Tania wanita berusia 25 tahun, harus rela tinggal di rumah mertua yang hampir berkepala 5, dan berstatus duda. Karena pekerjaan sang suami yang sudah mulai tidak stabil. Sifat Andra kini juga telah berubah, sering marah dan suka berbohong, akhirnya membuat Tania harus bersabar dan ikhlas, karena kesepian akhirnya Tania pun mulai mencurahkan semua perhatiannya terhadap ayah mertuanya. tapi lama kelamaan kedekatan mereka pun semakin intim saja dan benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanifah Anggraeni Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Kamu seharusnya mengetuk pintu dulu jika mau masuk kesini, bukannya nyelonong begitu saja...!!" ucap Haris yang barus aja tersadar kalau ternyata di dalam ruangan itu bukan hanya dirinya sendiri saja melainkan ada sekertaris nya juga yang kini tengah memandangi nya dengan tatapan penuh tanya.
"Maaf pak, tapi saya sudah mengetuk pintu berulang kali tapi bapak sama sekali tidak mendengar nya.." ucap Rina membela diri.
Dia tidak mau bos nya ini menganggap nya tidak sopan jadi dia harus membela diri agar Haris tidak salah paham terhadap dirinya.
"Lain kali kalau aku belum memberi ijin kamu dilarang masuk...!! Dan untuk sisa pembayaranmu akan segera aku transfer, ingat kamu harus memastikan tidak ada yang akan tahu apa yang sudah kita lakukan sekarang ini, apa kamu paham....!!" bentak Haris
"Baik pak saya mengerti.." ucap Rina yang takut ketika mengingat ancaman yang sudah Haris berikan kepadanya waktu itu.
"Bagus kalau kamu mengerti...!" Haris pun tersenyum sinis.
Dia tahu wanita seperti apa Rina itu, dia sangat mudah di bujuk dengan uang tapi Rina telah salah jika berkhianat dengan Haris, laki-laki itu pasti akan melakukan apapun agar rahasianya tidak pernah bocor bahkan dia tidak akan pernah memaafkan sekertaris nya itu jika semua yang dia takuti itu sampai terjadi.
"Ini ada beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani dan salah satunya adalah kerja sama dengan PT Cakrawala abadi.." ucap Rina sambil menyerahkan beberapa berkas yang sejak tadi di genggamnya.
Haris memeriksa sebentar berkas-berkas itu setelah nya segera di tandatangani, Rina langsung keluar dari sana setelah kembali menerima berkas yang sudah selesai di tandatangani, tepat di depan pintu dia bertemu dengan Andra yang hendak masuk ke dalam ruangan Haris.
"Mas, nanti malam kamu datang kan...? Aku sudah membeli baju baru, aku yakin kamu akan suka..." bisik Rina dengan sensual.
"Tentu aku akan datang.." ucap Andra bersemangat.
Pikiran Andra langsung menerawang ketika setiap malam Rina selalu mengenakan pakaian kurang bahan untuknya, mereka melakukannya atas dasar suka sama suka dan Andra senang karena Rina selalu memakai pakaian seksi yang selalu membangkitkan gairah nya itu.
Rina sama sekali tidak pernah menuntut apa-apa terhadap Andra, bahkan setelah mereka sama-sama puas di ranjang Rina tidak pernah meminta apapun kepada dirinya dan itu yang membuat Andra masih bertahan dengan janda seksi itu
"Aku tunggu..." ucap Rina sambil mengedipkan sebelah matanya
"Dandan yang cantik ok.." bisik Andra sambil meremas bokong Rina sebelum akhirnya dia masuk ke ruangan Haris.
"Bisa tidak kalau masuk tuh ketuk pintu dulu..." bentak Haris saat Andra baru saja selangkah masuk kedalam ruangannya.
"Papah ini kenapa sih, aku ini kan putranya papah masa harus seformal itu sih.." protes Andra.
Dia tidak mau jika harus di samakan dengan karyawan yang lainnya, dia adalah anak dari pemilik perusahaan ini yang otomatis nanti dia juga akan menjadi pewarisnya. Cepat atau lambat perusahaan ini akan menjadi miliknya.
"Ingat Andra kamu disini hanya seorang bawahan, jadi bersikap lah seperti bawahan dan jika berada di rumah kamu bisa bersikap seperti seorang anak.. Di kantor dan di rumah itu berbeda jadi jangan harap papah akan menyamakannya..." ucap Haris tegas.
Sejujurnya dia masih kesal terhadap Andra yang sampai saat ini masih saja mendekati Tania padahal sudah jelas hubungan mereka sudah berakhir.
"Baiklah pah.." ucap Andra pada akhirnya, lebih baik saat ini dia mengalah saja dari pada nantinya dia di coret dari kartu keluarga dan malah berakibat buruk terhadap dirinya sendiri saat ini dia hanya bisa mengandalkan pemberian dari Haris saja.
"Ada apa kamu kesini...? Bagaimana dengan sidang nya apa berjalan lancar...?" tanya Haris berpura-pura tidak tahu apa-apa padahal dia orang yang sudah membantu Tania mengurus semuanya.
"Lancar pah, jadi sekarang status kita sudah sama ya pah..?" ucap Andra dengan senyum kecutnya.
"Jangan pernah samakan papah dengan kamu, kita berbeda...!" protes Haris tidak terima jika harus di samakan dengan Andra.
"Kita sama-sama duda lalu apa bedanya pah...??"
"Kamu harus ingat Andra, aku ini duda di tinggal mati sedangkan kamu duda ditinggal cerai, bahkan istri mu yang sudah menggugatnya terlebih dahulu.. Jadi jelaskan kalau sekarang kita berbeda.."
"Terserah papah saja lah, percuma aku juga tidak akan menang.."
"Sekarang katakan ada perlu apa kamu datang kesini...??" tanya Haris yang kini menatap Andra penuh selidik.
Dia juga sedikit kesal karena kedatangan Andra malah menghambat pekerjaannya yang hampir selesai dan sekarang jadi terbengkalai karena dia harus meladeni putranya ini terlebih dahulu.
"Aku kesini mau minta uang pah, saat ini aku sedang tidak punya pegangan sama sekali.. " ucap Andra dengan tampang memelas.
"Untuk apa kamu minta uang, bukannya semua kebutuhan kamu sudah papah penuhi...apa uang itu untuk bersenang-senang dengan wanita malam...?" ucap Haris sinis
Dia sangat hafal dengan sifat putranya itu, dia tidak akan cukup jika hanya menikmati satu wanita saja. Dia akan terus bermain dengan banyak wanita yang berbeda setiap malamnya bahkan kini setelah ada Rina pun dia masih melakukan hal yang sama.
"Apa perceraian kamu yang kemaren belum memberi mu pelajaran, sehingga kamu masih saja mencari kenikmatan dunia. Kamu mau jika nanti sudah tua dan sakit-sakitan tidak ada wanita tulus yang mau menemani mu sampai tua nanti.."
Andra terdiam ketika mendengar perkataan Haris yang tanpa basa-basi, selama ini dia tidak pernah berpikir sampai sejauh ini yang dia pikirkan hanya ingin bersenang-senang saja untuk masalah nanti biar saja di pikirkan nanti yang penting untuk sekarang dia bisa bersenang-senang.
"Ya papah jangan berbicara seperti itu dong, papah tahu kan kalau ucapan itu sama dengan doa.." protes Andra
"Papa bukan mau mendoakan yang jelek-jelek sama kamu, sekarang kamu sedang sehat, tampan, dan kamu juga putra tunggal dari Haris Pramana siapa wanita yang tidak akan mau menjadi pendamping hidup mu. Tapi semua itu tergantung kamu nya, jaman sekarang sangat sulit mencari wanita yang sangat tulus dan mau mendampingi mu baik susah maupun senang.." tambah Haris
Sedangkan Andra hanya menyimak saja, dia tidak berani untuk membantah perkataan papahnya. Memang benar apa yang di katakan Haris barusan, wanita manapun akan terpesona dan tergila-gila jika melihat dirinya. Wanita mana pun bisa dia dapatkan dengan mudah.
Kalau saja dia seorang pria miskin, mana ada wanita yang mau pasti akan sulit menemukan wanita yang tulus jika dia hanya seorang pria miskin.
"Berhenti bermain perempuan, cari yang benar-benar bisa menjadi pasangan mu hingga tua nanti, sampai maut memisahkan kalian.." tambah Haris
"Tidak ada wanita yang tulus selain Tania pah..." lirih Andra dan malah membuat Haris kesal.