valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 12
"gue ketoilet" ucap valerie beranjak dari kursinya. membuat axcel yang semula sedang menunduk melihat ponselnya jadi mendongak menatap wajah valerie yang terlihat sedang kesal.
Tanpa mendengar sahutan dari ketiga orang didepannya valerie meraih ponselnya dan langsung berlalu menuju meja kasir.
"mbak toiletnya ada disebelah mana?" tanya valerie sesungguhnya ia tak punya kepentingan ditoilet. Namun, saat menyadari axcel terus mengawasinya dari kursinya mau tak mau valerie akan menuju toilet.
"anda lurus saja disebelah sini dan disana ada pembelokan disebelah kanan" ucap sang pelayan sambil memberi intruksi.
"ah, iya terima kasih mbak" ucap valerie tersenyum lalu pergi meninggalkan sang pelayan.
"ah, untung saja pintu keluar ada disini" gumam valerie tersenyum cerah. ia pun langsung membelokkan kakinya kekiri dimana pintu dapur yang terhubung langsung dengan jalan setapak.
"hufhhhh" valerie merenggangkan otot ototnya begitu ia keluar dari restoran. Karena tak ingin axcel melihatnya ia segera berjalan menuju jalan besar dan memberhentikan angkot yang saat itu tengah lewat tepat didepannya. Mungkin sang dewi fortuna sedang berpihak kepadanya saat ini.
'wow... Sungguh peningkatan yang sangat besar nona valerie. Langsung naik angkot tanpa ragu' batin valerie menertawai dirinya. Panas dan segala bau yang menguar didalam angkot tak menjadi masalah bagi valerie karena memang moodnya sedang hancur saat ini. Pikirannya masih tertuju pada axcel yang terlihat senang saat viona ada disampingnya.
Setelah memberikan alamatnya kepada supir angkot valerie diantar dengan selamat sampai didepan rumahnya.
"waduh pak. saya gak bawah uang ini," ucap valerie saat ia sudah turun dan berdiri didepan pagar tinggi yang menjulang dirumahnya itu.
"oh, tunggu sebentar pak gak papa?" tanya valerie dan bapak sopir angkot pun mengangguk saja.
"mang... Mang joko!!!" teriak valerie sambil menggedor pintu gerbang.
Mang joko yang sedang asyik menikmti segelas kopi ditemani sebatang rokok itu kaget. Karena mendengar suara gedoran dari arah pagar dan juga mendengar suara majikan kecilnya terus memanggil dirinya. Ia pun segera berlari menuju pintu pagar dan benar saja nonanya berada disana.
"astaga nona apa yang anda lakukan diluar situ" panik mang joko sambil membuka pintu pagar dengan tergesa gesa.
"ceritanya panjang mang, tapi tolong urus angkot ini kasian sama penumpangnya yang lain" ucap valerie cengengesan.
Ingin rasanya mang joko mencecar gadis muda itu namun, melihat banyak penumpang didalam angkot. Yang berkomentar saling bersautan membuatnya segera mengurus angkot tersebut.
"astaga anak itu!" gumam mang joko. Saat ia berbalik hendak menanyai valerie namun, gadis itu sudah tidak ada ditempatnya.
******
sedangkan dikafe axcel masih menunggu valerie yang pamit pergi ketoilet namun, hingga kini gadis itu belum kembali.
"si*l" axcel berdiri lalu berjalan menuju toilet.
"axcel kamu mau kemana?!!!" teriak viona yang mengundang pasang mata untuk menatap kearahnya. Sedangkan anne hanya menunduk malu melihat kelakuan ajaib sahabatnya itu.
Axcel terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan dari viona, ia terus melangkah kan kakinya menuju arah toilet.
begitu sampai di depan pintu toilet wanita kening axcel mengerut melihat semua pintu sedang terbuka. Kemana? Valerie saat ini jika semua pintu terbuka tandanya tak ada satu orang pun disana.
"permisi tuan" axcel menoleh dan melihat pelayan yang berseragam cleaning service.
tanpa melirik axcel berlalu begitu saja ia segera kembali dan membayar makanan yang mereka pesan. Ia memutuskan untuk pulang kerumah.
"axcel!!!" panggil viona saat ia melihat axcel keluar restoran ia pun segera mengejar lelaki itu.
"tunggu xcel" viona meraih tangan axcel membuat langkah lelaki itu terhenti. Kening axcel mengerut melihat tangan viona yang masih bertengger dilengannya.
"ah, maaf axcel" segera viona melepas lengan lelaki itu.
"kamu mau kemana? Kenapa gak bilang?" pertanyaan viona membuat kepala axcel semakin pusing. Lelaki itu kembali melanjutkan langkahnya dengan cepat menuju mobilnya. Viona terus memanggil nama axcel tanpa menghiraukan jika ia sedang berada di tempat keramaian.
"ih.. Nyebelin banget sih" gerutuh viona mencebikkan bibirnya sebal.
*******
tok.... Tok.... Tok... Terdengar suara pintu diketuk dari luar. Valerie yang sedang rebahan menatap malas kearah pintu kamarnya. Ia mencoba mengabaikannya namun, ketukan itu semakin sering membuat valerie mengomel. Ia sedang bad mood ditambah orang yang terus mengetuk pintu tanpa mau berhenti.
"ckk... Nyebelin" gerutu valerie beranjak bangun dan berjalan gontai menuju pintu kamar lalu membukanya.
Deg!!! Jantung valerie seketika berdetak dengan kencang saat ia membuka pintu dan langsung bertemu dengan wajah tampan axcel.
"bisa aku masuk?" tanya axcel.
"um... Kita bicara disofa itu saja" tunjuk valerie kearah sofa yang berada di depan kamarnya.
"kenapa?" tanya axcel.
"ya. Eh, Gua tidak bilang lo bisa masuk kedalam kamarku!" seru valerie yang melihat axcel melewatinya. Lelaki itu masuk kedalam kamar gadis itu.
"aku suamimu jika kau lupa valerie" ucap axcel ia membalikkan badannya dan menatap valerie dengan tajam.
"ada perlu apa?" tanya valerie ia mengalihkan pembicaraan ketopik lain.
"mengapa pulang tanpa memberi tahuku terlebih dahulu" tanya axcel lelaki itu melangkahkan kakinya menuju sofa yang terletak depan ranjang valerie. Ia mendudukkan badannya disana.
"sengaja" jawab valerie tanpa rasa bersalah.
kening axcel mengerut, melihat ekspresi axcel valerie menghela nafas beratnya. Gadis itu melangkah menghampiri axcel dan duduk disisi kanannya.
"aku hanya ingin memberimu ruang" jawab valerie tersenyum. Tepatnya memaksakan senyum karena disudut hatinya ada rasa yang terasa nyeri.
"maksudnya?" tanya axcel.
"gak papa. Gak ada yang lainkan?" tanya valerie.
"mommy menyuruhku menjemputmu. Tak usah membawa banyak barang karena mommy sudah menyiapkan semua kebutuhanmu disana" ucap axcel, valerie menoleh kesamping dimana tempat axcel sedang duduk. Itu adalah rekor untuk axcel karena telah mengeluarkan kata kata yang cukup panjang.
"kenapa?" tanya axcel ia bingung dengan reaksi valerie.
"gak papa. Emang harus yah gue pindah kesana?. Kan disini juga masih banyak pembantu yang temanin aku!" valerie mengalihkan pandangannya kesembarang arah.
"coba ngomong sama bunda saja" ucap axcel lelaki itu menyandarkan punggungnya disandaran sofa.
"ck" valerie berdecak sebal namun, tetap beranjak dari sofa. Gadis itu terus melangkah sambil menggerutu ia masuk kedalam walk in closednya.
"uh mana tinggi lagi" gadis itu semakin menggerutu kala melihat kopernya berada diatas lemari paling atas.
Setelah menghela nafas kasar ia memutar balik badannya dan kembali kekamarnya. Kening axcel mengerut untuk kesekian kalinya saat ia melihat valerie mengangkat kursi meja riasnya menuju ruang walk in closednya.
Axcel yang kepo langsung mengikuti langkah gadis itu. Langkah axcel sedikit lebar kala melihat valerie yang sedang berusaha menurunkan kopernya. namun, melihat keseimbangan kursi yang ia tapaki bergoyang.
"terima kasih" cicit valerie saat axcel sudah meraih kopernya dan meletakkan diatas lantai.
"selalu saja ceroboh!" ucap axcel sebelum meninggalkan valerie yang berdiri mematung sambil mengatur detak jantungnya yang sudah semakin menggila.
Apa katanya? Selalu ceroboh? Ucapan lelaki itu seakan mereka sudah mengenal untuk waktu yang lama. Namun, seingat valerie mereka baru mengenal saat selesai pernikan dan itu pun dapat dihitung dengan jari saat mereka bertemu. Jadi kapan axcel mengetahui kebiasaannya?.