Soya Pinkblack Wijaya, pewaris tunggal Wijaya Company yang berusia 18 tahun, adalah gadis ceria, cantik, dan tomboy. Setelah ibunya meninggal, Soya mengalami kesedihan mendalam dan memilih tinggal bersama dua pengasuhnya, menjauh dari rumah mewah ayahnya. Setelah satu tahun kesedihan, dengan dorongan sahabat-sahabatnya, Soya bangkit dan memulai bisnis sendiri menggunakan warisan ibunya, dengan tujuan membuktikan kemampuannya kepada ayahnya dan menghindari perjodohan. Namun, tanpa sepengetahuannya, ayah dan kerabat ibunya merencanakan perjodohan. Soya menolak, tetapi pria yang dijodohkan dengannya ternyata gigih dan tidak mudah menyerah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nancy Br Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Di perusahaan milik ayah Soya tengah terjadi ketegangan yang cukup membuat siapapun bergidik. Anak buah yang ia kirimkan untuk menjadi bala bantuan untuk sang calon menantu nyatanya tak bia membantu apapun. Dan satu hal lagi yang ia ketahui, ternyata sang anak semata wayang memiliki keahlian dalam bela diri. Ia memijat keningnya dan mulai kembali memikirkan hal apa yang selama ini telah ia lewatkan sebagai seorang ayah.
"Oto!" panggil sang Tuan besar pada asisten pribadinya.
"iya, Tuan?" jawabnya singkat.
"Cari tahu semua yang Soya lakukan setelah ibunya meninggal, dan jangan ada sedikitpun yang terlewatkan! aku sudah membebaskan anak itu sehingga menjadi anak yang pembangkang," tuturnya.
"Baik, saya akan cari tahu dan akan segera melaporkannya kepada Anda," Jawab Onthophagus sang asisten.
"Dan satu lagi, atur pertemuanku dengan Kaivan Minari!" tegas Tuan Hadi.
Oto mengangguk dan mohon untuk undur diri agar ia bisa segera menyelesaikan tugas yang dikembangkan padanya.
...***...
Pukul 12 siang, di perusahaan milik Alex. Pria tampan dan rupawan itu tengah serius melihat layar macbook sang asisten. Satu jam lalu sang asisten membawa kabar untuk Alex mengenai seorang Soya Pinkblack Wijaya.
Di sana terlihat beberapa kegiatan Soya setiap hari dan apa yang Soya lakukan selama kurun tiga tahun terakhir ini. Dan ternyata banyak sekali hal yang memang lepas dari pengamatannya.
"Dia, sabuk hitam taekwondo?" tanya Alex sambil menelan salivanya sendiri, terbayang bagaimana tadi pagi Soya melayangkan tendangannya hingga membuat seorang bodyguard berpengalaman hampir terjatuh atas tindakannya. Tadinya Alex mengira itu hanya tindakan secara spontan saja, namun sepertinya prediksinya keliru.
"Semua data ini valid pak. Saya bisa yakini sebanyak 80 persen karena nyatanya memang banyak hal yang Nona Soya lakukan di luar nama besar keluarganya. Jadi selama ini banyak kegiatan atau bisnis yang tak memakai nama besar keluarga Sanjaya," ujar asisten.
"Bisnis?" Beo Alex.
"Ya." Sang asisten yang bernama Sadewa itu mengangguk dengan yakin.
"Anak remaja itu memiliki bisnis?" ucap Alex sekali lagi, nampak raut wajah tak percaya atas apa yang asistennya itu ucapkan.
"Jadi?" lanjut Alex kembali.
Seperti mengerti pertanyaan yang Alex ucapkan sang asisten kembali bersuara.
"Nona Soya sudah satu bulan ini menghidupi dirinya sendiri menggunakan bisnisnya itu, Pak Alex. Dan sepertinya ia tak mendapat kendala apapun setelah. Soya memiliki fasilitas yang Nona Soya miliki sebelumnya." ujar Dewa.
Alex terduduk lemas di singgasananya. Ia yang mengira Soya hanyalah anak remaja manja yang menggunakan kekuasaan ayahnya untuk kepentingan pribadinya ternyata semua pikiran itu meleset. Selama satu tahun ini yang Alex tahu hanyalah, Soya si anak remaja bandel tukang menghamburkan uang orang tuanya. Dan memilih tinggal sendiri karena ingin bebas. Tetapi sangat disayangkan semua itu hanya ilusinya semata.
"Jadi selama satu tahun ini, aku hanya melihat sisi luarnya saja, begitu? jadi tebakanku tentang dia yang sedang berkamuflase itu benar adanya, bukan?"
"Kurang lebih begitu, Pak. Saya juga cukup terkejut setelah mencari tahu lebih dalam mengenai Nona Soya, dan saya cukup tertarik dengan semua sikap dan perilakunya," tutur Dewa dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Hei, dia calon istriku!" sarkas Alex.
"Maaf, Pak!" Dewa menundukkan kepalanya.
Sadewa dan Alex masih terdiam dan terpaku pada berkas yang ada di hadapan mereka. Entah kini harus bagaimana ia bisa membuat gadis seperti Soya bisa menikah dengannya.
"Lalu, apa yang akan Bapak lakukan sekarang?" tanya Dewa memecah keheningan.
Duh makin penasaran nih kelanjutannya.