Benua Naga Hitam

Ingatan 11 Tahun Lalu.

Zero yang berusia 5 tahun terlihat sedang berdiri di sebuah ruangan yang bernuansa gelap dengan petir merah terus memancarkan kilatannya di luar jendela. Terlihat seseorang duduk di singgasana yang berada di atas tangga tepat di hadapan Zero. Orang itu tersenyum lebar menatap Zero yang kebingungan dan celingak-celinguk ke kanan dan kiri.

"Apa yang kamu cari?" Tanya dewa kematian salah satu dari 8 dewa penjaga.

Zero menoleh melihat keatas singgasana, melihat dewa kematian yang tersenyum lebar kepadanya. Zero berkeringat dingin dan hendak pergi menjauh dari dewa kematian, namun dia seakan-akan di lem oleh lem super kuat agar tidak pergi dari ruangan tersebut, bahkan bergerak beberapa langkah pun tidak diizinkan.

"Siapa kau? Apa yang kamu inginkan dariku, maksudku kenapa aku ada disini?" Tanya Zero ketakutan.

"Siapa aku? Haha." Dewa kematian tertawa keras.

"Aku adalah guru... tidak, kau tidak mengenaliku lagi akibat bocah sialan pengendali waktu yang memutar waktu seenak jidatnya itu." Dewa kematian hendak menjelaskan, namun dia sadar Zero telah melupakannya dan sangat emosional ketika mengingatnya.

"Kau guru? Guruku?" Tanya Zero yang sedikit menangkap kalimat sepotong sang dewa kematian.

"Benar, tapi aku akan menjelaskan lebih awal agar kamu mengingatnya kembali." Balas dewa kematian tersenyum.

"Pertama-tama aku adalah manusia biasa sama sepertimu, namun orang-orang memanggilku dewa kematian karena banyak nyawa yang mati di pedangku. Aku adalah manusia malang yang mendapatkan keabadian setelah memakan buah surgawi yang diberikan oleh guruku. Sekarang aku hanyalah serpihan jiwa, semua kekuatan dan berkah keabadian buah surgawi telah aku berikan kepadamu sebelumnya (5 tahun lalu). Seharusnya kamu menjalani ujian terakhir dariku dan menjadi pewaris aku seutuhnya 5 tahun lalu, namun karena keegoisan Juke yang memutar waktu membuat kamu melupakan semuanya dan tubuhmu yang seharusnya berusia 17 tahun kembali menjadi bayi 5 tahun lalu." Ucap dewa kematian dengan marah.

"Juke Ran, orang itu... dia terbunuh akibat fluktuasi energi yang tercipta oleh benturan dua serangan tingkat dewa. Sebelum dia mati, dia menggunakan seluruh energi tenaga dalamnya untuk memutar waktu kembali menjadi bayi. Akibatnya seluruh desa Naga langit beserta isinya kembali mundur 17 tahun lalu dan membuat semua usahaku untuk mewariskan kekuatanku kepadamu hilang begitu saja. Sekarang aku harus menguji kamu kembali dari awal hingga kau menjadi pewaris ku seutuhnya." Ucap Dewa kematian sangat emosi.

"Benar-benar merepotkan!" Keluh dewa kematian sangat kesal.

Zero bingung dan tidak mengerti.

"Saat kau dewasa dan otakmu kembali matang, kamu akan mengerti muridku." Ucap dewa kematian dengan kecut.

Alhasil Zero berlatih menjadi pewaris dewa kematian hingga berusia 17 tahun atau tepatnya sehari sebelum Augreen kembali ke desa.

Note:

Kalau kalian belum paham itu seperti dua rumah yang berdampingan dan sama-sama membeli kulkas. Setelah berjalan 5 hari, tiba-tiba rumah 1 mengalami kejadian waktu yang mundur kembali ke lima hari sebelumnya dimana mereka membeli kulkas. Pemilik rumah 2 terkejut pemilik rumah 1 membeli kulkas, padahal 5 hari yang lalu mereka sama-sama membeli kulkas dan sebaliknya pemilik rumah 1 heran sejak kapan pemilik rumah 2 memiliki kulkas.

Sama seperti desa Naga langit yang berputar kembali ke 17 tahun lalu, sementara desa lainnya tidak. Perumpamaannya itu seperti seorang suami (berusia 27 tahun) pulang dari perantauan terkejut melihat istrinya yang seharusnya berusia 27 tahun, malah kembali berusia 10 tahun dan suasana desa yang seharusnya banyak berubah kembali ke masa 17 tahun lalu.

Ngerti dong? Masa nggak ngerti.

Lanjut ke cerita.

Zero bertarung melawan dewa kematian di alam bawah sadarnya. Dalam pertarungan terlihat Zero kelelahan dengan banyak luka tebas yang menghiasi tubuhnya, sementara dewa kematian terlihat baik-baik saja.

"Ada apa pewaris, apakah kamu tidak bisa mengalahkan serpihan jiwa yang sangat lemah ini?" Tanya dewa kematian.

Zero muntah darah akibat hantaman gagang pedang dewa kematian tepat di dada kirinya. Zero berusaha mengambil pedangnya yang terlempar jauh, namun dewa kematian menendang kepalanya hingga terhempas melayang dan jatuh dengan sangat keras.

"Kau sama seperti 17 tahun lalu, sangat lemah dan tidak mampu menerobos ranah kaisar tingkat akhir. Aku kira kamu akan mencapai prestasi yang lebih baik saat mengalami putar waktu mundur jauh ke belakang, ternyata sama saja." Ucap dewa kematian melangkah pelan mendekati Zero yang susah payah mempertahankan nafasnya.

"Lihatlah bocah pengendali waktu itu." Ucap dewa kematian memperlihatkan Juke yang sudah bantai-bantai iblis di medan perang bersama Hanzo.

"17 tahun lalu dia hanya mencapai ranah awan tingkat awal, itulah kenapa dia terbunuh oleh hempasan energi panas akibat pertarungan kakakmu dan bocah bernama Troy. Sekarang dia mencapai ranah langit tingkat akhir dan menjadi dewa kematian di mata para iblis, bahkan dia sudah membunuh 10 praktisi dewa yang menyerangnya." Ucap dewa kematian, lalu menggeser visual Juke yang membunuh seorang bocah yang sebenarnya praktisi dewa berusia ratusan tahun yang diubah menjadi bocah.

"Kakakmu Augreen masih kuat seperti dulu meskipun inti energinya dihancurkan oleh Juke saat bermain bersama. Lalu Troy juga sama kuatnya seperti dulu 17 tahun lalu sebelum tragedi waktu yang diputar ulang oleh Juke." Ucap dewa kematian memperlihatkan Augreen yang berpamitan dengan gurunya, lalu visual Troy yang terus berlatih di bawah bimbingan tetua pertama.

"Sementara kau... kau masih sama seperti dulu, sangat lemah, lambat berkembang, dan sangat bodoh! Aku sepertinya salah memilih pewaris." Dewa kematian menggeleng kepala menyesal dan sangat kecewa.

Slash!

Zero menebas dewa kematian dengan belati, dewa kematian dengan santai menghindar. Zero melancarkan tebasan energi kepada dewa kematian yang mundur beberapa langkah, dewa. kematian dengan sangat menghancurkan tebasan tersebut dengan jentikan jari.

Swash!

Clap!

"Aku... apakah aku tidak mengecewakanmu, guru?" Tanya Zero yang berhasil menusuk jantung dewa kematian yang lengah.

Dewa kematian tersenyum mengerikan dengan darah mengalir keluar dari mulutnya.

"Haha, kau benar-benar tidak mengecewakan, tapi ini belum cukup!" Ucap dewa kematian meledakkan energi tenaga dalamnya, lalu menyerang Zero membabi buta.

Trang!

Trang!

Trang!

Zero dan dewa kematian bertarung dengan sengit di alam bawah sadar (Zero). Pertarungan mereka benar-benar sangat cepat, kuat, mematikan, dan begitu menghancurkan.

"Teknik dewa kematian: tujuh belati bayangan pembunuh!" Pekik Zero menyerang dewa kematian yang tidak sempat menggunakan tekniknya karena kalah cepat dan reflek.

Alhasil dewa kematian tertusuk 7 belati bayangan dan belati itu memanjang hingga menembus lantai dan mengunci pergerakan dewa kematian.

"Apakah aku tidak mengecewakan mu guru? Apakah aku pantas menjadi pewaris mu, dewa kematian?" Tanya Zero dingin, lalu terjatuh berlutut dengan menahan sakit luar biasa di sekujur tubuhnya yang tertebas.

"Bagus pewaris, bagus... sekarang aku sudah bisa mati dengan tenang." Ucap dewa kematian tersenyum bahagia.

"Zero muridku, bunuh Juke, jangan sampai dia memutar waktu kembali, karena jika itu terjadi aku tidak akan pernah muncul di kehidupanmu lagi, karena orang yang mati tidak akan pernah hidup lagi." Ucap dewa kematian tersenyum dan menghilang dari alam bawah sadar Zero.

Zero terkejut dan mengingat beberapa makam yang tidak diketahui kapan makam itu ada. Bahkan ayahnya terkejut dengan kematian adiknya (paman Augreen dan Zero). Ayahnya bahkan terkejut beberapa prajurit (keluarga Ran) yang seharusnya hidup dinyatakan mati di dalam perang.

Faktanya sebagai jenderal Hanzo dicap aneh oleh pasukan dibawah pimpinannya, karena mencari beberapa prajurit yang sudah mati (prajurit yang dimaksud adalah prajurit yang terbunuh 7 hari sebelum kelahiran Augreen). Hanzo juga bingung dengan keberadaan istrinya (ibu Augreen dan Zero) yang tiba-tiba hilang (sebenarnya pergi mencari obat sejak Augreen berusia 7 tahun atau zero berusia 6 tahun).

Mengingat beberapa orang yang dianggap hidup dan dicari oleh Hanzo membuat Zero sadar bahwa mereka sebenarnya orang yang sudah mati sebelum Juke memutar waktu kembali ke 17 tahun lalu atau masa sekarang 34 tahun yang lalu.

"Kalau begitu aku harus membunuh pengendali waktu Juke, atau dia akan memutar waktu kembali saat nyawanya terancam." Tekad Zero membunuh Juke.

Masa sekarang.

Dengan tekad dan ingatan masa lalunya, Zero yang terjebak dalam lingkaran waktu Juke berhasil melawan balik dan menghancurkan lingkaran waktu yang berbentuk bola yang mengurungnya layaknya penjara.

"Jukeeee, aku akan membunuhmu!" Pekik Zero menghancurkan lingkaran waktu yang mengekangnya.

Augreen dan Juke yang terlibat dalam perang mental terkejut Zero berhasil lolos dari penjara waktu Juke.

Slash!

Zero melepaskan tebasan energi yang membelah tanah, namun tebasan itu terkurung dalam bola lingkaran waktu.

Slash!

Zero menebas leher Juke yang tidak bisa menggunakan lingkaran waktu (masih jeda 10 detik).

"Teknik dewa kematian: domain dewa kematian!" Pekik Zero menjebak Augreen, Juke, dan bayi (praktisi dewa) ke dalam domainnya.

Augreen memegang bayi Sribudi yang merangkak menjauh, lalu menggunakan sayap mutlak Naga langit untuk berlindung dari ratusan belati bayangan yang menghujam mereka.

"Kakak, keluarlah!" Pekik Zero mengeluarkan Augreen dan Sribudi dari domainnya.

Bersambung.

Note:

Sribudi adalah nama kakek tua praktisi dewa yang diubah menjadi bayi oleh Juke sebelumnya.