Sinopsis: Terlena oleh Zina
Alvian dan Mesya, dua mahasiswa yang jatuh cinta di kampus, menjalani hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan romantisme. Namun, kesibukan dan ketidakpercayaan mulai merusak hubungan mereka, memunculkan konflik dan cemburu. Setelah berbagai pertengkaran dan introspeksi diri, mereka memutuskan untuk berpisah guna memperbaiki kualitas diri masing-masing. Meski berpisah, mereka menghargai pelajaran berharga dari hubungan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana. apakah Mesya akan bertemu Alvian di jenjang yang lebih serius lagi ? baca kisahnya seorang juga !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mra_ author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JARAK YANG MENGUJI
Mesya dan Alvian terus menjaga komunikasi meski jarak memisahkan mereka. Setiap hari, mereka saling mengirim pesan dan berbicara lewat panggilan video. Namun, jarak dan perbedaan waktu kadang-kadang membuat komunikasi mereka sulit.
Suatu malam, setelah seharian kuliah dan bekerja, Mesya duduk di kamarnya, memegang ponselnya dengan tangan gemetar. Ia menunggu panggilan video dari Alvian. Akhirnya, layar ponselnya menyala, dan wajah Alvian muncul di sana.
"Hai, Mesya. Apa kabar?" ucap Alvian
"Hai, Alvian. Aku baik. Bagaimana denganmu?" jawab Mesya
"Aku baik juga, meski sedikit lelah. Kuliah dan kegiatan di sini cukup padat." Alvian menceritakan kegiatan nya di sana.
"Aku tahu kamu kuat, Alvian. Kamu pasti bisa melalui semuanya." Mesya memotivasi Alvian
"Terima kasih, Mesya. Kata-katamu selalu memberikan semangat." jawab Alvian dengan bahagia terpancar di wajahnya.
Mereka saling berbicara tentang kegiatan sehari-hari mereka. Mesya menceritakan tentang tugas-tugas kuliahnya, sementara Alvian berbagi cerita tentang pengalaman barunya di negara asing.
Mereka saling memberikan dukungan dan semangat. Mesya merasa sedikit lebih tenang setelah berbicara dengan Alvian. Meski jarak memisahkan mereka, cinta mereka tetap kuat.
Namun, seiring berjalannya waktu, tantangan semakin besar. Perbedaan waktu dan kesibukan masing-masing mulai mempengaruhi komunikasi mereka. Suatu malam, ketika Mesya menunggu panggilan dari Alvian, ia menerima pesan yang memberitahukan bahwa Alvian tidak bisa menelepon karena ada kegiatan mendadak.
"Maaf, Mesya. Aku ada kegiatan mendadak malam ini. Aku tidak bisa menelepon. Kita bicara besok, ya?"
"Tidak apa-apa, Alvian. Aku mengerti. Kita bicara besok." ucap Mesya dengan sedikit kecewa .
Mesya merasa sedikit kecewa, tetapi ia mencoba untuk tetap positif. Ia tahu bahwa Alvian juga sedang berjuang di tempat yang jauh. Namun, kejadian serupa terus terjadi, dan Mesya mulai merasa semakin kesepian.
Suatu malam, Mesya tidak bisa menahan perasaannya lagi. Ia menelepon Rina, sahabatnya, untuk berbicara tentang apa yang ia rasakan.
"Hai, Rina. Aku butuh seseorang untuk diajak bicara." ucap Mesya
"Hai, Mesya. Ada apa? Kamu terdengar sedih." jawab Rina
"Aku merasa sangat kesepian tanpa Alvian. Komunikasi kami semakin sulit karena kesibukan dan perbedaan waktu." Mesya merasa sedih tanpa kehadiran sosok Alvian di sampingnya.
"Aku mengerti, Mesya. Jarak memang bisa menjadi ujian besar dalam hubungan. Tapi kamu harus tetap kuat." Rina selalau memotivasi sahabatnya
"Aku berusaha, Rina. Tapi kadang-kadang rasanya begitu berat."
"Mesya, kamu dan Alvian memiliki cinta yang kuat. Kamu harus percaya bahwa kamu bisa melalui ini bersama."
Mesya merasa sedikit lebih baik setelah berbicara dengan Rina. Ia tahu bahwa ia tidak sendirian dan bahwa ia memiliki sahabat yang selalu mendukungnya. Ia bertekad untuk tetap kuat dan menjaga hubungan dengan Alvian meski jarak memisahkan mereka.
Hari-hari berlalu, dan Mesya serta Alvian terus berusaha menjaga komunikasi mereka. Meski sering menghadapi tantangan, mereka berdua tetap saling mendukung dan memberikan semangat satu sama lain.
Suatu malam, saat sedang berbicara lewat panggilan video, Mesya merasa perlu membicarakan perasaan yang telah lama ia pendam.
"Alvian, aku merasa kita perlu lebih terbuka tentang perasaan kita. Aku tidak ingin jarak ini membuat kita semakin jauh." ucap Mesya
"Aku juga merasakan hal yang sama, Mesya. Aku merasa kita perlu lebih sering berbicara tentang apa yang kita rasakan."
"Iya, aku setuju. Aku sering merasa cemas dan kesepian. Tapi aku tidak ingin membebanimu dengan perasaanku."
"Jangan pernah merasa begitu, Mesya. Aku ingin tahu apa yang kamu rasakan. Kita harus saling mendukung dan memahami."
Hari-hari berikutnya, Mesya dan Alvian mulai lebih sering berbicara tentang perasaan mereka. Mereka berusaha untuk lebih terbuka dan saling mendukung. Meski jarak memisahkan mereka, mereka merasa lebih dekat daripada sebelumnya.
Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Suatu malam, Alvian menerima pesan dari seorang teman sekelas yang mengajaknya untuk bergabung dalam proyek kelompok yang penting. Meski kesempatan ini sangat menggiurkan, Alvian merasa khawatir karena ini berarti ia akan semakin sibuk dan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk berbicara dengan Mesya.
"Mesya, aku menerima tawaran untuk bergabung dalam proyek kelompok yang penting. Aku merasa ini adalah kesempatan yang baik untuk karirku."
"Itu kabar yang bagus, Alvian! Aku senang mendengarnya. Tapi apakah kamu akan semakin sibuk?" ucao Mesya
"Iya, aku mungkin akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk berbicara denganmu. Tapi aku tidak ingin ini mengganggu hubungan kita."
"Aku mengerti, Alvian. Aku mendukungmu sepenuhnya. Kita harus percaya bahwa kita bisa melalui ini bersama."
"Terima kasih, Mesya. Dukunganmu sangat berarti bagiku."
Mesya merasa sedikit cemas, tetapi ia berusaha untuk tetap positif dan mendukung Alvian. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan besar bagi Alvian dan tidak ingin menjadi penghalang bagi kesuksesannya.
Hari-hari berikutnya, Alvian semakin sibuk dengan proyek kelompoknya. Meski merasa kesepian, Mesya mencoba untuk tetap sibuk dengan kuliahnya dan menjaga komunikasi dengan Alvian sebaik mungkin.
tantangan semakin berat. Suatu malam, ketika Mesya sedang menunggu panggilan dari Alvian, ia menerima pesan yang memberitahukan bahwa Alvian tidak bisa menelepon karena ada kegiatan mendadak lagi.
cuma itu ceritanya terlalu singkat aja. kan mana mungkin hidup itu hanya sedikit konflik.. dan juga kegiatan dan cara berbicara terlalu biasa.. semangat melatih public speaking ya✌️
jangan lupa mampir di karyaku ya..
diriku adalah masa depanku
setetes air diujung ranting
terjebak dalam masa lalu
thanks ✌️