Jamora ditinggalkan orang tuanya disebuah desa kecil ketika dia masih berusia tujuh tahun. sialnya dua tahun kemudian kakek Bincar yang mengasuhnya meninggal dunia karena usia tua, dan akhirnya dia harus hidup sendiri dalam penderitaan.
suatu hari dia ingin dihabisi oleh para pemuda putera bangsawan di desanya dan terpaksa masuk ke dalam hutan aek milas yang terkenal angker.
didalam hutan dia bertemu harimau yang ingin memangsanya dan akhirnya Jamora melompat ke jurang.
tapi untungnya dia selamat dan dia menemukan warisan dari seorang legenda dunia persilatan dimasa lalu yaitu pendekar tanpa tanding.
beberapa tahun kemudian dia meninggalkan goa dan bertualang di dunia persilatan. dalam petualangannya dia harus bertarung dengan banyak pendekar sakti untuk mewujudkan mimpinya menjadi legenda seperti gurunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelesaikan hutang
Jamora duduk di atas sebuah batu besar di jalan umum yang menuju ke ibukota kerajaan.
Dia tahu kalau jalan ini adalah jalan satu-satunya jika ingin pergi ke ibukota kerajaan.
Setengah jam kemudian dia melihat rombongan desa yang akan berangkat ke ibukota kerajaan. Di dalam rombongan terlihat dua kereta kuda yang dikawal oleh 10 orang jagoan desa.
Ketika jaraknya hanya tinggal 20 meter dari tempat Jamora duduk, Jamora melompat ke tengah jalan.
Melihat ada orang yang menghadang di tengah jalan, para pengawal langsung memerintahkan agar kereta kuda berhenti.
" Kalau boleh tahu siapakah tuan yang terhormat? dan mengapa Tuan menghadang perjalanan kami"
" Aku tidak ingin berurusan dengan kalian, aku hanya ingin berurusan dengan dua tuan muda kalian" sahut Jamora.
"Kalau boleh tahu ada kepentingan apa dengan kedua tuan muda kami?"tanya kepala pengawal yang masih berusaha bersikap sopan kepada jamora.
" Aku hanya ingin menagih hutang kepada mereka, sebaiknya kalian suruh saja mereka turun menemuiku karena aku tidak ingin melibatkan kalian" ucap Jamora.
" He...he... Kupikir siapa yang berani menghalangi jalan kami ternyata kau gelandangan busuk" yang berbicara adalah jarundud yang turun dari kereta kudanya.
" Eh ternyata kok belum mati gelandangan busuk" sambung Jajungkar yang juga telah turun dari kereta kudanya.
"Baguslah akhirnya kalian turun dari kereta kuda kalian, jadi aku tidak perlu repot menghancurkan kereta kalian" ucap Jamora acuh.
"Hei.. sudah hebat kau gelandangan busuk...!!, berani betul kau menantang kami..!!! , para paman mohon bantuannya untuk menghabisi gelandangan ini "
Jarundud langsung memerintahkan dua jagoan yang diutus ayahnya untuk menemaninya ke ibukota kerajaan"
Tiba-tiba salah seorang kusir kereta kuda berjalan ke arah Jarundut.
"Mohon ampunannya tuan, tolong jangan bunuh Jamora dia adalah kerabatnya temanku Bincar " si kusir bersujud dihadapan jarundud,
"Hei ..kakek Murad kau hanya seorang kusir, sebaiknya jangan kau campuri urusan ini atau aku akan memecatmu sekarang"
Yang berbicara adalah Jajungkar kakek Murad adalah kusir kereta kudanya.
"Kurang ajar kau kakek tua, kau berani meminta ampunan untuk gelandangan ini"
"Duukk..."
Tanpa ampun Jarundut langsung menendang kakek Murad yang bersujud di hadapannya, sehingga kakek Murad terpelanting beberapa meter dan dari mulutnya keluar darah.
"Manusia tak berperasaan, kau memang pantas mati"ucap jamora,
dia terlihat sangat marah, melihat kakek Murad yang ditendang oleh jarundud.
" Paman.... mohon bantuannya untuk menghabisi gelandangan ini tapi yang bertanggung jawab"ucap jarundud.
Kedua jagoan keluarga Jarundut langsung mencabut senjata mereka, karena tampaknya mereka ingin menghabisi Jamora secepatnya.
Tanpa basa-basi mereka berdua langsung melancarkan serangan ke arah Jamora.
"Hiiiaaattt..."
"Hiiiaaattt..."
Serangan keduanya sangat cepat yang dibarengi tenaga dalam yang cukup dahsyat karena tingkat tenaga dalam mereka berada di tingkat pertama tahap raja bumi.
Namun sayangnya lawan mereka saat ini adalah Jamora, seorang jenius beladiri yang memiliki tenaga dalam tingkat ketiga tahap raja bumi.
"Segala keroco berani berlagak di hadapanku, tampaknya kalian sudah biasa menghabisi orang lain jadi sebaiknya kalian mati saja"
" Bammm.... bammm..."
SeKali pukulan penghancur gunung dilayangkan, kearah dua pengawal keluarga Jarundut dan kepala mereka langsung pecah berserakan tanpa sempat melakukan perlawanan.
Rasa takut langsung muncul di hati setiap orang yang ada di lokasi kejadian, ketika menyaksikan kekejaman yang dilakukan oleh Jamora,yang langsung membunuh kedua pengawal keluarga Jarundut dalam satu serangan.
"Siapa lagi yang ingin menghalangiku untuk menagih hutang kepada mereka ayo majulah.."
Tidak ada satu orang pun yang berani maju bahkan ada beberapa diantara mereka yang melangkah mundur seakan tidak ingin terlibat.
Melihat tidak ada orang yang ingin maju Jamora berjalan ke arah jarundut dan jajungkar yang masih terpaku diam, seakan mereka belum percaya kalau kedua pengawal keluarga Jarundut yang memiliki tenaga dalam tingkat pertama tahap raja bumi tewas dengan hanya satu pukulan yang dilancarkan oleh Jamora.
" Cepatlah sampaikan pesan terakhir kalian sebelum aku menghabisi kalian berdua" ucap Jamora
"Ampuni kami, kami mengaku bersalah dan siap membayar berapapun, asalkan kami tidak dibunuh" ucap Jajungkar memohon pengampunan kepada Jamora, karena dia tahu mereka tidak akan bisa menang menghadapi Jamora.
"Tidak ada pengampunan, dulu aku sudah mengatakan kepada kalian, aku akan menagih hutang pada kalian, jika aku tidak mati di hutan aek milas, jadi bersiaplah, karena aku akan menghabisi kalian sekarang"
Tanpa menunggu jawaban dari jajungkar dan jarundut, Jamora langsung melancarkan serangan pukulan penghancur gunung ke arah mereka berdua
" Baaaammm.... baammm..."
Mereka tidak bisa menghindar ketika pukulan penghancur gunung yang dilancarkan oleh Jamora menghantam kepala mereka.
"Duaaaarr,.... duaaaarr..."
Terdengar dua ledakan keras ketika pukulan penghancur gunung yang dilancarkan oleh Jamora memecahkan kepala jarundut dan Jajungkar.
Jamora berjalan kearah kakek Murad, dan memasukkan pil penyembuh kedalam mulutnya.
" Istirahatlah, jangan takut, sebentar lagi luka kakek akan sembuh" ucap Jamora.
" Pulanglah kalian ke desa dan bawa empat mayat ini, katakan saja aku yang membunuh mereka, dan tolong sampaikan salamku pada keluarga Jarundut agar bersiap untuk menerima kiriman mayat si Jarundut.
"Tunggu sebentar, kuharap jangan ada yang menceritakan kalau kakek murad mengenalku, kalau kelak aku mendengar kakek Murad mengalami kecelakaan, maka aku akan menghabisi kalian semua, ingatlah!aku tidak pernah lupa untuk menagih hutang kepada siapapun yang berhutang padaku"
Semuanya merasa ketakutan dan langsung menganggukkan kepala mereka, bahkan ada diantara mereka yang langsung bersujud memohon pengampunan.
"Jangan takut, aku bukanlah iblis mencabut nyawa, aku hanya menghabisi orang yang pantas dihabisi"
Kemudian Jamora mengajak kakek Murad menjauh
" Terima kasih atas pembelaan kakek tadi dan ini ada sedikit uang untuk kakek, tapi aku mohon bantuan kakek untuk merawat makam kakek Bincar" Jamora membungkuk memberikan perhormatan pada Kakek Murad
"Maaf, tadi aku tidak bisa membantumu, ambil uangnya, aku tidak butuh uang aku sudah terlalu tua, tentang makam kakek bincar aku berjanji akan mengurusnya, dan sebaiknya kau cepat pergi sebelum keluarga si Jarundut dan si jungkar datang kesini"
Jamora sangat terharu melihat ketulusan yang diperlihatkan kakek Murad kepadanya.
"Ambillah, aku masih banyak uang, dengan uang ini kakek tidak perlu bekerja jadi kusir lagi, ambillah anggap saja pemberian dari cucumu " ucap Jamora sambil memasukkan kantong yang berisi emas.
"Baiklah aku menerima pemberianmu, sebahagian akan ku pergunakan untuk membangun rumah peninggalan kakekmu jadi kalau nanti kau kembali ke sini, rumah kakekmu sudah bisa kau tempati"
Jamora hanya mengangguk, karena dia tahu uang yang diberikannya cukup banyak, jadi tidak masalah jika sebagian dipergunakan untuk membangun kembali rumah kakek bincar.
Beberapa saat kemudian Jamora pamit pada kakek Murad, karena dia ingin melanjutkan perjalanannya dan kakek Murad tidak menahannya, karena menurutnya Jamora sebaiknya cepat pergi, sebelum keluarga Jajungkar dan Jarundut datang.
Jamora melompat terbang menjauh meninggalkan kakek Murad menggunakan jurus naga terbangnya dan arah tujuannya tentunya ke ibukota kerajaan Sayur Matinggi.
Sementara kakek Murad kembali menemui rekan-rekannya, beberapa saat kemudian mereka kembali ke desa Lakkimat sambil membawa mayat Jajungkar dan Jarundut dan dua pengawal keluarga jarundut yang tewas di tangan Jamora.
Kepada keluarga jajungkar dan jarundut mereka mengatakan bahwa yang membunuh jajungkar dan jarundut adalah Jamora dan tentunya mereka tidak berani mengatakan kalau kakek Murad kenal dengan Jamora.
Di tempat lain Jamora telah jauh meninggalkan desa Lakkimat dan kini dia telah sampai di kota Siboris.
Kota siboris adalah kota terbesar kedua di kerajaan Sayur Matinggi. Para bandit dan penjahat tidak berani bertindak sembrono di kota siboris, karena kota Siboris di bawah perlindungan perguruan silat macan terbang.
Jamora ingin membeli beberapa jenis ramuan obat-obatan karena dia ingin membuat pil tingkat dua.
Menurut informasi yang dengar, di kota Siboris, toko besar yang menjual semua ramuan obat yang dia butuhkan dan nama tokonya adalah Menara Langit.
Ketika Jamora telah berada di depan toko menara langit, mau tidak mau Jamora harus mengakui bahwa toko menara langit memang sangat megah.
Jamora berjalan menemui seorang pelayan di toko Menara Langit namun sepertinya pelayan tersebut mengabaikannya.