Menjadi tulang punggung keluarga membuat Hanum harus berpikir kritis untuk mencari uang sedangkan dia juga kuliah demi menerus kan cita-cita nya.
Datang dari kampung dengan wajah polos membuat Hanum kesulitan mencari uang,biaya berobat yang mendesak membuat Hanum memilih menjadi sugar baby dari pengusaha kaya dan sukses.
Bagaimana kisah hidup Hanum selanjutnya yuk mampir di cerita terbaru ku Sugar Baby
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengantin baru
"Astaga kenapa Vani menghubungi ku,ada spa?" batin Hanum saat melihat ponsel nya pagi ini,ya dari kemarin dia tidak melihat ponsel nya karena dirinya terus di kuasai Om Daniel.
"Kenapa Num?" tanya Daniel yang melihat Hanum menatap ponselnya serius
"Vani menghubungi ku beberapa kali om,aku khawatir karena kemarin aku meninggal kan nya dalam keadaan sakit"jawab Hanum
"Aku boleh lihat Vani om?"tanya nya
"Kapan?"
"Nanti sepulang kerja"
"Kenapa harus nanti, sekarang saja"
"Aku harus kerja om, sedangkan telat saja hukuman ku sudah hampir membuat ku pingsan apalagi tidak masuk kerja" sindir Hanum membuat Daniel merasa bersalah, padahal saat itu dia tidak bermaksud meminta Hanum untuk membersihkan kamar mandi, justru dia ingin Hanum melayani nya tapi Hanum keburu menutup pintu kamar mandi ya terpaksa Daniel diamkan saja tidak mungkin dia memohon pada Hanum untuk membuka pintu secara gengsi Daniel sangat tinggi.
"Kamu lupa aku bos nya!"
"Mulai sombong, nanti saja sepulang kerja" ujar Hanum
Pagi ini dia menyiapkan sarapan untuk lelaki yang baru menjadi suaminya ini.
"Kenapa sarapan Roti?"
"Aku lelah om,semalam om tidak membiarkan aku beristirahat jadi makan Roti dulu ya"jawab Hanum
"Bukan nya kamu juga keenakan bahkan tubuh ku penuh luka cakaran dari kamu tidak sadar"
"Masa'" jawab Hanum tidak percaya
Daniel segera memperlihatkan punggung nya yang terukir beberapa bekas cakaran Hanum membuat Hanum malu ya semalam dia memang tak sadar karena Daniel beberapa kali melakukan nya.
"Maaf om,om sih yang terlalu bernafsu"
"Nama nya juga pengantin baru Num"
"Tapi sudah di buka segel duluan" Celetuk Hanum dan di sambut dengan tawa oleh Daniel, akhir-akhir ini Hanum lebih banyak melihat Daniel tersenyum membuat suasana semakin damai.
****
"Mana bisa aku pulang Van,kamu tau sendiri kan sekarang aku sedang menemani Dian dan dia sedang berjuang untuk sembuh Van, tolong mengerti aku"
"Tapi ada yang ingin aku katakan om"ujar Vani sambil menutup mulut nya menahan tangisnya.
"Van,kamu tau kan Dian sedang sakit dan dia prioritas ku saat ini,kamu masih ingat perjanjian kita kan?"
"Om ak-u juga butuh om sa-at ini"
"Maaf Van aku tidak bisa Van" ucap Om Roni mematikan ponsel nya membuat Vani menangis histeris dan membanting ponsel nya kesal.
"Aaaaakkkkk..... kenapa kamu hadir di saat yang tidak tepat" pekik Vani kesal pada dirinya sendiri yang bisa-bisa nya ceroboh.
Apa yang harus dia lakukan saat ini?
Vani yakin om Roni juga tidak akan mau bertanggung jawab dia sangat mencintai istri nya.
****
Setelah absen sore Hanum sengaja langsung ke kost karena dia juga sudah izin pada Daniel tadi,hati nya terasa mengganjal dia takut terjadi apa-apa pada Vani karena Hanum mencoba menghubungi Vani sore ini malah tidak aktif.
Hanum masuk ke dalam kamar kost sahabat nya ini dan melihat pakaian yang berserakan kamar yang berantakan sampah di mana-mana membuat nya bingung,Vani tidak pernah seperti ini sebelum nya kenapa sekarang malah seperti ini,apa yang terjadi dengan sahabat nya ini.
"Huek....huek..." terdengar suara orang muntah di kamar mandi membuat Hanum segera mendekat dan mengetuk pintu nya.
"Tok...tok,,,Vani" panggil Hanum
"Van.....kamu di dalam" ujar nya
"Van...Vani kamu di dalam Van" panggil Hanum lagi sedikit keras tapi tak ada jawaban.
Karena tak ada jawaban membuat Hanum cemas lalu membuka pintu kamar mandi yang memang tidak di kunci.
Hanum melihat Vani yang tergeletak di kamar mandi dengan wajah pucat membuat nya kaget.
"Van...kamu kenapa Van" panggil Hanum sambil memeluk tubuh sahabat nya ini,Hanum kalut dia segera menghubungi om Daniel karena hanya lelaki itu yang ada dalam pikiran nya saat ini dan ini pertama kalinya Hanum menghubungi sang suami duluan.
Daniel yang melihat panggilan dari Hanum pun segera mengangkat nya.