“Apa! Aku impoten.”
Super kaya dengan wajah tampan menawan membuat wanita menggilai dan bertekuk lutut di bawah kakinya, Namun hingga saat ini Devano Kaisar belum terlihat memiliki pasangan, membuat orang meragukan kelaki-lakiannya.
“Rumor sampah. Aku tidak akan menikah jika belum menemukannya,” Bayangan perempuan misterius berkalung emas terkenang yang menyelamatkan nyawanya.
Hingga suatu situasi membuat pertahanan Devan runtuh. Ia terpancing membuktikan keganasannya di ranjang dengan gadis cantik, pekerja keras bernama Jasmine putri. Namun sial, perempuan itu ternyata pelayan rumahnya.
Terjebak satu malam panas membuat Devan harus menikah dengan Jasmine si pelayan. Ini gila. Kenapa harus dia? Sungguh Devan tidak terima karena telah melanggar janjinya untuk tidak menikah. Bagaimana dengan perempuan misterius yang menolongnya?
Dan Jasmine segala upaya ia lakukan agar bisa membiayai kuliahnya namun takdir malah membawanya menikah dengan majikan. Ini gila!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Devan
Di gedung perkantoran yang menjulang tinggi di sebuah ruangan terlihat seorang pemuda tampan duduk di kursi kebesarannya sembari mengamati layar komputer. Terlihat begitu serius mengerjakan beberapa laporan.
Suara ketukan pintu terdengar membuat perhatiannya teralihkan ke arah benda persegi tersebut terlihat sang asisten. Pemuda itu hanya menatap sekilas kemudian kembali pada layar komputernya.
“Van pesanan apalagi ini! Kau mengirim rantang dan teplon dadar ke rumahku?” Sosor Rey terlihat putus asa setelah menerima panggilan telepon.
“Emm,” jawab Devan dengan deheman.
“Rumahku sudah seperti toko perabotan!” decaknya semakin kesal.
Devan menghela napas panjang. Ya, selama ini dia memang selalu mengikuti live streaming Jasmine dan memesan barang-barang yang di promosikan oleh perempuan itu. Apalagi saat ia penasaran dengan jawaban pertanyaan dari penonton mengenai Jasmine dan Nathan Wang maka dia akan memesan barang dengan jumlah yang banyak dan rumah Rey lah yang menjadi sasarannya menjadi tempat menampungan.
Rey duduk di sofa menatap Devan.
“Aku sudah menyelediki dari mana asal barang pesananmu itu. Kau memesan dari akun Mimin Imut kan? Itu akun istrimu,” jelas Rey melengkungkan senyum mengejek.
Devan menghentikan tangannya yang bergerak lincah di tombol keyboard. Kemudian menatap Rey. Ternyata asistennya tahu.
“Itu bukan urusanmu!” ketus Devan lalu kembali pada pekerjaannya.
“Kenapa kau terus memesan barang padanya. Kau ingin menafkahinya. Sekarang kau peduli padanya,” goda Rey.
“Jangan bicara sembarangan! Jangan berpikir terlalu jauh,” sambar Devan memasang wajah tak suka.
“Aku hanya ingin membantunya,” jelas Devan datar.
Kedua sudut bibir Rey terangkat, melipat tangan di dada. “Van. Sejak kapan kau peduli dengan perempuan apalagi pelayan dirumahmu,” skak Rey tahu betul ini bukan Devan.
“Ayo mengakulah. Kau mulai jatuh cinta padanya,” tebak Rey.
Jatuh Cinta ....
What ...
Devan tersentak seketika menghentikan kegiatannya. Apa dia jatuh cinta dengan pelayan rumahnya? Oh astaga itu tidak mungkin.
“Aku tidak mungkin jatuh cinta pada pelayan! Aku masih waras,” tegas Devan.
“Sudah sebaiknya kau pergi dari sini, dari pada bicara yang tidak-tidak” usir Devan kesal.
Rey mengendikkan bahunya. Pemuda itu bangun dari duduknya beranjak. “Baiklah tapi ingat ini cinta dan benci itu hanya setipis tisu toilet,” ujar Rey kemudian berlalu.
Devan terdiam ucapan Rey mengusik pikirannya. Jatuh cinta pada pelayan? Apakah perasaanya bencinya telah berubah?
***
Malam semakin larut di sebuah ruangan kantor Devan berdiri di depan dinding kaca menatap keindahan malam dengan pikiran terusik dengan ucapan Rey.
Sekuat hati Devan menyakinkan dirinya jika dia tidak mungkin jatuh cinta pada pelayan yang telah menjadi istrinya itu.
Devan berjalan menuju meja kerjanya duduk di kursi kebesaran kembali melanjutkan perkerjaan di memilih lembur. Devan kembali menatap layar komputernya.
Sebuah dering notifikasi dari ponselnya terdengar, Devan tahu pesan apa itu.
Devan menatap layar ponselnya. Notifikasi dari akun mimin imut. Ya perempuan itu sedang melakukan siaran live.
“Aku tidak mungkin jatuh cinta pada pelayan!” gumam Devan.
Menghela napas panjang Devan iseng mengusap layar, sama malam-malam sebelumnya. Membuktikan bahwa tidak ada getaran dalam hatinya saat melihat Jasmine.
Devan telah masuk ke dalam live Jasmine.
“Mimin cantik banget,”
“Mimin dari nyalon ya,”
“Iya Mimin di traktir nyalon sama koko Nathan. Makasih koko Nathan udah di bayarin semuanya.”
Sejenak pemuda itu mengerjapkan mata, seakan tak percaya dengan apa yang ada di layar. Seorang perempuan cantik dengan rambut panjang tergerai. Devan terpanah, terbius akan wajah indah itu. hingga sebuah perasaan membuncah.
Deg ...
Irama jantung Devan seketika bergemuruh, berdetak menggila saat menatap wajah Jasmine
“Ada apa denganku? Aku .....” Devan memegang dadanya.
“Apa benar telah aku jatuh cinta padanya?” ucapnya Devan tak henti menatap wajah cantik yang ada di layar dengan irama jantung betalun.
ah ...kan ....nah kan ...
Like, coment ....ye