Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Menjadi Pasangan Hidup
Bukannya takut dengan sikap Celine, Damian justru semakin sulit berpaling dari gadis itu. Terlebih dia tahu kelebihan yang Celine miliki. Damian sepertinya sudah tergila-gila pada adik Jack tersebut.
Mereka akhirnya kembali ke mansion milik Jack untuk makan malam. Jack akan menjamu Damian dan juga sepupunya. Celine terus menempel pada kakaknya dan mengabaikan Damian. Tentu saja hal itu menimbulkan keresahan lain di hati Damian.
"Mateo apa dia marah padaku?" tanya Damian.
"Entahlah, Dam. Aku juga tidak tahu, wanita itu adalah makhluk yang sulit ditebak.
"Ah, ya. Kau benar. Ku harap dia tidak mendiamkanku. Jika tidak aku bisa gila karenanya".
"Kau benar-benar sudah bertekuk lutut pada Celine."
"Ku rasa ucapanmu kali ini ada benarnya."
Mereka langsung mencuci tangan sebelum memasuki ruang makan. Damian dan Mateo mengganti sepatu berkuda mereka dengan sandal selop yang sudah di sediakan oleh pelayan di mansion megah itu.
Damian masuk ke ruang makan diantarkan oleh kepala pelayan. Di ruangan itu ada seorang wanita muda dan pria yang sempat Damian lihat di gala dinner tempo hari.
"Selamat malam, Tuan Roberto," sapa pria itu ramah.
"Apa aku mengenalmu?"
"Anda memang tidak mengenal saya, tapi saya mengenal anda. Saya adalah kaki tangan tuan muda Jack sekaligus pengawal pribadi nona Celine." Sebastian menjawab sembari mengukir senyum tipis. Hal itu justru memantik kekesalan di hati Damian. Damian merasa Sebastian cukup tampan untuk ukuran seoarng bodyguard.
"Anda tidak perlu khawatir. Saya bekerja secara profesional, Tuan," sambung Sebastian. Pria itu tahu apa yang Damian pikirkan tentangnya dan jujur saja dia merasa geli sendiri. Sebastian yakin jika nona mudanya menjadi pasangan Damian, pasti Pria itu akan melarang nona mudanya kemana-mana sendirian.
"Itu bagus. Karena aku tidak suka sebuah persaingan. Apa yang sudah menjadi milikku akan selamanya menjadi milikku."
"Apa maksud ucapanmu?" tanya Celine kesal. Dia yang sejak tadi diam dan saling melempar tatapan dengan kakaknya akhirnya buka suara juga.
"Aku mengatakan jika kau adalah milkku. Aku tidak suka bersaing, baby. Siapapun yang berniat merebutmu dariku akan aku habisi."
"Hei! kau pikir aku barang yang bisa diperebutkan?"
"Aku tidak berpikir kau adalah barang. Aku hanya mengatakan jika kau adalah milikku, Baby. Lagi pula kita sudah tidur bersama, apa itu tidak cukup menjadi alasan agar kita menjadi pasangan hidup?"
Jack menggebrak meja. "APA KATAMU?" Jack menatap Damian tajam, tapi Damian sudah terlanjur sampai San Fransisco demi Celine. Jadi kali ini dia tak akan mundur lagi.
"Ya, ku akui aku dan adikmu ini, sudah 3 kali tidur bersama," jawab Damian. Jack mengepalkan tangannya.
"Jangan dengarkan dia, Kak. Dia hanya mengarang saja," kata Celine sembari menatap tajam Damian.
"Apa kau pikir kau bisa membodohi ku, tuan Damian?"
"Kau kenal Mario, kan? Kau bisa tanya padanya."
"Jangan keterlaluan, Damian. Kita tidak melakukan apa-apa. Kita hanya tidur biasa." Karena kesal Celine justru malah keceplosan mengakui jika memang dia dan Damian sudah tidur bersama.
"See. Kau akhirnya mengakui jika kita sudah tidur bersama, kan? Aku tidak bicara apapun soal making love, Baby. Aku hanya bilang jika kita sudah tidur bersama."
"Oh, sial." Gerutu Celine dalam hati.
Celine langsung membuang muka saat kakaknya beralih menatap tajam ke arah dirinya. Damian tersenyum tipis penuh kemenangan. Sebastian tersenyum miring melihat senyum Damian yang hampir tak nampak itu. Namun, mata elang Sebastian masih bisa menangkap senyum kepuasan Damian.
"Lumayan cerdik."
Meski kesal mendengar pengakuan Damian dan Celine, tapi Jack akhirnya memulai makan malam menegangkan itu. Wanita muda yang sejak tadi ada di sisi Jack hanya diam dan sesekali mengusap tangan Jack untuk menenangkannya.
Damian pikir pasti itu adalah istri Jack. Pintar juga kakak Celine itu mencari istri. Setelah makan Jack meminta Damian untuk menemuinya secara 4 mata. Meski awalnya Celine berusaha membujuk kakaknya agar mengajak dirinya, tetapi Jack tak mengacuhkan permintaan adiknya itu.
Kini Jack dan Damian ada di sebuah ruangan rahasia. Ruangan yang hanya Jack yang memiliki akses masuk. Damian sama sekali tak merasa terintimidasi. Toh mau bagaimana pun Dia lebih senior dari Kakak Celine itu.
"Kau berkata akan melindungi adikku, kan?"
"Ya," jawab Damian cepat.
"Tapi meski begitu aku tetap akan menempatkan Sebastian di sampingnya. Apa kau keberatan?"
"Tidak bisakah cukup aku yang melindunginya?"
"Sayangnya tidak. Bukan berarti aku tidak mempercayaimu. Nama adikku sudah mulai tersebar, rumor yang mengatakan jika dia adalah penerus kepintaran orangtuaku mulai merebak di kalangan segelintir orang yang memang sudah lama berkecimpung di dunia sciences dan itu artinya keselamatannya pun saat ini sedang terancam. Banyak orang yang mengincarnya dan menginginkan adikku itu."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Damian, kini dia ikut mamasang wajah seriusnya."
"Lindungi dia. Beri pengawalan terbaikmu, jika kau meninggalkan dia atau membiarkannya pergi berkeliaran sendirian. Apa kau bisa? Akhir-akhir ini dia sulit sekali diberitahu, tetapi aku melihat, meski dia sering menatapmu kesal. Dia jarang meluapkan amarahnya padamu."
"Aku pasti akan menjaga dan melindunginya."
...****************...