Akhir dari Bumi ini, telah ditakdirkan, tidak ada yang bisa menyelamatkannya.
Pada akhirnya, Hero terakhir juga dikalahkan, dan dibunuh oleh kejahatan.
Tapi, kesempatan itu datang padanya, Hero terakhir yang bertahan.
Dia mengalami sesuatu yang ada dalam cerita 'regressed'.
Tapi, Bumi yang ia tinggali jauh berbeda dengan apa yang ia tahu, Bumi yang merupakan dunia sihir, juga
ternyata adalah dunia XXXX.
[Semakin banyak dukungan, semakin semangat update]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ESNemesis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 : Libur #2
Setelah lewat beberapa hari, akhirnya kompetisi duel 16 peserta telah dimulai.
Bangku penonton stadion colosseum itu cukup penuh dengan penonton, sedangkan tempat khusus keluarga kerajaan tidak di tempati, hanya tempat khusus tamu VIP yang biasanya bangsawan atau orang kaya di tempat beberapa orang saja.
Setiap 16 peserta memiliki ruang pribadinya sendiri di stadion colosseum, dan berduel di arena stadion colosseum tersebut.
16 peserta itu akan duel dengan pilihan acak yang menjadi babak pertama, peserta yang menang dari babak pertama ini akan berlanjut ke babak kedua.
Babak kedua ini hanya akan tersisa 8 peserta, dan sisa peserta tersebut akan berduel lagi sekali lagi, dan yang menang duel tersebut akan masuk ke semi final.
Di semifinal tersisa 4 peserta, sama seperti sebelumnya mereka akan berduel, yang menang akan masuk final yang mana akan tersisa 2 peserta saja, dan di final duelnya akan di adakan keesokannya.
Lynn dalam ruangan yang telah menyiapkan white mask di sebalnya, dan Katananya yang sudah menempel di samping pinggangnya. Lynn sedang menonton lewat televisi yang modern duel pertama dari 16 peserta.
15 peserta jika tidak termasuk Lynn, 15 peserta tersebut semuanya menggunakan sihir, dan senjatanya adalah tongkat sihir, terlepas tongkat sihir yang panjang, sepanjang tinggi pemiliknya, atau pun yang pendek.
Lynn sendiri merupakan peserta dengan nomor 8. Duel pertama yang di juga sedang di tonton Lynn adalah peserta dengan nomor 16, dengan peserta nomor 7.
Kedua peserta itu sama-sama menggunakan tongkat sihir panjang. Peserta nomor 7 menggunakan sihir elemen api, dan peserta nomor 16 menggunakan sihir elemen petir.
Mereka hanya serangang-menyerang, dan jarang menggunakan sihir pertahanan, “Ini tidak akan bertahan lama,” pikir Lynn yang mengamati duel tersebut.
Tidak lama duel itu berakhir dengan mereka berdua sama-sama mengeluarkan sihir terkuat mereka. Peserta nomor 7 yang menggunakan sihir elemen angin, untuk memperkuat sihir elemen utamanya yaitu api, membuat pusaran api dan membentuk lima tombak api berbentuk ‘Tombak Neanderthal’.
Disisi lain, peserta nomor 16 memfokuskan sihir elemen petir menjadi bola. Bola yang ukurannya cukup besar itu kemudian lebih di padatkan dan semakin kecil hingga ukuran setelapak tangan peserta itu.
Kedua peserta itu sama-sama melancarkan sihir yang telah mereka siapkan. Bola petir itu melesat lebih cepat dari tombak api, alhasil hanya tiga dari lima tombak api itu yang berbenturan dengan bola petir tersebut.
Hasil benturan tersebut membuat ketiga tombak api itu menghilang karena kalah dengan bola petir tersebut, bola petir tersebut juga tidak sekuat sebelumnya, jika semua tombak api itu berbenturan dengan bola petir, pasti hasilnya akan berbeda.
Bola petir melesat hingga mengenai badan peserta nomor 7. Peserta tersebut terdorong mundur hingga terkena dinding arena, jika seandainya dinding arena tersebut benaran terkena pasti akan menyebabkan retakan. Tapi di arena tersebut terdapat artefak sihir yang membuat pelindung tak terlihat saat tidak di sentuh, dan saat di sentuh akan memunculkan pelindung dengan susunan bangun datar heksagonal dengan warna biru tembus pandang, berkat artefak sihir membuat menjaga keselamatan penonton dari duel antara peserta.
Disisi lain pada saat bola petir itu memenangkan benturan dengan tiga tombak api, sisa tombak api yang tidak sempat berbenturan, melesat maju ke peserta nomor 16. Peserta nomor 16 itu entah bagaimana bisa menghindari satu tombak apinya, tapi tombak api satunya dia tidak bisa hindari, peserta nomor 16 itu membuat perisai dari sihirnya, sayang perisai itu hanya bisa menahan beberapa saat tombak api itu sebelum akhirnya meluncurkan kembali setelah menghancurkan perisai tersebut, dan mengenai pundak peserta nomor 16.
Hasil duel tersebut di menangkan oleh peserta nomor 16, yang masih sadar walaupun terkena serangan dari tombak api, disisi lainya peserta nomor 7 yang terkena bola petir jatuh tak sadarkan diri, juga terlihat ia gosong kesetrum karena bola petir itu.
Peserta nomor 16 berhasil lanjut ke babak kedua, dan kedua peserta tersebut dirawat.
Alur jadwal kompetensi hari ini di adakan dari babak satu hingga semi final. Babak pertama atau saat ini di lakukan di pagi hari, babak ke dua di waktu siang menjelang sore, dan terakhir semifinal di adakan di malam hari, dan pada akhirnya final di adakan besok paginya.
Setelah pertandingan terakhir, akhirnya televisi yang di tonton Lynn menyiarkan mesin undian di sebuah lantai terbang di atas langit arena, bersama wasit. Mesin undian tersebut memiliki sebuah roda berbentuk tabung mirip dengan komedi putar yang dimainkan hamster, akan tetapi tertutup, dan bahan seperti kaca, yang dalamnya berisi bola pingpong dengan nomor, yang merupakan nomor dari 14 peserta tersisa. Mesin undian tersebut juga memiliki tuas putar untuk memutar roda tersebut, dan tidak lupa lubang kecil yang akan menjadi jalan keluar bola pingpong saat sudah berhenti berputar, dan terowongan d Ngan ukuran kecil yang muat untuk dilalui bola pingpong tersebut. Terowongan tersebut terhubung dengan lubang kecil tempat keluarnya bola pingpong, yang turun ke bawah menuju wadah persegi empat.
Mesin undian tersebut di putaran delapan kali, kemudian berhenti berputar, dan dua bola pingpong keluar secara bergiliran, berjalan melalu terowongan, dan berakhir di wadah.
Satu bola pingpong warna putih, dan satunya berwarna kuning.
Wasit yang memutar mesin undian tersebut, juga sekaligus wasit yang menaja babak satu hingga babak dua itu mengambil bola pingpong putih. Lalu mengangkat tangan yang mengambil bola pingpong tersebut, dan menunjukku ke semua orang, dan juga terlihat di siaran langsung TV yang di tonton Lynn.
Angka di bola pingpong itu adalah angka 8, “Nomor 8, berarti ini giliran diriku ya,” pikir Lynn.
Lalu wasit itu melempar, membuang bola pingpong putih itu ke luar. Lalu mengambil bola pingpong satunya, dan menunjukkannya lagi, angka di bola pingpong itu adalah angka 1.
Tidak lama sekitar dua menit berlalu dari balik pintu ruang Lynn, terdengar suara ketukan, dan suara pria berbicara setelah ketukan itu, “Tuan Nemesis, berisap-siaplah, sudah waktunya untuk Anda memasuki arena.”
Lynn yang mendengar itu, memakan white masknya juga bersamaan mengaktifkan kemampuannya. Dengan pengaktifannya suara dari Lynn juga berbuah menjadi suara pria seperti tubuhnya, merupakan kemampuan yang baru setahun lalu di tambahkan, dengan begitu Lynn menjawab, “Baiklah, aku akan segera keluar.”
Lynn kemudian berjalan ke pintu ruangannya, dan membuka lalu keluar, di samping pintu itu ada seorang pria dengan baju pelayan, yang tadi berbicara dari balik pintu dengan Lynn.
Pelayanan tersebut mempersilahkanku untuk Lynn berjalan di lorong ini, menuju arena. Lynn keluar dari lorong tersebut dan sampai ke arena. Saat Lynn memasuki arena itu, ia memberikan kesan yang misterius, karena jubahnya yang hitam menutupi seluruh bagian tubuhnya, kecuali wajahnya yang di tutupi oleh topeng naga putih.
Orang-orang yang melihat peserta nomor 8, alias Lynn tidak membawa tongkat sihir sangat terkejut akan hal tersebut, tapi beberapa di antara mereka berpikir tongkat sihir Lynn di balik jubahnya, tapi sebenarnya Lynn memang tidak memilikinya. Mereka semua akan terkejut saat Lynn menarik Katananya, menunjukkan ke semua orang bahwa Lynn menggunakan pedang, dan juga karena itu julukan sebagai Ghost Sword of White akan semakin terkenal.
Lynn berjalan hingga sudah berada di dekat lawanya, dan di samping ada wasit.
Dilihat dari penampilannya lawan Lynn sepertinya anak bangsawan, dengan sikap sombongnya dan narsisnya yang terlihat banget, karena sifatnya itu entah kenapa Lynn merasa kesal dengannya, walaupun baru pertama kali ia bertemu dengannya.
“Kedua peserta sudah hadir, baiklah,” ucap wasit itu yang melihat ke kedua peserta.
Wasit itu menghala nafas, kemudian melanjutkan kalimatnya dengan lantang, “Saat ini duel yang kedua babak pertama antara peserta nomor 8, dan peserta nomor 1 akan segera dimulai, kedua peserta yang berdiri di sini berarti sudah mengetahui aturan duelnya bukan.”
Lynn dan lawan mengangguk mengiyakan ucap wasit itu.
“Untuk formalitas, aku akan memberitahu beberapa aturan dasar dahulu. Pertama jangan sampai membunuh, kedua tidak boleh menggunakan obat-obat terlarang, lalu jika salah satu peserta pingsan/tidak sadarkan diri, atau mengaku menyerah maka peserta lawanya akan menang, tapi jika ke dua peserta pingsan bersama maka akan seri, dan tidak melanjutkan ke babak selanjutnya, dan jika ada serangan yang benar-benar fatal bisa mencabut nyawa, dan di lancarkan maka wasit yang akan mengurus serangan tersebut jika sudah di lancarkan, dan peserta tersebut otomatis memang,” ucapnya itu.
Karena Lynn menggunakan pedang sebagai senjatanya juga tentu untuk menyerang Lynn, pun bertanya, “Tuan wasit, jika aku menodongkan pedang ke bagian fatal tubuh manusia, contoh ingin menusuk jantung, atau memenggal kepala, cukup menodongkannya sudah membuktikan aku menang bukan?”
Di saat babak penyisihan, Lynn tidak perlu menarik Katananya dari sarungnya, jadi Lynn hanya memukulnya dan membuat pingsan lawannya di babak penyisihan tersebut, tapi untuk saat ini berbeda, Lynn perlu berhati-hati, karena berdasarkan pengamatan di babak awal tadi, mereka memiliki kekuatan yang lumayan, jadi Lynn memutuskan untuk menarik Katananya.
Wasit itu menatap Lynn dengan tatapan aneh, dan memperhatikan sekitar tubuh Lynn, ia kemudian melihat bagian yang menonjol di balik jubahnya, di pinggang Lynn, melihat itu ia membalas, “Jika menang bisa maka aku akan otomatis memberhentikan duelnya dan kamu akan memang.”
Disisi lain lawan Lynn yang mendengar itu terkekeh-kekeh dengan pertanyaan Lynn itu, dan berbicara dengan nada sombong, juga merendahkan tepat setelah wasit itu menjawab Lynn, “Pedang?! Kau bilang pedang, senjata rendahan itu, kau pikir bisa mengalahkan aku dengan pedang itu, dasar rendahan!!”
Lynn yang mendengar itu sangat kesal, hingga ingin menggunakan Aura dan Kekuatan Suci untuk bilah Katananya, dan menebas lawannya tapi pada akhirnya Lynn bersabar, manahan diri, dan membalas, “Bagikukah, kalau begitu aku akan mengalahkanmu hanya dengan senjata rendahan ini,” Lynn kemudian mengeluarkan Katananya mengacungkan ke lawanya, “jika ini senjata rendahan, yang bisa mengalahkan dirimu maka kau lebih dari rendah, berarti kau akan menjadi sampah setalah ini bukan,” balas Lynn, dengan nada intimidasi yang kuat berkat keturunan naga padanya, dan niat membunuhnya, serta dengan nada mengejeknya.
Karena intimidasi yang kuat, serta niat membunuhnya membuat wasit itu terkejut dengan Lynn, dan lawannya sendiri merasa takut, walaupun ia menolak untuk takut dari senjata rendahan itu.
Lynn memandang lawannya layaknya sebuah kelinci yang siap ia buru, dan kembali menarik acungan Katananya.