Dinda pus pita sari adalah seorang wanita kupu kupu malam, yang terkenal dikalangan pria hidung belang.
tarif yang diberikan sangat fantastis, sekali kencan bisa buat beli mobil Fortuner. tapi sesuai hukum alam semua orang pasti memiliki pasangan.
sama hal nya Dinda, yang terserang virus cinta, kepada pemuda yang bernama Azzam , dia hanya seorang SANTRI pengabdi dalem sang guru .
"aku hanya seorang santri biasa Din. tidak akan mampu membiayai kamu, apa yang kau sukai dari ku"
bagaimana kah kelanjutan kisah cinta dinda?
apa kah orang tua Azzam akan setuju?
ayo ikuti terus cerita nya...
jika anda suka dengan cerita nya jangan lupa succerep, like, share dan komentar nya
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hima Al palembangi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"Hoy kang maaf, kami buru buru teriak Dinda tanpa berhenti hanya melihat dari Sepion motor nya dan meningal kan begitu saja seolah olah tidak berdosa dan bersalah
"Hoy mbk tangung jawab dong ucap pengemudi motor itu sambil bangun dari jatuh nya
"ya Alloh nasib lagi tidak baik baik sja ini, semoga jadi jodoh ku nanti kamu,
oh aku bilang apa ini, ampuni hamba mu ini ya alloh kerutuk lelaki itu bertanya di jawab sendiri sambil menegak kan motor nya.
Lalu mengambil barang barang yang jatuh tercecer itu ke obrok nya.
Sedang Dinda dan ana langsung memarkir kan motor nya dan lari menuju kelas,
"assalamualaikum ucap Dinda dan ana bersamaan, yang melihat pak guru sudah ada didalam sedang membagikan kertas ujian nya
"huuuuuuuu.... Teriak semua teman teman nya
"lagi lagi mbk Dinda, ana itu saja muak aku lihat nya, cetus salah satu dari teman nya
"sudah sudah, ayo masuk ucap pak guru alias pak Huda sambil menatap Dinda dan ana
"maaf pak kami tadi pulang mengambil buku yang bapak perintah kan kemaren, mencoba menjelas kan Dinda dengan wajah menunduk dan menyodorkan buku yang di pegang nya
"alasan itu pak, terlambat ya terlambat tidak usah banyak alasan mbk, cetus teman mereka yang dari depan .
Dinda mencoba melirik nya siapa yang bersuara itu, dan menatap tajam, seketika teman yang dari tadi gomong saja langsung diam
,pak Huda langsung mengambil buku nya,sambil ber ucap "" iya sudah tidak apa apa, ayo duduk sana, perintah pak Huda sambil memberikan lembar ulangan kepada ana dan Dinda
Tanpa banyak tanya dan busa basi Dinda dan ana langsung mengambil nya, dan berjalan menuju tempat duduk mereka. Dan langsung mengerjakan soal soal itu, tanpa ber bicara lagi dengan ana, begitu juga ana yang fokus mengerjakan soal-soal itu
Suasana Rungan sunyi sepi semua terfokus dengan soal soal yang ada dihadapan nya, sedang pak Huda mundar mandir meneliti siswi nya.
Semua isi Rungan adalah siswi, memang umum nya pondok di sumatera antara siswi dan siswa dipisah, dengan alasan berbeda beda tapi alasan yang menonjol adalah agar belajar mereka konsentrasi dan bersaing ketat
di tengah tengah konsentrasi teman Timan nya ana maju membawa lembar soal nya untuk dikumpul kan, semua mata langsung tertuju pada ana,
"sudah selesai ana? Tanya pak Huda yang berdiri di gang gang siswi nya,
"Alhamdulillah pak sudah jawab ana sambil menghadap pak guru."sudah nyakin kah dengan jawaban nya? Tanya lagi pak guru meyakinkan ana
"insa alloh yakin pak, jawab ana meyakin kan guru nya
"baik kalau begitu, silah kan istirahat, tutur pak guru nya
Ana hanya mengangguk kan kepala, lalu melihat Dinda yang sedang memandang nya, dan mengedip kan mata, seolah olah memberi isyarat, kepada Dinda
Dinda hanya mengangguk kan kepala paham dengan maksud dan tujuan ana
ana langsung keluar meninggalkan kelas nya, selang beberapa menit Dinda pun mengumpul kan soal nya, dan tanpa kata dan pandangan ketemuan nya, langsung keluar kelas menyusul ana yang sudah di kantin
"ala Mak, alangkah banyak sekali yang kamu pesan ana... Teriak Dinda yang ada di belakang ana
"sudah lah mbk duduk saja, cuma es campur dua mangkok, gorengan dua piring sama bakso dua mangkok saja banyak, kayak apa saja, bantah ana sambil memandang Dinda yang sedang duduk didepan nya.
Belum sempat Dinda menjawab ana sudah bertanya lagi "bukan ya satu ganti oli sudah lebih, untuk membayar ini semua?
" maksud kamu apa ana? sambil membulat kan mata Dinda dan menjulur kan wajah Dinda ke arah wajah ana yang tersenyum senyum dari tadi