Yang satunya adalah Nona muda kaya raya, sementara yang satunya hanyalah seorang Pelayan toko. Tapi sebuah insiden kecelakaan telah menghancurkan jurang ini dan membuat mereka setara.
Bukannya mati dalam kecelakaan itu, jiwa mereka malah terlempar masuk ke sebuah Novel kuno roman picisan. Tempat dimana segalanya siap dikorbankan demi pemeran utama wanita.
Dan yang paling sial, keduanya malah masuk menjadi Ibu tiri sang pemeran utama wanita. Sama-sama menjadi Istri dari seorang Marques, yang gemuk, jelek dan berperut hitam. Dua karakter, yang akan dihabisi oleh para pemuja Pemeran utama wanita.
Untuk menyelematkan nyawa mereka, keduanya berencana untuk kabur. Tapi tentu saja, tidak ramai tanpa mencuri dan kegagalan. Baca kisah keduanya, dengan kejutan karakter lainnya. ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tinta Selasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Meskipun melalui beberapa hal tidak menyenangkan untuk sampai ke tempat pemeriksaan, Ana yang tadinya ketakutan, kini mengangkat dagunya tinggi. Siapa sangka Meira, protagonis kita yang ternyata juga seorang penyitas, benar-benar fasih sebagai mahasiswa hukum.
Kini dengan sebelah alis terangkat Ana menatap Leroy, di sudut.
"Jadi, Ibu anda adalah mantan tunangan Marques Adam Marston?"
"Ya. Untuk itulah saya disini. Saya awalnya sangat marah, tapi mendapati keadaan Ayah saya seperti ini, hati saya sakit sekali." Jawab Meira.
Melihat Meira dengan mata berkaca-kaca, Tiara tidak tahan untuk mendekatkan dirinya pada Meira.
"Kau yakin, mahasiswa hukum bukan akting?"
BRAK. Calix yang sedang menyamar menjadi salah satu pemeriksa untuk kasus ini, memukuli meja melihat tingkah Tiara. Dia sekarang sangat sensitif pada Tiara, karena gadis itu meninggalkan bekas cakaran panjang diwajahnya.
Mendengar gebrakan ini, Meira dan Tiara langsung mengambil jarak. Sebagai pembaca cerita, mereka kenal baik seorang Calix.
Berbeda untuk Ana, sebagai satu-satunya yang tidak mengenali Calix sebagai Putra Mahkota, dia jelas jengkel dengan pria itu.
"Brak, bruk, brak, bruk ... dikira ini tempat milik Ayahnya!"
Seluruh mata di ruangan itu, serentak menatap Ana horor. Di bawah meja tangan Calix sudah mengepal, kalau bukan karena larangan sang Ratu, dia akan memuntahkan identitasnya di depan semua orang.
"Lalu bagaimana, Marchioness Ana dan Tiara Marston? apa kalian bersedia untuk berbagi tempat dengan Putri Marques Marston, sambil menunggu kesadaran Marques Adam Marston?"
Mendengar ini, Ana bertepuk tangan. Hanya geli dan tidak pernah membayangkan bahwa dia akan menjadi ibu tiri pada usia dua puluh dua, untuk anak delapan belas tahun.
Meira menyenggol Tiara untuk segera menjawab, disaat Ana, masih tertawa.
"Ah, aku sih yes yah."
"Kalau aku belum yah, soalnya masih banyak kurang. Masih butuh lebih banyak latihan." Timpal Ana, refleks.
Ketiganya sontak terkikik bersama, saat perbincangan mereka justru mirip acara pencarian bakat di tv modern.
Seorang bawahan langsung memberikan pijatan kepada kepala Leroy, yang terlihat sekali akan meledak.
Kepala penyidik juga sudah tak tahan dengan tingkah ketiga mereka. Dia sudah sangat ingin memulangkan mereka bertiga, tapi Putra Mahkota dan Duke Kline lah, yang menahan.
Pemeriksaan sudah hampir dua jam, dan tidak ada yang bisa membuktikan, bahwa salah satu dari mereka terlibat dalam ketidaksadaran Marques secara tiba-tiba. Bahkan para pengawal lain telah diturunkan untuk menggeledah seisi rumah, tapi tidak menemukan apapun.
Satu-satunya alasan yang bisa mereka pakai, yakni pemeriksaan mengenai harta Marques yang ditemukan tidak beres.
Setelah beberapa percakapan lagi, akhirnya mereka ditinggalkan oleh para pemeriksa berkumpul di ruang sebelah. Termasuk Leroy dan Calix.
"Ehem, permisi bisa saya mendapatkan air? air jeruk lebih baik." Kata Tiara. Dia yang mulai terbiasa dengan kehidupan orang kaya, jadi bahkan tidak ragu untuk meminta, meskipun pada sipir.
Dua penjaga yang ditanyakan, saling memandang sebelum menjawab. "Kamu ini bukan pelayan anda. Jika ingin silahkan keluar dan ambil sendiri. Dapur ada di ujung sebelah kanan."
Melihat wajah Tiara yang tertekuk kesal, Ana tertawa. "Inilah yang terjadi ketika rakyat jelata, menjadi Nyonya. Penjara pun dikira kediamannya."
Meira menimpali lelucon itu dengan tawa, sebelum mendapatkan bagiannya. "Tawamu terlalu kencang, untuk seorang yang bernasib sama Meira. Jangan lupa katamu tadi, ... coba katakan lagi Tiara!"
Mengerti sudah bagian Meira untuk diejek, Tiara tertawa, "Aku bahkan makan nasi basi untuk hemat." Dia menirukan wajah Meira yang memelas saat mengatakan itu.
Tawa pecah, lagi dan lagi. Hingga kedua penjaga itu tidak tahan. "Hey, anda mau keluar atau tidak!"
"Iya, iya keluar." Kata Tiara sebelum setengah berlari keluar.
Diluar dia mengikuti instruksi, untuk berjalan ke belakang di arah kanan. Tapi dia baru setengah jalan ketika mendengar percakapan beberapa orang.
"Kita harus bisa mendapatkan bukti kejahatan Marques. Kekayaannya jelas tidak wajar."
"Ya, aku yakin pasti ada yang disembunyikan."
"Kekayaannya harus disita!"
"Ketiga wanita itu harus di keluarkan dari kerajaan ini!"
"Aku lebih suka menggantung mereka."
Tubuh Tiara menegang mendengar semua pembicaraan itu. Dua diantaranya dikenali, sebagai suara Calix dan Leroy. Jelas sekali orang-orang ini mencoba, mengambil kekayaan dan menyingkirkan mereka.
Tidak lagi haus, dia segera berbalik dengan wajah pucat pasi.
"Ada apa denganmu?" tanya Meira.
Tiara membuat gerakan, membawa ketiga mereka untuk berembuk. Dua pengawal hanya bisa mengerut alis, melihat tiga kepala wanita itu itu bersentuhan.
"A-aku me-mendengar mereka, mencoba mengambil alih ha-harta ... kita."
"Maksudmu harta Marques?"
"IYA SAMA SAJA!" Teriak Tiara pada Ana. Bagi Tiara saat ini, harta Marques adalah hartanya juga.
"Cie, cie, cie ... yang sudah mendalami peran sebagai Istrinya Marques."
"Akh. Kenapa kau menginjak kakiku?" kesal Meira tak terima.
"Pelankan suaramu! lebih dari itu, mereka bahkan berencana untuk membunuh kita."
"What, tidak mungkin!"
Tiara memelototi Ana, "kau tahu siapa yang mengatakan itu? Leroy mu! Dia pasti sangat jijik denganmu Ana, sampai-sampai ingin menggantung kita."
Ana menggeleng tidak percaya. Dahulu dia sangat cantik, dan kini lebih cantik lagi. Tidak pernah dia menderita penolakan. Jadi hal ini tidak masuk akal untuknya.
"Tidak mung---"
Ucapan Ana terhenti, dengan tangan Tiara yang tiba-tiba menekan kedua kepala mereka. "Mereka akan mencari bukti kesalahan Marques, jadi kita---"
"Kita akan membahas ini nanti." Tutup Meira. Karena apapun yang mereka rencanakan, jelas tidak untuk dibicarakan di sini. Dia tahu, dia turut andil dalam perubahan plot cerita ini, jadi dia harus ikut bertanggungjawab. Lagipula benar ejekan Ana, dia tidak mau makan nasi basi untuk menghemat.
Tapi Ana masih terdiam, dia masih tidak percaya Leroy membencinya. Padahal dia sudah sangat vokal memuji milik pusaka Leroy.
•••
Sementara disatu sisi, seorang wanita dengan hiasan kepala bertahtakan emas, melangkah dengan kasar. "Nona, berjalanlah pelan-pelan."
Tapi mana mungkin! Mana mungkin dia berjalan pelan, setelah mendengar rumor yang tidak masuk akal. Mengenai Istri muda Marques Marston, yang mengetahui ukuran pribadi milik Duke Leroy Kline. Seolah-olah, ada hubungan di antara keduanya, yang melibatkan fisik.
Para penjaga terkejut, dan hampir melakukan kesalahan karena hampir menghentikan Nona Muda Carnia. Walaupun hanya disebut sebagai Nona Muda, dia tetaplah anggota keluarga kerajaan. Hanya saja, lahir dari perempuan yang tidak dinikahi Raja, yang menyebabkan Carnia di panggil Nona Muda alih-alih Tuan Puteri. Tapi begitu, dia masih sangat berkuasa dan penuh dengan ambisi.
Dia yang sudah lama menyukai Leroy, mendengar berita ini langsung mendatangi tempat dimana rumor anggota keluarga Marques itu ditahan sekarang.
Melewati para penjaga begitu saja, mata Carnia akhirnya sampai pada ketiga wanita di depannya. Ada sedikit ketidaksenangan, karena semua mereka ternyata cantik. Perbedaan ras, yang menyebabkan kecantikan ketiga-nya menonjol.
Meira dan Tiara, segera mendapatkan alarm tanda bahaya, setelah melihat sang Antagonis cerita. Dibandingkan antagonis, dia bahkan lebih seperti villain. Dia suka mengadu domba orang lain, ingin merebut tahta dari adiknya Calix, suka membuat propaganda, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Duke Leroy Marston. Dan hanya bersikap sopan pada Leroy seorang.
Sangat terkendali dan terukur, bahkan dalam nada bicaranya.
"Siapa yang bernama Ana?" Tanya Carnia.