bisa interaksi sama dia mkanya kami bilng dosen ghaib 🤣🤣🤣🤭