NovelToon NovelToon
Selalu Menunggu

Selalu Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Windia

Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baikan

"kamu kenapa sayang" Devan berusaha mendekatinya.

Lila langsung menjaga jarak dengan Devan yang sedari tadi berusaha mendekatinya.

"Dev aku mau sendiri, jadi tolong keluar dari sini" ucap Lila berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah.

"Sayang kamu sebenarnya kenapa sih" Devan semakin panik karena melihat mata Lila sudah mulai memerah.

"Aku mau putus Dev" dengan susah payah Lila mengatakan hal tersebut yang membuatnya begitu sesak.

"Ma maksud kamu apa sayang"

"Aku mau putus"

"Gak gak aku mau tau alasan kamu, kenapa kamu mau putus?" Devan mengusap rambutnya frustasi.

"Emang harus ada alasan"

"Sayang kamu jangan giniiin aku pliissss"

"Maaf Dev tapi aku udah nggak bisa"

"Sekarang kamu tenang yah" Devan mencoba menenangkan Lila

"Devan sekarang udah sore mendingan Kamu pulang sekarang" memang benar sekarang udah sore karena seblhabis pulang sekolah tadi Devan langsung berangkat ke rumah Lila untuk menemuinya.

"Nggak sayang aku mau tau alasan kamu putusin aku"

"Kamu udah bohongin aku Dev" tiba-tiba Lila bersuara didalam Isaknya.

"Kapan aku bohongin kamu"

"Kemaren kamu bilang bakalan ke kantor paphmu, tapi apa Dev" Lila memukul dada Devan

"Kenapa kamu malah makan di cafe bersama perempuan hah?" Kini Isak Lila mulai terdengar.

"Ka kamu salah paham sayang, yang kamu liat nggak seperti yang kenyataannya" jawab Devan karena Sekang dia mengerti arah pembicaraan Lila." Devan meraih tangan Lila dan menggenggamnya. Devan mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Lila.

"Aku sama sekali nggak ada hubungan sama Amanda". Ucap Devan.

"Kalaupun nggak ada hubungan kenapa sampe ngusapin bibir kamu" Lila sudah frustasi karena selalu mengingat kejadian kemarin.

"Aku udah ngehindar sayang"

"Ngehindar katamu nggak salah dengar, sedangkan kamu malah balik natap dia Devan" suara deru napas Lila mulai terdengar disertai dengan Isaknya.

Tak butuh waktu lama Devan langsung menarik tubuh Lila ke dalam pelukannya.

"Sayang aku mohon percaya sama aku" Lila langsung melepaskan pelukan Devan.

"Pliss Dev aku sayang banget sama kamu jangan kecewain aku" suara Lila semakin bergetar.

"Aku juga sayang sama kamu sayang, aku mohon jangan bilang kata-kata itu lagi"

Ucap Devan penuh harapan karena dia tidak mau mendengar kata putus dari kekasihnya ini.

"Maafin aku Dev" akhirnya emosi Lila mereda dan mulai menerima penjelasan dari Devan. Kini keduanya melepaskan Pelukan masing-masing.

"Sekarang kamu janji sama aku kalo ada masalah langsung bilang ke aku jangan langsung ngomong putus sayang" ucapan Devan begitu lembut.

"Maaf aku takut kehilangan kamu Dev"

Mendengar ungkapan Lila terukir senyum di bibir Devan.

"Jangan nangis lagi ayah aku nggak suka liat kamu nangis" Devan kini telah mengusap sisa air mata Lila.

"Makasih udah bisa ngertiin aku Dev"

"Seharusnya aku ayang bilang makasih ke kamu karena kamu udah bikin hidup aku lebih berwarna".

"Ihhh apaan sih gak jelas" sekarang pipi Lila merah merona dibuat oleh Devan.

"Tuh kan salting" Devan mencubit hidung Lila dengan gemas.

............

"Aku nggak mau tau mah aku harus dapetin Devan" ucap Amanda sangat sini dan penuh harap kepada Devan.

"Kamu tenang saja sayang bisnis orang tua Devan berada di atas kendali mamah" jawab Nidya yang mengingat hutang orang tua Devan pada perusahaannya.

"Mamah yakin soal itu?"

"Of course, tidak ada yang bisa melawan keinginan Nidya" ucapnya meyakinkan Amanda. Nidya dan Amanda saling berpandangan dengan tatapan yang penuh kejahatan.

Hhhhhh canda kejahatan

............

"Sayang pelan-pelan jalannya, nanti kamu jatoh" ucap Devan yang kini melihat Lila begitu tergesa-gesa dalam berjalan menuju toko aksesoris.

"Dev aku mau beli yang ini boleh nggak?" Tanya Lila menunjukkan sebuah gelang yang terbuat dari kerang.

"Ambil aja sayang"

"Tapi kamu suka nggak"

"Suka"

"Ya udah aku mau kita coupelan" tak tunggu waktu lama Devan langsung mengangguki permintaan Lila.

Setelah membayar semua belanjaannya Lila dan Devan memutuskan untuk ke pinggir pantai untuk melihat sunset.

"Dev kalo kamu udah di luar negeri apa kita bakal tetap saling ngasih kabar nggak?"

Pertanyaan Lila sontak membuat Devan menoleh.

"Maksud kamu apaan sayang" heran Devan.

"Kita kan nggak tau kehidupan kita masing-masing kedepannya bagaimana, siapa tau kita akan lebih sibuk dengan tugas kuliah mungkin" ujar Lila.

"Sesibuk apa pun kita ke depannya intinya jangan lupa saling ngasih kabar yah walaupun nggak setiap hari".

"Tapi kamu janji yah kalo kamu di sana jangan coba-coba tertarik dengan wanita lain".

"Oh jadi ceritanya ada yang cemburu nih" Devan mencubit pipi Lila.

"Aku kan cuma ngingetin kamu"

"Gengsi banget sih pacar aku ini"

"Dev apaan sih jangan gitu kita lagi di tempat umum" bagaimana Lila tidak nyaman karena Devan sekarang telah memeluknya dari belakang.

"Biarin tetep gini sayang aku lagi kangen sama kamu". Devan semakin mengeratkan pelukannya.

Akhirnya Lila memutar badannya yang kini telah berhadapan dengan Devan yang berada sangat dekat dengannya.

"Dev coba penjamin mata kamu Sekarang" tak butuh waktu lama Devan langsung menuruti ucapan Lila.

Hal yang  tak terduga terjadi, Lila sedikit berjinjit kemudian mencium pipi sebelah kanan Devan. Mendapat perlakuan dari Lila Devan langsung mencium bibir kekasihnya dengan penuh kelembutan. Sungguh situasi yang sangat di tunggu-tunggu Bagi semua pasangan adalah berciuman dengan pemandangan belakangannya yaitu sunset.

Coba kalian bayangin indah sekali.

............

"Devan harus bertunangan dengan Amanda mah" ucap Johan kepada Talia.

"Apa keputusan ini terlalu cepat pah" tali sedikit ragu.

"Lebih cepat lebih baik mah"

"Tapi Kan Devan sama Amanda baru saja bertemu, pasti Devan tidak akan menyetujuinya"

"Devan tidak akan bisa membantah mah karena papah akan memberi tahu Devan satu hari sebelum acaranya" ucap Johan dengan begitu lantang.

"Tapi kenapa papah sangat terburu-buru"

"Karena Nidya yang meminta papah melakukannya mah"

"Apa?"

"Mamah lupa kalau kita masih  punya hutang dengan Nidya" Talia langsung mengingat kejadian 5 tahun lalu, dimana bisnis Johan hampir bangkrut dan untung saja ada Nidya yanga menawarkan modal untuk menutupi kekurangan itu akan tetapi Nidya memberi bantuan tidak gratis, dia membuat perjanjian bahwa anaknya harus di nikahkan dengan Amanda yaitu putrinya.

"Mamah berharap Devan bisa menerima semua keputusan ini".

"Jangan khawatir mah Devan pasti menerima semua ini" jawab Johan dengan begitu percaya diri.

"Ya sudah mah ayo kita urus persiapan Devan berangkat Minggu ini"

"Pasti mamah akan selalu merindukan Devan". Ucap thalia dengan penuh kesedihan.

Melihat istrinya yang sedih Johan segera memeluk istri tercintanya dan begitu juga thalia yang langsung membalas pelukan suaminya. Jika dipikir-pikir orang tua Devan sebenarnya sangat baik akan tetapi karena terjebak di dalam permainan Nidya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!