NovelToon NovelToon
Not The Main Actress

Not The Main Actress

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Riana, seorang pecinta drama, terkejut saat terbangun di tubuh Zahra, karakter utama dalam drama favoritnya yang terbunuh oleh suami dan selingkuhannya. Dengan pengetahuan tentang alur cerita, Riana bertekad mengubah nasib tragis Zahra.

Namun, Hal yang dia tidak ketahui bahwa setelah dia terlempar ke Tubuh Zahra alur cerita yang dramatis berubah menjadi menegangkan. Ini lebih dari perselingkuhan, Ini adalah petualangan besar untuk menyelamatkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Cahaya berpendar terang saat Riana, Reyhan, dan Kayla melangkah keluar dari portal dimensional. Mereka mengerjapkan mata, berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di sekitar mereka.

"Wow," bisik Kayla takjub.

Mereka berdiri di tengah sebuah kota yang tampak seperti campuran antara teknologi futuristik dan arsitektur abad pertengahan. Menara-menara kristal menjulang tinggi di antara kastil-kastil batu, sementara kendaraan terbang meluncur di atas kanal-kanal air yang berpendar.

"Selamat datang di Nexus Prime," suara Pengawas bergema dalam pikiran mereka. "Dimensi ini adalah pusat perdagangan antar-realitas. Di sinilah kalian akan memulai misi pertama kalian."

Reyhan mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Misi apa tepatnya?"

"Kalian harus menemukan dan mengamankan sebuah artefak," jawab Pengawas. "Artefak ini disebut Prisma Realitas. Dalam tangan yang salah, benda ini bisa digunakan untuk memanipulasi fabric realitas itu sendiri."

Riana mengangguk serius. "Bagaimana kami bisa menemukannya?"

"Ikuti energinya," instruksi Pengawas. "Kalian telah dilatih untuk merasakan fluktuasi realitas. Gunakan kemampuan itu."

Dengan itu, kehadiran Pengawas menghilang, meninggalkan trio itu sendirian di tengah kota asing.

"Oke," Riana mengambil alih, "mari kita mulai dari pasar. Tempat ramai biasanya menjadi pusat informasi."

Mereka berjalan menyusuri jalan-jalan yang dipenuhi berbagai makhluk dari berbagai dimensi. Ada yang memiliki tiga mata, ada yang kulitnya berubah warna, bahkan ada yang tubuhnya terbuat dari energi murni.

Di pasar, mereka mulai bertanya-tanya tentang Prisma Realitas, berhati-hati untuk tidak menarik terlalu banyak perhatian.

"Psst," sebuah suara memanggil mereka dari balik tenda. "Kalian mencari Prisma?"

Mereka menoleh dan melihat sosok berjubah yang wajahnya tersembunyi dalam bayangan.

"Mungkin," jawab Reyhan hati-hati. "Apa kau tahu sesuatu?"

Sosok itu terkekeh. "Oh, aku tahu banyak hal. Tapi informasi tidak gratis di Nexus Prime."

Kayla mengeluarkan beberapa koin emas yang diberikan Pengawas sebagai "mata uang universal". "Apa ini cukup?"

Sosok itu mengangguk. "Prisma ada di Menara Cermin, di pusat kota. Tapi berhati-hatilah. Banyak yang mengincarnya."

Setelah berterima kasih, mereka bergegas menuju pusat kota. Menara Cermin menjulang tinggi, permukaannya memantulkan segala sesuatu di sekitarnya dengan sempurna.

"Aku merasakannya," ujar Riana saat mereka mendekati menara. "Ada... getaran aneh di udara."

Tiba-tiba, sebuah ledakan terdengar dari puncak menara. Serpihan kaca berjatuhan ke segala arah.

"Sepertinya kita terlambat!" teriak Reyhan.

Mereka melihat sosok berjubah hitam melompat dari puncak menara, sebuah prisma berkilau di tangannya.

"Itu dia! Prisma Realitas!" seru Kayla.

Tanpa pikir panjang, mereka mengejar sosok itu. Berkat pelatihan mereka, mereka bisa melompati atap-atap bangunan dengan mudah.

"Berhenti!" teriak Riana.

Sosok berjubah itu berhenti di ujung sebuah atap, berbalik menghadap mereka. Perlahan, dia menurunkan tudungnya.

Mata Riana, Reyhan, dan Kayla melebar kaget.

"Adrian," bisik Riana tak percaya.

Adrian tersenyum lebar. "Ah, para pahlawan kita. Sudah kuduga Pengawas akan merekrut kalian."

"Serahkan Prisma itu, Adrian," ujar Reyhan tegas.

Adrian mengangkat Prisma itu tinggi-tinggi. "Kalian tidak mengerti kekuatan benda ini. Dengan ini, aku bisa memperbaiki semua yang salah di semua dimensi!"

"Kau tidak berhak memutuskan apa yang benar dan salah untuk seluruh multiverse!" balas Kayla.

Adrian tertawa. "Oh, tapi aku bisa. Dan aku akan melakukannya."

Dengan itu, dia mengaktifkan Prisma. Cahaya terang memancar, dan realitas di sekitar mereka mulai bergetar.

"Tidak!" teriak Riana.

Instingnya mengambil alih. Dia memusatkan pikirannya, berusaha melawan perubahan realitas yang Adrian ciptakan. Reyhan dan Kayla segera mengikuti, menggabungkan kekuatan mereka.

Udara di sekitar mereka dipenuhi energi yang beradu. Di satu sisi, Adrian dengan Prisma Realitas. Di sisi lain, tiga Penjaga Realitas baru yang bertekad menghentikannya.

Perlahan tapi pasti, kekuatan gabungan Riana, Reyhan, dan Kayla mulai mengalahkan pengaruh Prisma. Adrian terlihat terkejut.

"Bagaimana mungkin?" teriaknya frustrasi.

Dengan satu dorongan mental terakhir, trio itu berhasil mematahkan kendali Adrian atas Prisma. Benda itu terlepas dari tangannya, melayang di udara.

Riana bergerak cepat, meraih Prisma sebelum Adrian bisa mengambilnya kembali.

"Berakhir sudah, Adrian," ujar Riana.

Tapi Adrian hanya tersenyum. "Oh, ini baru permulaan, Penjaga Realitas." Dengan itu, dia melompat mundur, jatuh dari atap.

Mereka berlari ke ujung atap, tapi Adrian telah menghilang.

"Bagaimana bisa?" tanya Kayla bingung.

"Dia pasti memiliki alat teleportasi," jawab Reyhan.

Riana menatap Prisma di tangannya. "Setidaknya kita berhasil mendapatkan ini."

Tiba-tiba, suara Pengawas kembali terdengar dalam pikiran mereka. "Kerja bagus, Penjaga Realitas. Kalian telah menyelesaikan misi pertama kalian dengan sukses."

"Tapi Adrian lolos," ujar Riana kecewa.

"Jangan khawatir," balas Pengawas. "Ini baru awal. Adrian akan muncul lagi, dan kalian akan siap menghadapinya."

Dengan itu, portal dimensional kembali terbuka di hadapan mereka.

"Kembali ke markas," instruksi Pengawas. "Kita harus mempersiapkan kalian untuk tantangan selanjutnya."

Riana, Reyhan, dan Kayla saling berpandangan. Meski lelah, ada kilat kegembiraan di mata mereka. Mereka telah berhasil menyelesaikan misi pertama mereka sebagai Penjaga Realitas.

"Yah," ujar Reyhan sambil tersenyum, "kurasa kita resmi menjadi pahlawan multi-dimensi sekarang."

Kayla tertawa. "Siapa yang menyangka kita akan berakhir seperti ini?"

Riana menggenggam Prisma Realitas erat-erat. "Ini baru permulaan, teman-teman. Aku punya firasat petualangan kita baru saja dimulai."

Dengan itu, mereka melangkah masuk ke dalam portal, siap menghadapi apapun yang menanti mereka di dimensi berikutnya.

Sementara itu, di suatu tempat yang jauh, Adrian memandangi sebuah layar yang menampilkan Riana, Reyhan, dan Kayla. Senyum misterius menghiasi wajahnya.

"Bagus, para penjaga muda," gumamnya. "Tumbuh dan berkembanglah. Karena saat rencana besarku terwujud, aku ingin kalian berada di puncak kekuatan kalian."

Dia berbalik, menatap deretan prisma lain yang berjejer di belakangnya. "Masih banyak yang harus dilakukan."

Dengan itu, Adrian menghilang dalam kilatan cahaya, meninggalkan misteri baru yang harus dipecahkan oleh para Penjaga Realitas.

1
martina melati
atoma vanila y bukan aroma bunga melati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!