DILARANG PLAGIASI! KARYA ORISINIL NURUL NUHANA.
Apa yang akan kalian lakukan jika menyadari kehidupan kalian dalam bahaya? Tentunya takut bukan?
Itulah yang saya alami, setelah secara tidak sengaja membantu membayarkan makanan seorang pria di sebuah Kafe. Sebuah kebaikan dan ketidaksengajaan yang membuat hidup saya masuk ke jurang kesengsaraan dan kriminalitas. Pria yang sempat saya tolong itu menjadi obsesi dan semua tindakannya untuk mendapatkan saya sudah sangat mengganggu ketenangan dan membahayakan.
Gilanya obsesi pria itu sampai memaksa saya untuk menikah dengannya. Saya yang ketakutan dan terancam, menerima pernikahan itu dengan terpaksa. Saya tetap saja tidak mencintai suami saya, walau perlakuannya seperti malaikat. Tapi suami saya juga bisa langsung berubah menjadi iblis jika saya memberontak.
"Kurang ajar! Kabur sejauh ini ternyata kamu ingin mengaborsi anak kita!" Hans membentak dan mencengkram dagu saya.
"Kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya Mona!" ejeknya tertawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NURUL NUHANA., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUARA MENGEJUTKAN!
Kami bertiga sudah sampai ke rumah Lisa, Mamanya terlihat cemas karena kami pergi terlalu lama. Lisa menceritakan kejadian yang baru saja kami alami, Mama Lisa mengucap syukur karena tidak terjadi apa-apa dengan kami bertiga. Kami makan malam berempat dengan Mama Lisa. Selesai makan kami sedikit mengobrol dan saling melempar kelakar di meja makan. Tak lama setelah itu, Mama Lisa izin pamit untuk tidur, karena merasa badannya sedang tak sehat. Memang sejak saya datang, Mama Lisa terlihat lemas dan wajahnya sedikit pucat. Ternyata Mamanya sedang meriang, Kata Lisa karena Mamanya kecapekan.
Selesai makan dan mencuci piring, kami bertiga kembali ke kamar Lisa. Tidak lupa sudah mencuci wajah, berwudhu dan mencuci kaki. Namun bukannya langsung tidur, kami bertiga malah memutuskan untuk menonton film horor. Itu semua idenya Milu, dan Lisa juga mau diajak. Sementara saya rasanya sudah sangat lemas seperti kehabisan cakra, hahaha.
"Kamu tidur saja Mona, biar saya dengan Lisa yang menonton film." Ucap Milu yang tengah sibuk menata laptop di samping kanan saya.
"Em ... Tapi jangan berisik ya!" peringatan saya yang sedang telungkup di bawah selimut.
"Iya ... tenang saja!" jawabnya cengengesan.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Lisa datang sambil membawa semangkuk besar popcorn. Saya langsung terkejut melihatnya, mata mengantuk tadi langsung segar. Lisa duduk di sebelah saya dengan saya di tengah-tengah antara Lisa dan Milu.
"Sudah ayo, kita nonton!" ujar Lisa.
"Kamu dapat dari mana popcorn itu Lisa?" tanya saya curiga.
"Dari kulkas, saya simpan biji popcornnya. Barusan saya masak," jawabnya.
"Banyak sekali kamu masak, gak akan habis itu!" ujar saya.
"Habis ... Tenang saja! Iya gak Milu?" seru Lisa dan meminta persetujuan Milu.
"Iya, kitakan rakus!" sahut Milu membuat kami bertiga sontak tertawa.
"Terserahlah ya. Saya gak ikut nonton, saya ngantuk," ucap saya.
"Iya ...," sahut mereka.
Saya mulai memejamkan mata dan terlayang, namun baru sepuluh menit menutup mata, suara dari film yang mereka tonton sangat kuat dan mengganggu istirahat saya. Saya mencoba menutup telinga saya dengan bantal, namun suaranya masih saja menembus telinga. Saya tidak tahan lagi, akhirnya saya duduk dengan suasana hati yang sangat kesal.
Melihat hal itu, Lisa dan Milu langsung menatap saya. Dan Milu bertanya,"Loh gak jadi tidur?"
"Gimana mau tidur kalau kalian berisik sekali!" jawab saya marah.
"Di pelanin dong suara filmnya! Sampai menggema di seluruh ruangan!" gerutu saya.
"Ih ... Ini sudah pelan, kalau dikecilin lagi, nanti malah gak kedengaran!" balas Milu.
Saya hanya bisa bernapas kasar, mau tidur pun rasanya sulit sekali. Saya lihat juga film horor yang mereka tonton, tanpa sadar saya pun ikut menegang dibuatnya. Awalnya hanya melihat sekilas, lama-lama jadi keterusan. Tanpa sadar tangan saya ikut mengambil popcorn yang berada di tangan Lisa. Karena Milu sulit menjangkaunya, saya mengambil alih mangkuk besar popcorn itu dan meletakkannya di paha. Kami bertiga ikut terbawa suasana dan ketakutan, adegannya bercampur antara hantu dan psikopat. Yang paling membuat saya ketakutan adalah adegan sang psikopat memperkosa sang pemeran wanita lalu menyiksanya di bawah gudang yang gelap dan seram. Saat psikopat itu pergi, muncul hantu berkepala besar menyeramkan sambil mengatakan "Kamu akan mati! Sama seperti saya!" kepada sang korban pemerkosaan itu. Dalam tubuh terikat di ranjang, wanita itu tidak bisa lari menghindari hantu tersebut, ia hanya bisa menangis, menjerit, dan berdoa agar hantu itu pergi. Ternyata hantu tersebut adalah korban yang meninggal karena siksaan dari psikopat itu, dan hantu itu membalaskan dendamnya kepada sang psikopat. Namun saat ada korban lain, hantu itu berusaha menolongnya, dengan merasuki korban dan melawan sang psikopat. Namun diakhir cerita, bukannya sang psikopat mati, malah hantu itu yang di kutuk dengan mantra. Hingga akhirnya sang psikopat dan korbannya selamat dari hantu itu. Ternyata hantu yang dinamai warga sekitar sebagai Surren itu bukanlah korban sang psikopat, ia adalah wanita yang dulunya menjadi tumbal dari sekte sesat yang diikutinya sendiri. Surren memang selalu menebar fitnah kepada siapapun yang ditemuinya, dan merasuki orang itu untuk membunuh pelaku. Dan sang psikopat dan wanita yang diperkosanya tadi sama-sama korban, mereka saling dirasuki bergantian untuk melakukan kejahatan. Setelah ditolong aliran sekte sesat itu sendiri, akhirnya mereka berhasil mengutuk Surren dan membinasakannya. Diakhir cerita selanjutnya, sang psikopat meminta maaf kepada korbannya, hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta dan menikah. Begitulah kurang lebih rangkuman film ini, banyak sekali kejutan tak terduga di dalamnya.
"Ya ampun, ternyata hantunya yang jahat!" ujar Milu sesaat setelah film itu selesai kami tonton.
"Iya ih, kirain yang jahat si psikopat itu. Ternyata dia juga korban dirasuki hantunya, makanya jadi jahat," timpal saya.
"Seram ya, jadi takut deh!" seru Lisa.
"Iya ih sama, lihat ini rambut tangan saya berdiri semua," setuju saya seraya menunjukkan tangan.
"Merinding deh jadinya, nanti kalau dia ada di sini gimana?" tanya Milu semakin membuat saya parno.
"Ih ... Sudah deh jangan dibahas lagi. Mending kita tidur, besok kerja!" seru saya.
"Untung film luar negeri, jadi si Surren gak bakal ada deh di sini," ujar Lisa.
"Ih ... siapa bilang? Dia kan hantu, pasti bisa kemana-mana dong!" seru Milu tak setuju.
"Yaudah sana panggil, pasti gak ada!" tantang Lisa.
"Yaudah kamu saja sana yang panggil!" suruh Milu dengan wajah sombongnya.
"Nih ya lihat!" ujar Lisa.
"Surren ... Surren ... Muncul dong!" panggil Lisa sambil melihat ke sekitar.
"Gak muncul dia!" ujar saya yang ketakutan dan hanya menampilkan kepala dari balik selimut.
"Ada pasti!" sahut Lisa, ia mengambil mangkuk popcorn dan dengan santai memakannya.
"Surren ... Muncul dong" panggil Lisa, wajahnya terlihat sangat songong.
"Surren ... Surren ..., Surr-," panggil Lisa namun langsung terpotong.
"GDUARRRRRR!"
"ARHHHHHHH**HHHHHHHHHH**!" Kami bertiga langsung menjerit sekuatnya saat suara keras menghantam seng kamar milik Lisa. Hingga mangkuk popcorn yang dipegang Lisa tercampak dan isinya berserakan kemana-mana. Kami bertiga sontak berpelukan lalu melihat ke sekitar apa yang sebenarnya terjadi.
"Tuhkan makanya jangan dipanggil!" marah saya.
"Tahu itu Lisa!" timpal Milu.
Lisa sontak tertawa, dan berkata,"Itu monyet!"
"Monyet apaan, orang suaranya macam rudal begitu," balas saya.
"Di sini itu ada monyet yang lepas, memang biasanya suka mengganggu warga kalau malam hari," jelas Lisa.
"Yang ngeri sekalinya lingkunganmu ini Lisa, monyet pun sampai lepas!" ucap saya tak habis pikir.
"Iya, paling dia tadi ngambil kepala itu. Kan di samping rumah saya ada pohon kepala, pasti yang jatuh tadi kelapanya," jelas Lisa.
"Tapi jantung rasanya masih copot ini!" ujar Milu.
"Sama ih!" sahut saya.
"Lisa?" panggil Mamanya dari luar.
"Iya Ma?" sahut Lisa.
Lisa berjalan membukakan pintu, saya dan Milu yang ketakutan pun langsung mengekorinya. Terlihat Mama Lisa sudah berdiri di depan pintu dengan tubuh yang diselimuti.
"Ada apa Ma?" tanya Lisa.
"Coba lihat ke luar, ada apa. Kok suara di seng kamar kamu tadi kuat sekali. Memang buah kelapa yang jatuh atau apa?" perintah Mama Lisa.
"Iya Ma," sahut Lisa.
Kami bertiga mengecek ke luar rumah dan memeriksa pekarangan, sementara Mama Lisa menunggu di teras. Memang ada pohon kelapa setinggi 7 meter di samping kiri rumah Lisa, namun saat kami memeriksanya, tidak ada buah kepala yang jatuh.
"Ada Lisa?" tanya Mamanya dari teras.
"Tidak ada Ma, besok dilihat lagi deh Ma. Soalnya malam gak kelihatan, gelap!" jawab Lisa.
"Yaudah masuk, mungkin monyetnya yang jatuh!" seru Mamanya.
Kami bertiga berhenti mencari, memang di sekitar bawah pohon tidak ada kelapa yang terjatuh. Namun di sebelah semak-semak dan pagar rumput sana kami tidak tahu, entah buah kelapa itu menggelinding ke semak-semak. Selain gelap, kami juga takut ada ular.
"Kelapanya pasti sudah dibawa sama monyetnya, masa dia sudah capek-capek panjat pohon, buahnya ditinggal begitu saya!" jelas saya.
"Iya juga ya," sahut Lisa dan Milu.
"Ayo deh masuk, takut ada monyetnya pula nanti!" Ajak saya kemudian kami masuk ke dalam dan langsung memilih tidur, karena jam sudah menunjukkan pukul 00:00 WIB.
Untung berhasil selamat.
Walau baju sudah compang-camping!
Tapi masa Mona mati?/Sob/
Makanya jangan banyak tingkah Hans!
Masuk ICU kan jadinya/Drowsy/
Riko siapa ini?/Scream/